SUNOO HOUSEHOLD

169 12 2
                                    


Rumah bagaikan neraka untuk Jungwon, tempat yang seharusnya menjadi tempat pulang, beristirahat dari segala lelahnya penat dunia. Namun bagi Jungwon rumah yang ia tinggali sekarang tak bisa di sebut sebagai rumah. Paginya, usai Jay menyetubuhinya tanpa ampun, Jungwon lebih memilih untuk segera pergi bekerja meski fisiknya terlampau lelah. Setidaknya suasana di tempat kerja tak seburuk suasana rumah tangganya yang sangat Jungwon benci. Katakanlah Jungwon menyesal karena terlanjur menikah dengan Jay, tak menyangka kehidupan pernikahannya akan semenderita ini dari pada kehidupan nya sebelum menikah. Jungwon benar-benar menyesal.

Tiga tahun yang lalu, Jungwon masihlah anak SMA lugu yang tak tahu rasanya pacaran. Hingga seorang pria yang katanya telah mapan datang melamarnya. Jungwon awalnya menolak dengan ajakan kencan Jay, dengan beralasan ingin fokus pada pendidikan dan membangun karir setelah lulus. Namun Jay dengan segala ucapan manisnya merayu Jungwon. Mengatakan jika Jungwon menikah dengannya hidupnya akan mudah dan bahagia. Jay juga akan membantu perekonomian keluarga Jungwon jika Jungwon bersedia bersamanya.

Jungwon yang belum pernah merasakan pacaran, merasa hatinya berbunga-bunga kala mendengar gombalan-gombalan serta rayuan manis yang Jay utarakan padanya. Jay akan memenuhi segala kebutuhannya, Jay akan membuatnya bahagia, Jay akan menjadi suami yang baik, namun semua itu hanyalah kebohongan semata. Setelah lulus SMA, dengan buru-buru Jay memaksanya untuk menikah, lalu membawanya pindah berpisah dari keluarganya. Jungwon baru tahu sifat asli Jay setelah kepindahannya ke Gwangju. Jay benar-benar langsung berubah seketika. lelaki lembut yang Jungwon kenal itu sudah tidak ada tergantikan dengan suami yang begitu egois.

.

Jungwon bekerja dengan wajah lesunya, matanya terasa berat karena hampir semalaman Jungwon tidak tidur, namun tubuhnya harus tetap bergerak mencari pundi-pundi uang. Mina menegurnya karena Jungwon hampir terjatuh berkali-kali karena rasa kantuk yang tidak bisa ia tahan.

"Won kamu gak papa?, wajahmu sedikit pucat, apa kamu sakit?" tanya Mina mendongak menatap Jungwon yang lebih tinggi darinya dengan tatapan khawatir.

"Mina, aku tidak papa. Hanya sedikit kelelahan karena semalam tidak bisa tidur." Ucap Jungwon jujur. "Tidak usah pedulikan aku, aku tidak sakit, nanti ketika jam istirahat aku akan tidur. Kau tidak perlu khawatir." Ucap Jungwon lembut menghilangkan kekhawatiran Mina.

"Mau aku buatkan kopi agar tidak mengantuk?" tawar Mina, jika Jungwon sudah berkata seperti itu, Mina hanya bisa memberi solusi.

"Boleh." Senyum merekah dibibir Jungwon, dengan begitu dirinya bisa bekerja tanpa mengantuk. Sungguh beruntung Jungwon mendapatkan rekan kerja yang begitu pengertian seperti Mina.

.

Tadi Sunghoon tak sengaja melihat Jungwon bekerja dengan wajah lesu seperti itu, kerap kali terlihat hampir terjatuh, namun Jungwon seakan segera menyeimbangkan tubuhnya agar bisa terus bekerja. Sunghoon memperhatikannya dari jauh. Ada keinginan ingin menolong namun Sunghoon tetap abai karena ini jam bekerja. Orang-orang lebih mementingkan urusan pekerjaan mereka dibandingkan harus memperhatikan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya.

Namun tanpa diduga, ketika waktu telah memasuki jam istirahat, hati nurani Sunghoon bergerak untuk mengecek keadaan pemuda tersebut. kaki besarnya langsung melangkah menuju cleaner room tempat biasanya Jungwon berada.

Tampak pemuda mungil tersebut terlelap dengan posisi duduk di kursi. Jungwon tertidur dengan tangannya memegang kotak bekal yang belum ia buka sama sekali. Jungwon belum memakan makan siangnya.

 Jungwon belum memakan makan siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang