DIVORCE

232 15 7
                                    

Sunghoon sudah menutup mata berkali-kali, namun rasa kantuk tak kunjung menghampirinya, pikirannya terasa kacau, hatinya sungguh sakit dan tak tega melihat keadaan Jungwon yang jauh dari kata baik-baik saja, mengingatnya membuat beberapa tetes air...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sunghoon sudah menutup mata berkali-kali, namun rasa kantuk tak kunjung menghampirinya, pikirannya terasa kacau, hatinya sungguh sakit dan tak tega melihat keadaan Jungwon yang jauh dari kata baik-baik saja, mengingatnya membuat beberapa tetes air mata jatuh pada wajah Sunghoon. Sunghoon ingin menolong Jungwon karena hatinya tak tega. Namun ego yang tinggi karena penolakan Jungwon akan cintanya membuatnya ingin balas dendam. Malam ini Sunghoon tak akan bisa tenang jika Jungwon masih ada di taman itu. Takut-takut jika pemuda itu ditemukan tak bernyawa karena terluka dianiaya suaminya.

Sunghoon jelas tahu jika hubungan rumah tangga Jay sama Jungwon tidak baik, terbukti dari keseharian Jungwon yang selalu menjalani aktifitasnya sendiri, tak pernah sekalipun Sunghoon melihat Jungwon bersama Jay. Pemuda polos itu selalu sendiri, seperti seekor domba yang tersesat. Bergerak gusar di atas ranjang tak membuat Sunoo istrinya Sunghoon itu terbangun. Padahal sedari tadi Sunghoon grusak grusuk cari posisi ternyaman agar bisa terlelap.

Tanpa pikir panjang, Sunghoon justru terbangun, langsung berlari keluar rumah untuk pergi ke taman itu lagi. Dirinya harus menolong Jungwon, setidaknya memastikan pemuda itu masih bernyawa di udara yang begitu dingin ini. Sunghoon terpaku di tempat, Jungwon sudah tidak ada di taman itu. Sunghoon melihat ponselnya, pukul empat menjelang pagi, mungkinkah ada orang lain yang telah menolongnya?

.

Pukul empat dini hari, siapa sangka seseorang yang baru keluar kandang macan kini justru masuk kembali ke kandang itu. Jungwon udah netapin tekadnya, dengan kondisinya yang sedikit membaik ia masuk lagi ke dalam rumah suaminya. Lampu tamaram di ruang tamu memperlihatkan seorang iblis yang tengah duduk di sofa. Matanya berkilat nyalang menatap istrinya itu yang masih berani pulang juga.

Jay yakin sekeras apapun perlakuannya pada Jungwon pada akhirnya Jungwon akan tunduk padanya. Terbukti dari istrinya itu yang datang kembali padanya. Jay tersenyum remeh melihat kehadiran Jungwon.

"Huh! Masih berani pulang kau ya? Gak kuat kan ama dinginnya malam diluar sana?" Jay tahu Jungwon gak punya kenalan di sekitar sini, pasti Jungwon gak kuat bermalam di luar ruangan seperti tadi.

Jungwon menatap Jay dengan tatapan nanarnya. "Sebenernya hyung itu cinta gak sih sama aku? Kenapa hubungan kita selalu dingin seperti ini terus. Hyung bahagia gak sih?"

Jay mencerna kata-kata Jungwon, apa arti kata bahagia yang sebenarnya. Lama Jay terdiam, Jungwon pun kembali melanjutkan kalimatnya, "Kita cerai saja, hyung udah berani main pukul dan selalu kasar sama aku, hyung juga beberapa kali pengen membunuh bayi ini kan?." Jungwon menunjuk perutnya sendiri.

Selama ini Jungwon selalu tidur di sofa ruang tamu karena Jay memang sengaja bergerak gusar ketika tidur agar bisa menendang perut Jungwon. Jungwon selalu sabar dengan segala tingkah kasar dan meyebalkan Jay. Namun kesabaran itu juga ada batasnya.

"Kita cerai saja, aku akan menggugat hyung di balai pengadilan atas tingkah kasar hyung selama ini." Tutur Jungwon begitu mantap, lebam kebiruan pada wajahnya serta beberapa luka memar pada tubuhnya sudah menjadi bukti yang kuat akan kekerasan yang Jungwon terima tadi malam.

