Sejak pulang bersama malam itu, Sunghoon merasa lebih dekat dengan Jungwon, entah kenapa pria jangkung itu tidak bisa membiarkan Jungwon sendiri begitu saja. Terkadang Sunghoon selalu menawarkan tumpangan pada Jungwon untuk berangkat kerja bersama, ataupun Sunghoon bisa mengantarkan Jungwon untuk pergi ke restoran Seafood tempat dirinya bekerja paruh waktu. Namun Jungwon selalu menolak tawaran Sunghoon jika tidak dalam keadaan yang mendesak. Jungwon masih tahu batasan yang harus ia lakukan untuk tidak dekat dengan suami orang lain. Meskipun mereka sekarang adalah teman, Jungwon tetap berusaha menjaga batasannya.
Sunghoon juga kerap kali mengajak Jungwon makan bersama di cefataria Perusahaan namun Jungwon selalu menolak ajakan Sunghoon dengan alasan tidak enak dilihat karyawan yang lain. Jungwon lebih nyaman makan siang sendiri di cleaner room daripada membeli di cafetaria. Jungwon hanya takut jika kedekatannya dengan Sunghoon akan menimbulkan prasangka buruk dari orang-orang sekitar. Jungwon takut image baik Sunghoon di kantor yang Sunghoon bangun akan hancur gara-gara pertemanannya dengan seorang cleaning service.
Jungwon tipikal orang yang sulit di dekati, begitu menurut Sunghoon. Selalu menolak ajakannya, dengan memberi alasan yang baik pula membuat Sunghoon benar – benar takjub akan pemikiran dan kepribadian pemuda manis itu. Justru itulah yang membuat Sunghoon tidak menyerah untuk bisa dekat dengan Jungwon.
Sunghoon Tengah berada di ruangan resepsionis untuk memeriksa data laporan teller hari ini sembari berbincang-bincang pada teller tersebut di meja resepsionis. Disela kesibukannya itu, Netra Sunghoon kerap kali melirik Jungwon yang tengah mengepel lobby resepsionis. Pemuda manis tersebut sangat fokus dengan pekerjaannya. Hingga tiba-tiba alat pel yang dipegangnya terjatuh karena sesuatu.
Jungwon tengah fokus mengepel lantai yang ada di lobby. Kali ini dirinya sendirian karena Mina harus membersihkan aula kantor karena hari ini ada rapat. Saat Jungwon tengah fokus mengepel lantai, Soobin yang dari luar ruangan masuk ke kantor begitu saja dan melewati Jungwon. Jungwon yang belum sadar membelalakkan matanya kala merasa pantatnya di remas oleh tangan seseorang. Saat berbalik barulah Jungwon sadar jika Soobinlah pelakunya.
Pria Jangkung itu tampak tidak menyesal akan kelakuannya, malah tersenyum lebar ke arah Jungwon.
"Bapak Soobin, tolong jaga sikap bapak." Ucap Jungwon dengan suara pelannya. Jungwon tidak ingin suara kerasnya menarik perhatian.
Soobin mengangkat kedua tangannya, "Hey aku tidak melakukan apapun, Jungwon."
Mendengar Soobin tidak mau mengaku justru membuat Jungwon geram, tapi Jungwon berusaha menahan emosinya. "Tadi bapak jelas-jelas pegang pantat saya." Ucap Jungwon masih dengan suara rendahnya.
"Apa? Kamu bilang apa Won?" Suara nya sedikit ditinggikan, Soobin berusaha memancing keributan.
Mendengar suara keras Soobin, beberapa orang langsung menoleh ke arah mereka, membuat Jungwon dan Soobin menjadi pusat perhatian.
Sunghoon tidak bisa tinggal diam melihatnya, jelas-jelas tadi Sunghoon juga melihatnya, melihat Soobin yang lewat sembari menyentuh pantat Jungwon, dan kini Soobin terlihat menindas Jungwon.
Sunghoon langsung berjalan cepat menghampiri keduanya. "Ada apa ini?" tanya Sunghoon . "Apa yang kau lakukan Soobin?" lanjutnya berusaha mencari tahu kejadian ini.
"Tadi Jungwon berusaha meng-"
"Tadi Pak Soobin tidak sengaja mengotori lantai yang masih basah, dan aku sedikit menegurnya. Hanya itu saja." Ucap Jungwon cepat memotong ucapan Soobin membuat Sunghoon mengernyit.
"Kalau begitu aku permisi dulu." Lanjut Jungwon segera mengakhiri pekerjaanya dan langsung meninggalkan lobby resepsionis.
Sedangkan Soobin mengangkat bahu tidak peduli dan langsung pergi begitu saja.
***
Setelah jam bekerja telah usai, Sunghoon mencoba untuk menemui Jungwon. Terlihat Mina sudah keluar dari Cleaner Room, dan Sunghoon belum melihat entensitas Jungwon. Sunghoon langsung masuk ke Cleaner room begitu saja. Dan ternyata benar, Jungwon masih ada didalam ruangan itu.
"Jungwon..."
"Bapak Sunghoon, ada apa ya?"
Mereka masih ada di kantor tentu saja Jungwon akan berbicara formal padanya, membuat Sunghoon mengernyit tidak suka.
"Kau berbohong." Wajah Jungwon sedikit terkejut.
"Bapak melihatnya?"
"Ya dan kau membelanya."
"Tidak perlu dilebih-lebihkan itu hanya masalah kecil." Ucap Jungwon agar Sunghoon tidak mengungkit kejadian tadi.
Namun Sunghoon justru semakin tidak suka dengan sikap Jungwon yang satu ini.
Kaki besarnya melangkah untuk lebih dekat dengan Jungwon, tangan lebarnya mencengkram kedua bahu Jungwon. "Dua kali won, kau dilecehkan!, kau bilang itu tidak papa?, jika kau tidak membelanya tadi aku bisa membantumu untuk melaporkannya." Ungkap Sunghoon dengan nada marah.
Jungwon tahu Sunghoon mempedulikannya, tapi Sungguh Jungwon hanya ingin untuk tidak terkena banyak masalah.
"Aku bilang tidak papa, aku akan berhati-hati lagi dan menjaga jarak dengan pak Soobin agar tak dilecehkan seperti itu lagi." Suaranya begitu lembut hingga Sunghoon tidak tega untuk memarahinya.
"Terima kasih atas kepedulianmu." Senyum tipis terukir dibibir Jungwon, "Aku harus kembali bekerja di restoran." Pamitnya sebelum meninggalkan Sunghoon yang mematung. Sungguh Jungwon pemuda yang lemah lembut.
Kesabaran Jungwon seluas Samudra.
Jangan lupa vote dan komen.