Pukul enam pagi hari, Heeseung mendapatkan telepon dari Jungwon.
"Heeseung Hyung, uhuk-uhuk... hari ini aku izin tidak bekerja, aku tidak enak badan uhuk-uhuk." Telpon Jungwon dengan suara serak yang terdengar lirih. Beberapa kali terdengar suara batuk menyertai dalam ucapannya.
"Uhuk-uhuk.."
"Hey kau tidak papa?" tanya Heeseung cemas dari sebrang telepon.
"Cuma demam biasa, mungkin dengan sehari istirahat besok juga sembuh uhuk-uhuk." Jawab Jungwon sembari terbatuk.
"Iya, kau sedang sakit, lalu bagaimana dengan Jiwoo. Kau harus istirahat siapa yang akan mengurus Jiwoo?" tanya Heeseung dengan suara yang terdengar serius. Heeseung tidak bisa menolong Jungwon hari ini karena dirinya ada rapat penting disekolah yang harus ia datangi.
"Aku akan menitipkannya dengan Bu Mira uhuk-uhuk... jika kondisiku tidak memungkinkan"
"Ya sudah kalau begitu, beristirahatlah pulihkan kondisimu terlebih dahulu, baru kau boleh bekerja lagi." Nasehat Heeseung.
"baik hyung." Telepon lalu ditutup. Karena tidak tega dengan kondisi Jungwon, Heeseung akan memberitahukan hal ini pada Sunghoon. Sunghoon setidaknya harus tahu jika ibu dari darah dagingnya sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu Heeseung mengirim pesan ke Sunghoon, memberitahu jika Jungwon sedang sakit.
.
Jungwon merasa tubuhnya terasa begitu lemas ketika bangun tidur, kepalanya begitu pusing disertai batuk-batuk sejak kemarin, kemarin batuknya tidak separah hari ini. Jungwon tahu jika ia sedang demam karena kelelahan dan juga stress yang dipendamnya. Jungwon cukup stress dengan keadaanya, harus bekerja, merawat dan menjaga Jiwoo sendiri, bahkan Jungwon tak pernah memperhatikan dirinya sendiri. Tubuhnya sejak kemarin sudah terasa berat, efek kelelahan dan juga kurang tidur. Kerap kali Jungwon harus terjaga di malam hari karena Jiwoo menangis tengah malam. Merawat anak kecil tidak semudah yang orang-orang lihat. Jiwoo kerap kali rewel di malam hari menyulitkan Jungwon untuk bisa beristirahat. Dan kini tubuh pemuda itu drop begitu saja karena kurangnya istirahat yang ia lakukan.
Jungwon meraba keningnya sendiri, terasa cukup panas. Dan disampingnya ada Jiwoo yang tengah menangis karena kelaparan. Jungwon segera berdiri dengan sisa tenaga yang ia punya untuk membuat sebotol susu untuk Jiwoo. Dengan sabar menimang Jiwoo dan memberikannya susu disaat tubuhnya tidak baik-baik saja.
"Uhuk-uhuk" batuk berdahak Jungwon rasakan, takut-takut jika Jiwoo tertular demamnya, akan sangat repot jika dua-duanya sakit begitu saja. Jungwon harus segera menitipkan Jiwoo pada bu Mira tetangganya.
Suara ketukan pintu terdengar, Bu Mira membukakan pintu apartemen dan melihat Jungwon datang sembari menggendong Jiwoo. Sebuah tas perlengkapan bayi juga dibawanya.
"Nak Jungwon kenapa? Astaga wajah kamu pucat sekali, Jungwon kamu sakit?." Terkejut bu Mira melihat wajah pucat Jungwon menyambutnya.
"Uhuk-uhuk." Jungwon menutup mulutnya lantaran terbatuk, "Bu boleh titip Jiwoo barang sehari gak, takutnya Jiwoo ketularan." Ucapnya memandang bu Mira dengan tatapan memohon. Takutnya bu Mira merasa direpotkan.