Way Back Home 📼
Binar memutar rekaman suara permainan biola Sagara dari handphone-nya. Binar merekam itu diam-diam saat Sagara latihan untuk perlombaannya dulu. Memori alunan biola Sagara selalu menemani Binar jika hendak tidur.
Kini, Binar menatap ke arah luar jendela kamar. Langit malam selalu mengingatkannya tentang Sagara.
Binar mengalihkan pandangan, ia mulai menulis di atas kertas perlahan. Tangan kanan Binar yang memegang pulpen, terlihat cantik dengan gelang bermanik matahari miliknya.
Hai, Sagara. Apa kabar?
Apa di sana kamu lebih bahagia? Jika iya, syukurlah.Sudah hampir setahun sejak kepergianmu, Gar. Dan aku masih mencintaimu sedalam ini. Setahun tanpa kamu, rasanya seperti seratus tahun.
Kemarin, aku diterima di perguruan tinggi. Aku mengambil jurusan musik.
Aku ingin belajar memainkan biola, sama seperti kamu^^Ya ... walaupun karena bunda paksa aku untuk kuliah. Kata bunda, bosan lihat aku rebahan terus di rumah.
Dan nanti, aku ingin melihat dunia dengan biola itu. Aku akan membawa harmoni ini ke manapun aku melangkah.
Sagara, jika kamu melihatku dari sana ... tolong katakan, apakah aku tidak semakin cantik? Apa kamu merindukanku juga? Dan apakah jika kita bisa berandai-andai, bila kamu juga di sini, kita sedang apa, ya?
Sagara, aku selalu berharap, semoga di kehidupan setelahnya kita akan tetap bersama. Aku yakin, kita akan bertemu kembali.
Di sana.
Mimpi indah kekasihku, Sagara.
Te amo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dreams, Darling. [selesai]
Novela JuvenilJudul sebelumnya, the violinist: sagara Gadis kecil dengan jepitan rambut bunga matahari yang ditemuinya di atap rumah sakit, selalu membayangi Sagara. Pengaruhnya sangat besar bagi hidup Sagara. Dan biola, hanya alunannya yang membuat Sagara tetap...