Tak terasa satu minggu telah berlalu, Sunghoon menjalani kehidupannya tanpa Sunoo untuk sementara, Sunoo bilang ibunya masih di rawat di rumah sakit dan Sunoo masih harus menjaganya, sehingga Sunoo tidak bisa cepat kembali ke Gwangju.
Sunghoon pulang dari kantornya, menelisik keadaan rumah yang disewanya. Biasanya ketika ia telah pulang bekerja ada Sunoo yang selalu menyambut kedatangannya. Namun akhir-akhir ini rumahnya terasa sepi.
Tidak ada gunanya terus menggalau, disana Sunoo pasti juga berjuang demi kesembuhan ibunya, jadi yang Sunghoon lakukan adalah menjalani hari-harinya seperti biasa. Sunghoon juga harus mempedulikan rumahnya. Tidak adanya Sunoo, rumah yang ditinggalinya ini jadi tidak terurus. Lantai terasa kotor karena berdebu dan banyak juga barang yang tergeletak sembarangan karena ulah Sunghoon.
Oh sungguh berantakannya rumah ini, baru seminggu di tinggal Sunoo rumahnya sudah sekacau ini. Sunghoon mulai melepas seragam kerjanya, menggantinya dengan pakaian rumahan. Tangan besarnya mulai menggenggam sapu untuk menyapu lantai yang kotor. Tak lupa pakaian yang tercecer dimana-mana, ia pungut dan di masukkan ke mesin cuci. Perabotan yang berceceran ia tata kembali ke tempatnya semula. Sunghoon mulai membersihkan rumahnya, itung-itung untuk mengisi kehampaannya karena tidak ada Sunoo.
Pukul tujuh malam, rumah telah terlihat bersih begitu pula dengan sang penghuni yang terlihat segar dan bersih karena sehabis mandi. Sunghoon mengelap rambutnya yang basah dengan handuk. Perutnya sekarang terasa sangat lapar mengingat tadi sore dirinya belum makan sedikitpun.
Kalau biasanya Sunghoon tinggal memakan makanan buatan istrinya, kali ini berbeda, Sunghoon harus memasak sendiri atau delivery atau mencari sendiri makanan di luar. Opsi memasak sendiri Sunghoon tidak bisa, keseringan delivery memakan makanan fast food juga tidak bagus untuk kesehatan. Kali ini Sunghoon harus keluar untuk mencari makanan segar.
Mobil dinyalakan mulai bergerak mundur keluar dari perkarangan. Pikirannya terlintas untuk membeli makanan di restoran seafood yang pernah ia kunjungi. Restoran tersebut menyajikan makanan yang cukup terasa segar dan enak menurut Sunghoon. Pantas saja pengunjungnya tidak pernah sepi. Setelah duduk di salah satu meja yang ada disana. Sunghoon bisa melihat Jungwon yang berlalu lalang mengantarkan pesanan pelanggan di berbagai meja. Pemuda tersebut selalu tersenyum ramah dan lembut ketika berinteraksi dengan pelanggan. Membuat Sunghoon takjub akan sikap ramah yang dimiliki Jungwon.
Di kantor juga Jungwon sering tersenyum dan bersikap ramah pada siapapun, baik itu pada nasabah, rekan ataupun atasannya. Meskipun kadang Sunghoon tahu jika pemuda tersebut menyimpan sesuatu atau masalah di hatinya. Sunghoon beberapa kali pernah mempergoki Jungwon melamun atau menangis kala dirinya tengah sendiri, namun jika pemuda tersebut bersama orang lain, ia akan selalu memasang senyum begitu manis. Bukan, itu bukan senyum manis yang di buat-buat di hadapan orang lain. Namun itu adalah senyum tulus yang Jungwon buat untuk menghargai apresiasi orang lain dan juga untuk menghibur dirinya sendiri. Membuat Sunghoon membatin, Dia benar-benar pekerja keras.