ANOTHER SECRET

225 18 2
                                    


Jam istirahat telah tiba, Sunghoon melepas kacamata kerjanya lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan untuk menuju ke cafetaria kantor. Ia akan membeli makan siang disana. Saat kakinya melangkah melewati cleaner room, Sunghoon tak sengaja melihat Jungwon yang sedang melamun sendirian. Tidak tahu kenapa pintu cleaner room tersebut setengah terbuka memperlihatkan Jungwon yang tengah melamun duduk di kursi dengan tatapan kosongnya. Ada apa dengan pemuda itu?, biasanya dirinya bersama Mina rekan kerjanya, namun kini Sunghoon mendapati tetangganya itu malah melamun sendiran.

Sunghoon hendak mengabaikannya saja, namun entah kenapa kakinya justru melangkah memasuki cleaner room untuk memastikan keadaan pemuda itu.

"Jungwon." Panggil Sunghoon pelan, membuyarkan lamunan Jungwon. "Kau sedang apa?"

"Pak Sunghoon, ada perlu apa?" tanya Jungwon terkejut karena Sunghoon tiba-tiba masuk ruangannya di jam istirahat.

"Gak ada apa-apa. Aku hanya mastiin kamu kenapa sendirian di situ? Gak makan di cafetaria?" tanyanya berbasa basi.

"Tidak. Aku memang suka ngabisin waktu istirahatku disini. Aku bawa bekal kok dari rumah, jadi gak perlu beli." Ucap Jungwon dengan senyum yang terkesan kaku.

"Gitu, kamu jangan ngalamun sendirian entar kesurupan." Ucap Sunghoon menasehati Jungwon agar dirinya tak melamun sendirian di ruang itu.

Jungwon menunduk merasa malu karena Sunghoon baru saja mempergokinya melamun tidak jelas di ruangannya.

"Maaf." Hanya itu yang bisa Jungwon ucapkan. Entah kenapa akhir-akhir ini dirinya memang suka melamun.

"Ya udah kalo gitu aku ke cafetaria dulu, mau makan." Ucap Sunghoon lalu segera pergi dari cleaner room.

Jungwon kembali terduduk di kursi sembari membuka bekal yang ia bawa dan memakannya. Pikirannya melayang kenapa Sunghoon tak mengabaikannya saja, dan justru menghampirinya. Apa Sunghoon peduli padanya? Ah mungkin hanya karena mereka bertetangga menjadi formalitas untuk saling menyapa dan mengingatkan. Tapi entah mengapa Jungwon merasa sedikit di pedulikan oleh tetangganya itu.

***

Sore menjelang malam telah tiba, Sunghoon sudah ada di rumahnya sejak tadi. Berkutat pada handphonenya membalas chat teman-teman kantornya yang masuk. Sedangkan Sunoo masih asyik berdiam diri di kamar sembari bertelponan dengan seseorang.

Setelah membalas chat-chat penting, Sunghoon merasa lapar, kakinya melangkah ke dapur untuk mengambil makanan. Namun dahinya mengkerut kala tak mendapati masakan apapun di dapur. Hari ini sepertinya Sunoo tidak memasak. Sunghoon hendak protes pada istrinya itu, namun ketika Sunghoon membuka pintu kamar terlihat Sunoo sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon.

"Siapa?" Sunghoon bertanya lantaran penasaran.

Sunoo mendongak menatap Sunghoon yang ada di ambang pintu, sedikit menjauhkan handponenya dari telinga. "Mama menelpon hyung, katanya kangen." Ucap Sunoo lalu melanjutkan berbicara di telepon pada mamanya.

Sunoo terlihat senang sekali bisa berbincang bincang melepas kerinduan pada mamanya lewat telepon. Sedangkan Sunghoon yang hendak protes lantaran Sunoo tidak memasak mengurungkan niatnya. Lebih baik dirinya keluar rumah untuk membeli makan malam untuk dirinya dan juga Sunoo.

"Sayang, aku keluar dulu cari makanan. Kamu gak masak kan?" pamit Sunghoon sembari mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas.

"Boleh, maaf ya hyung gak sempet masak, mama dari tadi asyik nelpon. Mama banyak cerita mengenai keadaan rumah yang semakin sepi semenjak kita pindah." Curhatnya pada Sunghoon.

Telepon dengan mamanya masih tersambung dan Sunoo juga belum ada tanda-tanda akan mengakhiri teleponnya.

"Gak papa, namanya juga kangen." Sunghoon mengerti perasaan Sunoo yang juga sedih karena meninggalkan mamanya. Toh salah Sunghoon juga karena tidak bisa menolak pemindahan tugasnya, sehingga Sunoo harus ikut dengannya ke Gwangju.

Sunghoon mulai mengendarai mobilnya, kurang lebih selama tiga puluh menit mencari restoran yang terlihat menyajikan makanan enak. Tanpa sengaja netranya melihat restoran seafood dengan gambaran plang yang terlihat menarik. Sunghoon segera memarkirkan mobilnya di sana dan masuk ke restoran tersebut.

Sunghoon duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana, seorang pelayan datang menghampirinya bertanya makanan apa yang akan ia pesan, Sunghoon melihat-lihat buku menu yang diberikan pelayan tersebut, kemudian berucap, "dua porsi tumis cumi bese...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana, seorang pelayan datang menghampirinya bertanya makanan apa yang akan ia pesan, Sunghoon melihat-lihat buku menu yang diberikan pelayan tersebut, kemudian berucap, "dua porsi tumis cumi beserta nasinya, sup ikan pedas, dan gurita bumbu. Semuanya di bungkus ya." Ucapnya sembari menyerahkan buku menu yang tadi diberikan.

"Baik, mohon di tunggu sebentar ya." Ucap pelayan tersebut dengan senyum ramah lalu berlalu pergi. Tidak menunggu lama, pesanan Sunghoon telah datang diantar oleh seorang pelayan lain.

"Dengan meja no. 4 , anda memesan dua porsi tumis cumi,nasi, sup ikan dan..." ucap pelayan tersebut terpotong karena melihat Sunghoon yang mendongak menatapnya.

"Jungwon.."

"Sunghoon." Jungwon tidak bisa berkata-kata lagi, Sunghoon telah tahu rahasianya yang lain.

Oh tidak, terkejutlah Jungwon ketemu Sunghoon lagi.
Jangan lupa vote dan komen, yuk semangatin penulis.

Not True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang