PARK JIWOO

181 15 3
                                    




Terhitung sudah dua bulan lebih Jungwon bekerja untuk Heeseung, namun kini pria itu tak mendapati Jungwon datang ke apartemennya, Jungwon juga tidak kirim pesan apapun, biasanya pemuda itu akan ngasih kabar kalo ada apa-apa, tapi kini Heeseung dibuat bingung, ia harus segera berangkat bekerja namun masih tak mendapati Jungwon datang juga. Entah kenapa perasaan Heeseung tidak enak, Jungwon pernah bilang kalau ia tinggal sendiri, tak ada seseorang yang menemaninya, mungkin saja pemuda itu mengalami kesulitan. Mungkin Heeseung akan berangkat bekerja siang nanti untuk tahu keadaan pemuda itu. Heeseung pergi ke apartemen Jungwon, namun pintu apartemen itu terkunci, mengetuk berulangkalipun tak terbuka. Heeseung masih menunggu di depan pintu apartemen Jungwon.

Tiba-tiba seorang wanita menghampirinya, "Nak Heeseung sedang mencari Jungwon?" itu bu Mira, Heeseung mengenal wanita itu.

"Iya, ini Jungwonnya kemana ya, kok gak datang ke tempat saya." Ucap Heeseung memberitahukan tujuannya.

"Oh Jungwon paling gak sempet kasih tahu kamu, tadi malam dirinya kontraksi dan harus ke rumah sakit, kebetulan kami tahu dan dia diantar suami saya ke rumah sakit." Cerita bu Mira.

"APA? Jungwon lahiran?" kaget Heeseung.

"Iya, ini aku beli makanan buat dia, niatnya mau jenguk Jungwon, kasihan dia gak ada siapa-siapa yang nemenin lahirannya." Tambah Bu mira yang menunjukkan makanan yang ia bawa.

"Kalo begitu saya ikut ya bu. Pakai saja mobil saya biar cepet." Ucap Heeseung menawari.

"Ah boleh, kalo begitu saya akan nelpon suami saya untuk nyusul."

Tak lama mereka telah sampai di rumah sakit, di ruangan Jungwon sudah ada pak Ilham yang nemenin Jungwon sejak tadi malam, suami dari bu Mira itu tentu saja tak akan tega melihat seseorang yang berjalan tergopoh-gopoh kesakitan hendak lahiran. Dengan izin istrinya pak Ilaham langsung ngantar dan nemenin Jungwon tadi malam.

 Dengan izin istrinya pak Ilaham langsung ngantar dan nemenin Jungwon tadi malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana Jungwon berbaring lemah dengan seorang bayi yang ada di pelukannya.

"Bu Mira, Tuan Hee, kalian datang?" ucap Jungwon mendapati orang-orang yang dikenalnya datang menjenguknya.

"Lahiran kenapa gak kasih kabar, Jungwon." Ucap Heeseung.

"Mana sempet kasih kabar, sakitnya aja minta ampun." ucap Jungwon lemah dengan senyum kecilnya. Jungwon gak nyangka usia kandungannya belum genap Sembilan bulan tapi dia udah lahiran.

Bayi dengan berat tiga kilo itu lahir dengan selamat, Jungwon tersenyum bahagia memandang bayi kecilnya, seorang anak laki-laki yang begitu mirip dengan orang yang dicintainya. Jungwon bahkan menangis terharu karena melihat wajah bayinya. "Syukurlah aku gak nglahirin anak iblis itu." Ucapnya sembari mencium bayinya.

Orang – orang yang melihatnya hanya diam bingung. Anak laki-laki itu diberi nama Jungwon, Park Jiwoo.

***

Pak Ilham dan bu Mira sudah pulang karena ada kepentingan dengan anaknya, sedangkan Heeseung tak tega membiarkan Jungwon sendirian di rumah sakit, Jungwon masih harus di rawat karena kondisinya yang begitu lemah. Heeseung bahkan sampai tidak bekerja demi Jungwon.

"Tuan.." panggil Jungwon yang masih di wajibkan berbaring di ranjang. Selang infus menghiasi sebelah tangannya, sedangkan bayinya sudah ditangani suster di ruang NICU.

"Apa?" jawab Heeseung yang duduk di kursi sebelah ranjang Jungwon.

"Setelah Jiwoo lahir, apakah aku masih bisa bekerja dengan anda?" tanya Jungwon dengan wajah berharap. Jungwon takutnya jika ketika ia mempunyai bayi, Heeseung akan mencari House keeping baru yang lebih free dari pada Jungwon yang harus mengurus bayinya.

"Saya tidak tahu harus bekerja dimana lagi sembari bisa menjaga Jiwoo." Tambahnya lagi.

"Kamu gak perlu khawatir, kamu masih boleh kerja di apartemen aku, nanti bawa Jiwoo, kamu bisa kan ngurus Jiwoo sembari ngurus apartemen?". Tanya Heeseung dahulu meminta pendapat Jungwon.

"Bisa, saya usahain Jiwoo gak akan membebani pekerjaan saya. Terima kasih tuan Hee." Senyum lebar dari bibir Jungwon terlihat meski bercampur dengan gurat lelahnya.

Siapa yang gak akan kuat, menjalani masa kehamilan sendiri, bekerja untuk memenuhi hidup sendiri dan kini ada anak yang menjadi tambahan tanggung jawab Jungwon. Heeseung bayangin hidup Jungwon aja udah kagum karena pemuda itu bisa terus bertahan.

Udah beberapa hari yang lalu Jungwon keluar dari rumah sakit, keadaannya pun sudah fit, Jungwon sudah bisa bekerja di apartemen Heeseung dengan membawa Jiwoo. Heeseung bahkan membeli box bayi untuk ia taruh di apartemennya agar Jungwon bisa dengan mudah menidurkan Jiwoo di situ. Sungguh beruntung Jungwon mendapatkan majikan sebaik Heeseung.

Ketika Jungwon sedang membersihkan toilet apartemen Heeseung, Jiwoo yang tidur di box bayi tiba-tiba saja menangis, ini sudah siang mungkin Jiwoo lapar. Jungwon segera meninggalkan pekerjaanya sebentar, mengambil sebotol susu yang ia bawa dari apartemennya untuk ia berikan pada Jiwoo.

Ketika Jungwon sudah hampir dekat dengan Jiwoo, Jungwon melihat Heeseung telah lebih dulu menghampiri Jiwoo. Heeseung lalu menggendong Jiwoo.

"Tuan, biar aku saja yang menggendongnya, sepertinya Jiwoo lapar." Ucap Jungwon seraya hendak mengambil Jiwoo dari Heeseung, namun Heeseung justru tak menyerahkan Jiwoo pada Jungwon.

"Biar aku saja, pekerjaanmu masih banyak bukan? Kau bisa melanjutkannya, biar aku yang nenangin Jiwoo." Ucap Heeseung sembari mengambil sebotol susu dari tangan Jungwon.

"Tapi tuan, takutnya merepotkan..." sungkan Jungwon atas Heeseung yang berinisiatif nenangin Jiwoo sendiri.

"Gak, aku gak merasa direpotkan kok, anggap saja ini simulasi menjadi seorang ayah." Setelahnya Heeseung pergi ke ruang tamu untuk menonton berita sama memberi susu Jiwoo, meninggalkan Jungwon yang tidak tahu harus berkata apa.

Berbagai macam berita disiarkan di tv digital yang ada di ruang tamu apartemen Heeseung, Heeseung yang sedang disana sembari memberi Jiwoo susu tak tertarik sama sekali dengan berita-berita itu. Atensinya  berfokus pada Jiwoo. Wajah Jiwoo mengingatkan Heeseung pada seseorang. bayi itu benar-benar mirip dengan sosok teman masa kecil Heeseung. Lama berpisah Heeseung tak tahu kabar dan keadaan teman bermainnya itu. Telah meminum susunya, Jiwoo kembali tenang.

Heeseung ngelihat Ji-woo berasa kek dejavu.
Kira kira apa cobak.
Jangan lupa vote dan komen.

Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang