CHILDHOOD FRIEND

183 11 6
                                    




Pukul tiga sore, Jungwon cepat-cepat menyelesaikan seluruh pekerjaanya, agar bisa cepat pulang, agar bisa menghabiskan waktu lebih lama sama Jiwoo. Saat pekerjaannya telah selesai, rasa gembira di hati Jungwon lenyap begitu saja kala Heeseung justru mengajaknya berbelanja.

"Jungwon, ikut aku berbelanja ya, aku tahu kebutuhan sabun dan bahan makanan yang ada di kulkas menipis, jadi kau bisa bantu aku memilah-milah bahan makanan yang bagus." Ucap Heeseung yang telah terlihat rapi. Lelaki itu sepertinya sudah mempersiapkan ini semua.

Jungwon ingin menolak untuk tidak ikut, tapi selama ini Heeseung begitu baik padanya, rasanya begitu sungkan menolak ajakannya. Heeseung dengan pakaian modis dan rambut rapinya, sedangkan Jungwon yang bau keringat dan baju lusuh ala kadarnya, Jungwon malu mengatakannya.

"Kau bisa mandi terlebih dahulu, aku akan meminjamimu beberapa pakaianku." Seolah tahu isi pikiran Jungwon, Heeseung menjawabnya dengan santai.

"Baik tuan."

"Eits, satu lagi, kita sudah mengenal lama, jangan memanggilku tuan, rasanya aku seperti majikan yang haus akan kehormatan. Panggil aku Hyung saja, Jungwon."

"Benarkah? Apa tidak masalah?"

"Aku yang menyuruhmu jadi tidak papa."

"Baik Heeseung Hyung."

***

Jam empat sore, Jungwon telah terlihat lebih segar dan rapi. Jungwon hanya meminjam jaket Heeseung untuk menutupi atasannya, celananya masih terbilang layak untuk sekedar pergi belanja. Jungwon hanya tidak ingin begitu merepotkan Heeseung. Meski Heeseung sebenarnya tidak papa.

Heeseung menggiring Jungwon untuk masuk ke dalam mobilnya, tak lupa Jiwoo juga hadir dalam gendongan Jungwon.

"Belanja dimana?" tanya Jungwon untuk mengisi waktu perjalanan mereka.

"Ke Mall, aku lebih sering pergi ke sana untuk mencari sesuatu." Jungwon tersenyum kikuk mendengarnya, dirinya yang selalu berbelanja di supermarket yang harga-harganya lebih murah daripada di mall yang relative mahal. Dasar Heeseung si sendok emas, Jungwon sendiri belum tahu jelas mengenai pekerjaan Heeseung. Pria itu selalu terlihat santai ketika di rumah, tidak pernah membahas atau menunjukkan pekerjaan yang dilakoninya. Namun tak dipungkiri Jungwon senang kerja sama Heeseung karena Heeseung duitnya banyak.

Mereka telah sampai di mall tengah kota, Heeseung dan Jungwon berjalan beriringan sembari melihat-lihat barang, teruntuk Heeseung yang sibuk memilah milah barang yang akan mereka beli. Jungwon tidak banyak membantu Heeseung, karena kalian tahu sendiri Jungwon sedang menggendong Jiwoo. Jungwon hanya sekedar memberi masukan barang-barang yang sekiranya Heeseung perlukan. Mereka banyak berbincang-bincang seolah seperti sepasang suami istri yang sedang belanja bersama.

"Kau ingin membeli sesuatu untuk Jiwoo?" tanya Heeseung melirik Jungwon yang tak henti-hentinya matanya mengarah pada toko perlengkapan bayi.

Secara mengejutkan mata Jungwon melihat kedatangan Sunoo dan juga Sunghoon yang datang dari pintu masuk. Sunoo dan Sunghoon belum menyadari adanya Jungwon.

"Heeseung Hyung, bolehkan aku membeli popok sebentar, Hyung teruslah mencari apa yang hyung butuhkan. Aku pergi dulu." Ucap Jungwon cepat sembari menghindar.

