Setelah mendapatkan izin dari dokter klinik, Jungwon diperbolehkan pulang, dengan catatan, "Tolong pak istrinya disuruh full istirahat, jangan ngelakuin hal yang berat-berat dulu takutnya typesnya bisa semakin parah." Ujar dokter itu. Sedangkan Sunghoon dan Jungwon yang mendengarnya hanya mengangguk kaku.
Sungguh rasanya akan begitu bahagia jika keduanya memang sepasang suami isteri beneran.
Sesampai di apartemen Jungwon, Sunghoon menemani Jungwon yang akan terlelap, hari sudah malam, sebaiknya Jungwon segera tidur agar demamnya segera menurun. Soal urusan Jiwoo biarlah Sunghoon yang memikirkannya besok. Tangan besarnya membelai helaian rambut Jungwon agar si empu bisa cepat terlelap. Jungwon harus segera tidur dan Sunghoon harus segera pulang karena Sunoo sudah menanyakannya. Sunghoon tentu saja berbohong jika ia lembur di kantor.
Sunghoon terus membelai lembut rambut Jungwon, sedangkan Jungwon disampingnya merasa bahagia jika diperhatikan seperti ini. Jungwon ingin diperlakukan dengan lembut oleh orang yang dicintainya. Dulu ketika ia mencintai Jay, Jay tidak pernah bersifat selembut Sunghoon. Setelah pernikahannya, Jay berubah menjadi sosok yang lebih kasar dan mudah marah. Jungwon juga ingin merasakan kasih sayang dalam kehidupan rumah tangganya. Andaikan saja waktu itu Jungwon tidak menikah, hidupnya pasti tak akan menderita seperti ini.
Jungwon tak kunjung mengantuk, sedangkan Sunghoon harus segera pulang.
"Aku harus pulang." Ucapnya dengan nada rendah, Sunghoon mulai beranjak untuk meninggalkan Jungwon, namun Jungwon meraih tangan Sunghoon.
"Menetaplah..., sekali saja untuk malam ini." Ucap Jungwon begitu lirih. Dirinya ingin Sunghoon terus merawatnya, menemani tidurnya, mengusir kesunyian malam yang selalu ia lewati sendiri.
"Aku tidak bisa, Sunoo terus menghubungiku, aku sudah terus-terusan berbohong padanya."
Tangan Jungwon masih menggenggam jemari tangan Sunghoon.
"Kalau begitu setidaknya temani aku sampai aku terlelap. Aku mohon, sekali ini saja." Sebuah permintaan sederhana yang begitu sulit untuk Sunghoon penuhi. Namun mengingat kondisi Jungwon yang selalu terpuruk, Sunghoon tak pernah sering bisa membantunya. Alhasil Sunghoon mengangguk dan Kembali duduk pada kursi di samping kasur Jungwon. Tangannya lagi lagi mengusap pucuk kepala Jungwon, dan Jungwon merasa begitu nyaman lalu menutup matanya agar bisa terlelap.
Dirasa Jungwon sudah tertidur, Sunghoon kembali berdiri untuk keluar dari apartemen itu.
"Aku pulang ya Jungwon." Dikecupnya kening pemuda itu yang masih terasa panas."
"Cepat sembuh mama."
***
Jungwon merasa tidurnya begitu nyenyak kala seseorang mengelus lembut kepalanya. Hingga tidurnya terganggu kala merasa wajahnya dibelai oleh tangan besar. Jungwon kira Sunghoon sudah pulang mengingat pria itu bilang ingin segera pulang, tapi Sunghoon terus disampingnya dan menemani tidurnya. Tangan itu tak henti-hentinya membelai wajah Jungwon, dari pipi, bibir bahkan kini turun meraba lehernya. Tidur Jungwon tentu saja terganggu karena sentuhan itu sudah kelewatan, hingga Jungwon memaksa matanya yang begitu berat untuk terbuka.