Jay tersenyum remeh akan ucapan yang baru saja Jungwon lontarkan. Jungwon pikir Jay akan takut? Tidak, Jay tak akan gentar akan gertakan Jungwon.

"Mau cerai?, oke cerai saja, kamu emang gak bersyukur bisa tinggal di rumah yang bagus ini, kebutuhan pokok sehari-hari mu juga aku cukupin, tapi kamu malah milih untuk kembali miskin seperti keluargamu!. Oke jika itu keputusanmu Jungwon, pagi ini kita ke pengadilan buat cerai!" Tekan Jay dengan rahang mengerasnya.

***

Sunghoon gak ngelihat Jungwon hari ini di kantor. Sepertinya Jungwon memang tidak masuk bekerja karena Sunghoon tahu semalam Jungwon terluka. Sunghoon mengusak rambutnya frustasi, penyesalan datang begitu saja lantaran Sunghoon tak menolongnya semalam.

Tiba-tiba saja dirinya teringat Mina rekan kerja Jungwon, mungkin saja Mina tahu kabar Jungwon. Sunghoon harus menanyakan itu. Sunghoon segera mencari Mina.

"Mina, Kok aku gak ngelihat Jungwon, apa dia tidak masuk?" tanya Sunghoon pada Mina berpura-pura basa basi.

"Jungwon gak masuk hari ini, katanya lagi sakit." Jelas Mina berbincang-bincang pada Sunghoon.

"Dia ngabarin kamu?"

"Iya, dia cuma bilang kalo lagi sakit, mungkin juga efek kehamilannya itu." Duga Mina.

"Begitu?"

"Iya."

Sunghoon menghela nafas, kabar Jungwon dari Mina cuma minim.

***

Sidang perceraian berlangsung cepat karena sudah jelas bukti-bukti kekerasan Jay pada istrinya itu. Lebam kebiruan pada pipi Jungwon mempercepat hakim untuk mengambil keputusan yang benar dengan hasil persidangan Jay dan Jungwon resmi bercerai, dan Jay dikenakan sejumlah denda karena kekerasan yang dilakukannya pada Jungwon. Anak yang dikandung Jungwonpun setelah lahir akan ikut dengan ibunya dan harus berpisah dengan ayahnya. Karena Jay tak menginginkan anak itu.

Setelah sidang perceraian telah selesai, untuk terakhir kalinya Jungwon harus kembali ke rumah itu untuk mengemasi barang-barangnya. Ya Jungwon harus segera pergi dari kediaman Jay. Tak jauh darinya masih ada Jay yang mengawasi pergerakannya dengan alis bertaut marah.

"Jangan bawa apapun yang kau beli dengan uangku!" titahnya tegas dengan mata tajamnya. Rekening dan kartu yang Jay berikan pada Jungwonpun disitanya. Tak banyak barang yang Jungwon punya di rumah ini. Apalagi ketika Jay tak mengijinkannya membawa apapun yang bersangkutan dengan uangnya. Hanya tas punggung yang ia bawa dari desa dan juga baju-baju lamanya saja yang Jungwon bawa. Hape jadulnya dan buku Tabungan dari hasil bekerjanya pun tak luput ia bawa.

Hingga pada akhirnya Jungwon keluar dari rumah itu dihadiahi kata-kata Mutiara dari Jay.

"Jangan pernah menyesali keputusan berceraimu, Jungwon." Seolah Jay yang tak butuh Jungwon.

Jungwon menoleh menatap Jay singkat, "Aku gak akan pernah menyesalinya Hyung." Kalimat itu terdengar begitu mantap, seolah Jungwon memang sudah muak dengan Jay.

Jay mengepalkan kedua tangannya, "Akan aku buat kamu menyesalinya." Jungwon masih bisa mendengarnya, namun pemuda mungil itu tetap melanjutkan langkahnya untuk segera pergi dari rumah itu.

Siapa yang bela Jungwon?
Guys jangan ngehujat Jay ya ini cuma cerita hiburan, wkwk.
Jangan lupa vote dan komen.

Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang