15. sisi baik Arion.

46 12 0
                                    

Arion tidak kunjung melihat sosok Binar sejak selesai jam istirahat pertama. Hingga kini, bel pulang sudah berbunyi dan Arion masih berdiri di ambang pintu . Tas gadis itu masih di kelas.

"Binar mana?" tanya Arion setelah Seruni melewatinya.

"Gue nggak tahu. Ditelepon juga nggak diangkat," balas Seruni menampakkan ekspresi kebingungannya.

"Lo ada nomor cowok itu?" Arion tidak suka menyebutkan nama lelaki yang ia maksud.

"Siapa?" tanya Seruni lalu mengalihkan tatapannya untuk menatap Arion yang dari semula fokus ke arah handphone yang ia pegang.

"Sagara."

"Nggak ada, Binar sama dia?" Seruni membuka matanya lebih lebar.

Arion hanya diam, tidak membalas. Ia membuka handphone-nya dan kembali mencoba menghubungi Binar untuk yang kesekian kali.

"Gue duluan," ucap Seruni dan berlalu meninggalkan Arion. Seruni itu sama seperti Arion. Ia juga mencemaskan keadaan Binar.

SMA Harmoni mulai sepi. Langit sedikit mendung, dan matahari hampir tenggelam seluruhnya. Arion masih di sana, setia menunggu Binar di depan pintu kelas.

Sekarang, benar-benar gelap. Lampu redup di lorong sekolah mulai dinyalakan. Dan Arion, masih tetap menunggu. Tidak peduli dengan tubuhnya yang kedinginan.

Arion segera bangkit saat mendengar langkah kaki yang mendekat. Ia menatap dengan serius bayangan yang kini semakin dekat dengannya. Langkah itu lemas dan pelan. Arion mengeryitkan kening, menatap lebih intens sosok yang mendekat. Arion mendapati wajah gadis itu. Wajahnya lesu, langkahnya guntai. Binar, Arion melihatnya.

"Arion?" gumam Binar setelah berhenti tepat di depan lelaki itu. Ia menengadah, menatap wajah Arion dengan mata yang sedikit sembab.

"Lo kenapa?" tanya Arion.

"Nggak ...." Binar melewatkan Arion. Ia mengambil tasnya.

"Biar gue antar." Arion mencekal tangan Binar yang akan menjauhinya.

"Nggak usah," balas Binar dengan suara seraknya. Ia tampak lemas.

"Lo tadi ke mana aja? Balik-balik kayak gini, ha?" tanya Arion terpancing emosi.

"Lepas ...." Binar berusaha melepas tangan Arion, namun gagal.

"Jawab dulu, lo tadi ke mana? Kenapa bisa gini?" Arion bersikeras untuk mendapatkan jawabannya.

"Lepas!" Binar kembali berusaha melepaskan cekalan tangan Arion.

"Dia? Dia lagi?" tanya Arion menebak.

"Siapa?"

"Dia? Cowok yang selalu sama lo." Arion menatap kesal wajah Binar.

"Ya, Sagara?"

Arion melepas tangan Binar dan mengalihkan pandangannya. Dugaannya benar. Tapi, mengapa Binar menjadi seperti ini?

Setelah beberapa lama berpikir, ia kembali mengejar Binar. "Gue antar lo pulang."

"Nggak usah."

"Nar, untuk kali ini biarin gue yang antar lo. Gue nggak mau lo kenapa-napa." Arion berujar tulus. Hal itu dapat dilihat dari tatapannya.

Binar membalas tatapan itu. Matanya terkunci, menatap sosok yang kembali datang dari masa lalu. Tidak terasa, air matanya berlinang. Binar mengedipkan mata beberapa kali, mencegah air matanya jatuh.

Arion menarik tangan Binar. Gadis itu mengikuti langkah Arion, pulang bersama Arion.

....

Sweet Dreams, Darling. [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang