31. Sagara

13 2 0
                                    

This is how you fall in love - Jeremy Zucker & Chelsea🎵

....

Binar, jangan membenci semesta karena Ia telah menculikku dari pelukanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Binar, jangan membenci semesta karena Ia telah menculikku dari pelukanmu.

-Sagara

🎻

Agam bergegas menuju rumah sakit bersama Adelio dan Seruni. Mereka begitu bahagia setelah mendapat kabar bahwa Sagara sudah sadarkan diri. Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung menuju kamar rawat Sagara.

Mereka bertiga bergegas masuk, tanpa salam. "Sagara!" pekik Agam.

Agam langsung berlari, memeluk Sagara. Dengan cepat, Sagara melepas pelukan mereka. "Ngapain, sih, lo?" sungut Sagara.

"Gue mau peluk," rengek Agam.

"Najis," balas Sagara.

"Sagara, gue senang lo udah bisa ngomong lagi, udah bisa tatap kita lagi," kata Adelio yang juga hendak memeluk Sagara.

"Bisa nggak, sih, jangan peluk gue? Geli tahu, nggak?!" Sagara segera menepis tangan Adelio.

"Sama sahabat sendiri juga," balas Adelio tidak terima.

"Kita kenal?" tanya Sagara datar, membuat Adelio langsung terdiam, sedangkan Agam menertawainya.

"Terserah lo, mau nyakitin hati gue atau gimana. Yang jelas, gue senang lo udah sadar," balas Adelio dramatis. Sagara terkekeh melihat sahabatnya itu.

Seruni berjalan mendekati Binar. "Nar, gue senang dengar kabar kalau Sagara udah sadar," kata Seruni.

"Gue apalagi," balas Binar sambil tersenyum hangat.

....

Hari sudah berganti malam, dan Binar masih setia menemani Sagara. Binar duduk di samping Sagara, tidak penah bosan memandang wajah laki-laki tersebut.

"Gimana kalau aku pergi beneran?"

Pertanyaan Sagara membuat wajah Binar yang semula dipenuhi senyuman menjadi murung seketika. "Kenapa ngomong gitu?" tanya Binar.

"Kamu tahu? Semua hal yang kita temui di dunia, akan dipisahkan dari kita cepat atau lambat," kata Sagara membuat Binar berpikir keras.

"Maksud kamu apa?" tanya Binar.

"Kamu dan aku, kita akan berpisah cepat atau lambat. Itu hal yang pasti, Nar," ujar Sagara pelan.

Sagara meraih tangan Binar, ia memegang pergelangan tangan yang dihiasi sebuah gelang tersebut. "Maaf, sudah membuatmu menunggu," ujar Sagara. Binar menatap wajah Sagara, mata keduanya terkunci di satu titik.

"Aku bakal selalu nunggu kamu. Kapanpun, dan tanpa kamu minta, aku bakal selalu nunggu kamu," ujar Binar serius.

"Mulai sekarang, kamu nggak perlu nunggu aku lagi," balas Sagara sambil tersenyum tipis.

Sweet Dreams, Darling. [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang