SAD THINGS

190 11 1
                                    

Hari ini hari Minggu, tentu saja Jungwon libur bekerja, akhirnya ia bisa full istirahat di rumah setelah enam hari bekerja tanpa henti. Setelah melakukan bersih-bersih pagi, Jungwon berniat beristirahat di kamar, namun niatnya itu ia urungkan mengingat sabun dan kebutuhan bulanan rumahnya mulai habis. Jungwon berniat untuk berbelanja, mumpung masih pagi Jungwon juga ingin sedikit berjalan-jalan.

"Hyung, bisa anterin aku ke supermarket gak? Aku pengen belanja," ucap Jungwon menghampiri Jay yang sedang bersantai di taman belakang rumahnya.

"Gak, kamu kan biasa belanja sendiri, gak usah manja minta anter-anter segala, mentang-mentang hamil aku gak bakal manjain kamu ya Won." Ucap Jay begitu ketus dengan tatapan nyalangnya.

Jungwon meneguk ludah kasar, percuma minta perhatian atau bantuan apapun pada Jay, suaminya itu akan tetap acuh seperti biasanya. Jungwon berbalik menjauh, perasaan kecewa menerpa hatinya, sesulit itu membuat Jay mau mempedulikannya.

"Gak papa Won, kamu udah biasa kayak gini kan? Kamu bisa melewati semua ini." Pada akhirnya Jungwon pergi ke supermarket yang ada di tengah kota sendirian.

***

Hoodie kebesaran dikenakannya untuk menutupi perutnya yang mulai berisi, tak lupa syal pemberian ibunya juga ia pakai karena udara yang terasa begitu dingin akhir-akhir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hoodie kebesaran dikenakannya untuk menutupi perutnya yang mulai berisi, tak lupa syal pemberian ibunya juga ia pakai karena udara yang terasa begitu dingin akhir-akhir ini. Setelah sampai di supermarket mulailah Jungwon memilah-milah bahan makanan apa saja yang akan ia beli, sayur- sayuran, daging, camilan kesukaannya, tak lupa susu hamil yang menyita perhatiaannya, sabun – sabunan juga tak lupa ia beli untuk keperluan mandi dan bersih-bersih.

Setelah dirasa cukup, Jungwon mendorong trolley belanjanya ke kasir untuk membayar. Sebelum sampai ke kasir, sebuah suara menyapanya. "Jungwon kamu juga berbelanja." Ucap Sunoo datang dengan senyum ramah menghampirinya, tak jauh di belakangnya ada Sunghoon yang tentu saja menemani istrinya berbelanja.

"Sunoo, kamu juga disini?" sapa Jungwon dengan senyum lembutnya.

"iya ini baru masuk, sama Sunghoon hyung juga. Kamu kesini sama Jay kan?" tanya Sunoo sembari menengok ke sana ke mari mencari intensitas Jay suami Jungwon.

Jungwon hanya tersenyum kikuk mendengarnya, "aku sendiri Sunoo, Jay hyung aku ajak masih sibuk katanya." Jawab Jungwon dengan raut kikuknya. Dengan polosnya Sunoo percaya. Mereka berbincang-bincang sebentar, hingga tanpa sadar Sunoo melihat perut Jungwon yang terlihat berisi.

"Kamu hamil Jungwon?" tanya Sunoo, yang baru tahu keadaan Jungwon.

"Iya, ini mau masuk bulan ke empat." Jawab Jungwon.

Tiba-tiba wajah ceria Sunoo berubah menjadi muram. "Selamat ya Won, aku baru tahu jika kamu hamil." Ucapnya dengan senyum simpul tercetak di wajahnya.

"Ehem" sebuah suara memecah percakapan mereka. Itu Sunghoon yang seakan menginterupsi keduanya untuk segera mengakhiri perbincangan mereka.

"Sayang kamu ingat ke sini kita mau apa?" ucap Sunghoon menghampiri Sunoo sembari menyentuh pinggang ramping sang istri untuk ia ajak ke tempat lain.

"Ah Won, aku belanja dulu ya. Hati-hati nanti di jalan." Ucap Sunoo sambil berlalu pergi meninggalkan Jungwon.

Jungwon segera mengantri di kasir dan membayar belanjaannya. Dua buah plastik besar ditentengnya sendiri, orang-orang miris melihatnya. Seseorang hamil membawa barang belanjaan segitu banyaknya tanpa ada Suami yang menjaga.

***

Sunoo sedang terduduk di depan meja rias, memakai skincare tiap malam menjadi rutinitasnya, habis berbelanja wajahnya terlihat muram, bibirnya mengerucut ke bawah sembari melamun. Hal itu mencuri perhatian Sunghoon, ada apa dengan istrinya ini?

"Sayang kamu kenapa?" tanya Sunghoon begitu lembut sembari memeluk tubuh Sunoo dari belakang.

Sunoo tersadar dari lamunannya, "Itu Hyung, Jungwon udah hamil, lalu aku kapan?" adu Sunoo berbalik dengan wajah cemberutnya.

"Aku juga pengen hamil dan punya anak, kita udah lama menikah hyung, aku juga pengen punya temen dirumah, jadi gak sendiri terus kalo Hyung kerja. Apa aku ini gak bisa hamil ya Hyung?"

Sunghoon mengelus kepala Sunoo dengan lembut sembari tersenyum kecil, Sunghoon tahu jika alasan Sunoo pengen punya anak adalah karena Sunoo kesepian. Sunghoon akan lebih meluangkan waktunya di rumah agar Sunoo tidak kesepian.

"Mungkin aja Tuhan belum ngasih sayang, berdoa saja semoga Tuhan cepet ngasih, yang dapat kita lakukan adalah tidak menyerah untuk berusaha." Senyum cengiran tercetak jelas di wajah Sunghoon.

Sunoo jelas paham maksud dari suaminya. "Ah kalo hyung pikirannya cuma ngewee doang."

"Akkkhh" Sunoo memukul perut Sunghoon lumayan keras hingga Sunghoon merintih.

"Jangan ngarep malam ini dapat jatah, aku capek tahu." Ucap Sunoo cepat melangkahkan kakinya menuju dapur, segelas kopi menjelang musim dingin mungkin bisa membuat moodnya membaik.

"Sayang aku juga mau?" rengek Sunghoon.

"Mau apa? Hah?"

"Mau nge- ah maksudnya kopi juga."


Siapa yang pengen nangis?
Jangan lupa vote dan komen.

Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang