Waktu telah menunjukkan pukul lima sore, sudah waktunya seluruh karyawan dan karyawati untuk bergegas pulang, cepat -cepat Jungwon mengganti seragam cleaning service yang ia kenakan menjadi pakaian biasa yang tadi pagi ia bawa. Kaki kecilnya lalu melangkah keluar ruangan untuk bergegas pulang dari kantor. Sembari membawa tas selempangnya, Jungwon berjalan bersama karyawan-karyawati lain yang juga berlalu lalang akan pulang.
Tiba-tiba langkahnya terhenti kala seseorang menyentuh pundaknya dari belakang. Jungwon lantas menoleh dan ketika tahu yang menyentuh pundaknya adalah Sunghoon, Jungwon membulatkan matanya dan segera berlari menjauh, namun Sunghoon dengan cepat menarik tangan Jungwon agar pemuda mungil itu tidak menjauh.
"Kau Jungwon kan?" ucap Sunghoon dengan mata menelisik sembari tangan kanannya masih memegang tangan Jungwon begitu erat.
Jungwon yang tidak bisa kabur dari Sunghoon menundukkan pandangannya, tak berani menatap lelaki tinggi di depannya.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Jungwon membuat Sunghoon bertanya-tanya. "Kau malu?" ucap Sunghoon menyuarakan isi kepalanya, lantaran Jungwon bekerja sebagai cleaning service mungkin saja Jungwon malu terhadap Sunghoon yang pangkatnya jauh lebih baik darinya.
Jungwon lantas mendongak, mencoba berani menatap lelaki yang sedang bertanya padanya. Rahasianya pada akhirnya terbongkar, tak perlu ada yang di sembunyikan lagi.
"Mungkin." Jawabnya singkat.
Melihat raut sedih Jungwon, Sunghoon segera melepas cekalan tangannya pada tangan Jungwon. "Hey tidak papa, untuk apa malu, kau melakukan pekerjaan yang baik. Kenapa tidak bilang jika kau bekerja juga disini." Ucap Sunghoon dengan senyum ramahnya.
"Awalnya aku tidak tahu jika kau pindah untuk bekerja di kantor ini." Ucap Jungwon apa adanya. Suasana kantor telah sepi, mereka masih ada di lobby kantor. Waktu terus berjalan hingga Jungwon ingat dirinya harus segera pergi. "Tolong jangan bilang ke siapapun mengenai kita yang bertetangga ataupun berbicara mengenai diriku dan keluargaku. Aku mohon." Ucap Jungwon secara sepontan dengan tatapan gelisah.
Sunghoon mengernyit bingung, apa yang disembunyikan pemuda manis di depannya ini. "Kenapa? Apa itu membuatmu tidak nyaman?" tanyanya heran.
"Ah aku harus segera pergi." Tidak menjawab pertanyaan Sunghoon, Jungwon lebih memilih melangkahkan kakinya untuk pergi. Namun lagi-lagi Sunghoon mengejarnya, pemuda tetangganya ini cukup membuatnya penasaran dengan segala tingkah dan gelagatnya.
"Hey aku bawa mobil, kita bisa pulang bersama?" ajaknya sedikit berlari mengejar Jungwon yang sepertinya hendak menuju halte.
"Maaf, bukannya begitu. Aku masih ada urusan di luar. Anda bisa pulang duluan." Ucap Jungwon sedikit canggung.
Mendengar penjelasan Jungwon akhirnya Sunghoon menyerah untuk melepaskan pemuda manis itu begitu saja.
Lalu terlihat Jungwon yang lekas-lekas masuk kedalam bus yang datang lalu pergi meninggalkannya. Sunghoon lalu berbalik untuk menuju parkiran kantor guna mengambil mobilnya untuk pulang. Dalam benaknya "Apa yang dilakukan pemuda itu?."
***
Sunghoon melajukan mobilnya membelah jalanan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, sudah ada Sunoo yang terduduk di sofa datang menyambut kepulangannya.
"Hyung...." Panggil Sunoo girang datang-datang langsung berhampur memeluk Sunghoon.
Sunghoon membalas pelukan Sunoo, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher pujaan hatinya. Tercium aroma strawberry yang begitu pekat. Sepertinya Sunoo baru saja mandi.
"Apa sayang?" tanya Sunghoon melepaskan pelukannya sembari mengusap kepala Sunoo yang tersenyum masam padanya. "Aku bosan seharian ini." Curhatnya tiba-tiba. Sunoo tidak bekerja, karena Sunghoon tidak memaksanya untuk bekerja, toh ia bisa mencukupi segala kebutuhan istrinya ini, hal yang dilakukan Sunoo sehari hari hanya membersihkan rumah, memasak pokoknya menjadi istri yang baik. Termasuk juga memenuhi kebutuhan biologis suaminya. Hehe canda.
"Kan aku udah pulang, kamu pengen ngapain? Aku turuti." Ucap Sunghoon sembari menuntun Sunoo untuk kembali duduk di sofa.
Namun yang di tanya hanya menggeleng, "Tidak tahu." Ucapnya dengan bibir manyun hingga membuat Sunghoon gemas. Istrinya itu memang sangat manis dan menggemaskan.
"Hyung, aku tadi siang baru pertama kali melihat Jay keluar dari rumahnya, sepertinya dia hendak pergi bekerja dilihat dari pakaian formalnya." Curhat Sunoo tiba-tiba.
"Oh iya, apa kau menyapanya?" tanya Sunghoon.
"Ya, dia berkata akan berangkat ke kantor, lalu aku tanya dimana Jungwon, soalnya aku bosen tadi kepikiran aja pengen main ke rumah Jungwon."
"Trus dia jawab apa?" tanya Sunghoon lagi.
"Jay bilang Jungwon juga kerja. Ah aku jadi gak tahu tadi pengen ngapain? bosen tahu di rumah sendirian." Adu Sunoo, wajahnya mencebik kesal.
"Haha kasian sekali istriku ini. Jungwon memang bekerja sayang." Beri tahu Sunghoon sembari bercanda.
"Kok Hyung sudah tahu kalo Jungwon kerja?." Kini giliran Sunoo yang merasa heran.
"Dia bekerja di kantor yang sama dengan Hyung, hyung juga gak nyangka bakal ketemu dia di sana."
"Heh? Cerita dong dia kerja jadi apa? Apa kayak hyung yang jadi manajer marketing atau bagian yang lain? Jungwon pasti sama pinternya kan kayak suaminya."
"Emang kamu tahu Jay kerja apa?" kini giliran Sunghoon yang bertanya balik pada Sunoo.
"Gak tahu sih, tapi dilihat dari pakaiannya kayaknya dia pejabat deh, pakai jas formal keren kayak hyung, aku yakin Jay bukan orang biasa. Jungwon pasti juga sama kan Hyung?" Gibah Sunoo sore-sore.
Sunghoon menyentil hidung pujaan hatinya itu. "Kamu jangan langsung percaya ama yang kamu lihat."
"Hah maksudnya..." Sunoo melongo tidak mengerti.
Sunoo ingin mendengarkan penjelasan Sunghoon, namun pria tinggi itu justru berdiri melepas jas yang masih dipakainya. Menyampirkannya pada gantungan dekat pintu. Sunghoon mengalihkan perhatian Sunoo dengan mengarahkan tubuh mungil di depannya untuk terlentang di sofa.
"Tadi siapa yang bilang bosen sendirian, kalo gitu ayok bikin dedek." Sunghoon mulai mengukung tubuh di bawahnya. Sunoo terlihat menahan malu hingga wajahnya hampir memerah.
"Hyung?" tolak Sunoo yang antara mau tapi malu.
Wajah Sunoo saat ini sungguh lucu dan menggemaskan sekali, membuat Sunghoon langsung melumat bibir indah itu untuk merasakan kenikmatan duniawi.
Sunoo yang sudah tahu apa yang akan terjadi tidak menolak sama sekali, hanya mengikuti permainan yang suaminya lakukan. Sunoo berharap dirinya bisa segera punya anak agar tidak bosan selalu dirumah saat ditinggal Sunghoon bekerja.
Aaaa pikiranku.... Kenapa aku bisa nulis kayak gini...
Jangan lupa vote dan komen guys