Matahari mulai terbit, Jungwon telah kembali pulang ke rumahnya di hadiah tatapan tajam dari Jay yang menghadangnya saat akan memasuki kamar,
"Masih inget pulang?" sindirnya dengan mata lekat mengamati Jungwon dari bawah hingga atas, pakaian Jungwon sedikit berantakan, tentu saja Jay berfikiran buruk mengenai Jungwon yang tak pulang semalam.
"Minggir!" Jungwon tak akan meladeni Jay, pagi ini dirinya buru-buru, Jungwon sudah tetapkan jika dirinya harus pulang ke kampung halamannya untuk melihat kondisi adiknya. Tak peduli Jay mengijinkannya atau tidak.
Langsung menerobos masuk kamar, Jungwon mengambil tasnya, beberapa pakaian dan benda-benda penting ia masukan ke dalam tas tersebut. melihat aksi Jungwon, Jay menghentikan pergerakannya.
"Mau apa kamu?" tanya Jay dengan tatapan yang masih mengintimidasi.
"Aku akan melihat keadaan adikku, kau tak bisa melarangku bertemu keluargaku."
Mendengar itu, Jay malah cemas jika bisa saja Jungwon pergi meninggalkannya.
"Akan ku beri kau seratus juta, asal kau tidak pergi ke mana-mana."
Benarkan? Jay tak akan mungkin mengijinkannya untuk pulang bertemu keluarganya.
"Kau tak berhak melarangku bertemu keluargaku, masalah uang aku bisa meminjam dari koperasi tempat bekerjaku." Ketus Jungwon, tentu saja berbohong, mana mungkin Jungwon bercerita jika ia dapat seratus juta dari Sunghoon.
Dilewatinya Jay begitu saja tanpa ucapan pamit, Jungwon pergi pulang ke kampung halamannya yaitu Daegu.
***
Dari stasiun kereta Daegu, Jungwon langsung memesan ojek online untuk pergi ke rumah sakit tempat Riki di rawat. Sebelumnya Jungwon telah meminta izin cuti beberapa hari di kedua tempatnya bekerja dengan alasan anggota keluarganya kecelakaan dan tidak ada yang merawatnya.
Saat membuka pintu kamar perawatan Riki, Ibu Jungwon yang melihat kedatangan Jungwon secara tiba-tiba terkejut.
"Kau pulang nak?" seru ibu Jungwon tak menyangka setelah beberapa tahun tak melihat anaknya, kini anaknya itu datang demi adiknya.
"Iya ibu, bagaimana aku tidak khawatir jika mendengar adikku sakit. Bagaimanapun juga Riki harus di prioritaskan." Kini Jungwon beralih ke Riki yang menatap sendu padanya.
"Riki, kakak pulang untukmu, kamu harus cepat sembuh ya." Tutur Jungwon lembut sembari mengelus kepala Riki. Beruntungnya kecelakaan yang dialami Riki tidak melukai bagian kepalanya, hanya bahu dan belikat kirinya saja yang terluka namun cukup fatal karena salah satu tulangnya patah.
"Kakak sakit..." eluh lemah Riki, namun tak dapat dipungkiri Riki begitu senang karena bisa melihat kakak kesayangannya itu lagi setelah beberapa tahun tidak bertemu. Begitu rindunya Riki pada Jungwon.
"Kakak tahu, yang sabar ya, kakak disini untuk kamu." Ucap Jungwon begitu lirih sembari memandang miris keadaan adiknya itu.
"Ibu sudah bayarkan uang yang kau kirim Jungwon, siang ini Riki akan langsung dioperasi." Beritahu ibunya membuat hati Jungwon lega. Sebentar lagi Riki akan segera ditangani.
"Yang kuat ya dek." Ucap Jungwon menyemangati Riki dan masih mengelus kepalanya.
"Eum." Sahut lemah Riki dengan senyum kecil menghiasi bibirnya.
Operasinya berjalan lancar, tulang belikatnya yang patah telah disambung dengan pen. Dan setelah Riki sadar pasca operasi dirinya mengeluh sakit ngilu luar biasa dan sebisa mungkin Jungwon dan ibunya menenangkan dan menghibur Riki semampu mereka.