"Tapi Jungwon aku bisa menema-" belum sempat ucapan itu selesai, Jungwon sudah melesat pergi meninggalkan Heeseung yang dibuat bingung. Heeseung geleng-geleng kepala dengan tingkah absurb Jungwon.

"Heeseung.....Hyung?" Heeseung menoleh mendengar namanya disebut oleh seseorang. Heeseung membulatkan matanya.

"Sunghoon itukah kamu." Kaget Heeseung karena setelah sekian lama bertemu dengan teman masa kecilnya.

"Jadi benar ini Hyung, aku gak nyangka setelah belasan tahun akhirnya bisa ketemu hyung." Ungkap Sunghoon dengan senyum cerianya sembari memeluk Heeseung singkat. Heeseung adalah teman semasa kecil Sunghoon, hari-harinya dulu bermain selalu bersama Heeseung, mencari ikan, menangkap capung, cari kumbang, main tembak-tembakan. Semua itu mereka lakukan dengan senang gembira karena keduanya begitu dekat. Namun pertemanan mereka berakhir karena Heeseung yang harus pindah mengikuti kedua orangtuanya yang dipindahtugaskan ke daerah lain.

"Gimana kabar kamu Hoon, gak nyangka kamu udah segede ini." Tanya Heeseung mengobati Rindu.

"Aku udah bukan anak kecil lagi dimatamu ya Hyung. Aku baik, oh iya Hyung kenalin ini Sunoo, istri aku."

Ucap Sunghoon yang menyadari sedari tadi Sunoo ia cuekin.

Mendengarnya Heeseung terkejut, "Kamu udah nikah?"

"Iya, jangan bilang Hyung belum nikah, lalu Sunoo kenalin ini Heeseung Hyung, dia teman bermainku waktu aku masih kecil, temen yang pernah aku ceritain itu." Ucap Sunghoon pada Sunoo memperkenalkan Heeseung.

"Salam kenal aku Sunoo." Ucap Sunoo dengan senyum manisnya sembari berjabat tangan.

Heeseung menjabat tangan Sunoo sekilas, "Heeseung."

"Hyung juga tinggal disekitar sini?" tanya Sunghoon lagi.

"Ya aku tinggal di komplek apartemen elit, kamu tahukan daerah situ, sekarang aku bekerja sebagai guru SMA swasta, kamu Hoon juga kerja disekitar sini?" Kini giliran Heeseung yang bertanya.

"Ya, aku bekerja di sebuah kantor koperasi."

Sibuk berbincang-bincang hingga Sunghoon lupa tujuan awal kedatangannya ke mall ini. Sunoo menyikut lengannya mengingatkan apa yang akan mereka lakukan.

"Oh iya, aku kesini mau antar Sunoo ke salon, katanya Sunoo pengen ngerubah penampilannya." Ucap Sunghoon dengan senyum jenaka alias bercanda.

"Hyung..?" rengek Sunoo.

"Lah aku benerkan?, katanya pengen merubah penampilan."

Sunoo memanyunkan bibirnya,"Iya juga sih, tapi cuma ingin warnain rambut doang." Cemberutnya.

Heeseung yang melihat tingkah kecil sepasang sejoli itu hanya tertawa kecil, "Hoon beri aku nomormu agar aku bisa tahu kabarmu."

Benar, Sunghoon harus juga punya nomor Heeseung agar tidak lose kontak. Mereka bertukar nomor sebentar, sebelum Sunoo semakin merengut karena Sunghoon yang asyik sendiri bertemu temannya. Setelahnya Sunghoon dan Sunoo pergi meninggalkan Heeseung.

Dahi Heeseung mengkerut melihat kepergian Sunghoon dan Sunoo. "Ada yang tidak beres."

Kalian mulai paham kan? Jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian mulai paham kan?
Jangan lupa vote dan komen.

Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang