02. manik mata.

271 47 41
                                    

Regent's Park - Bruno Major🎶

🎻


Sagara meletakkan tasnya di bangku nomor dua dari depan, lalu melangkah ke luar dan mengemati beberapa orang yang sedang bermain basket di lapangan. Kelasnya berada di lantai dua.

Sagara mengamati setiap pemain di sana. Dan ia baru sadar, salah satu pemain adalah seorang wanita. Sagara menyipitkan matanya dan memperhatikan gadis itu. Ia merasa pernah bertemu dengannya. Wajah gadis itu tidak asing.

"Binar?" gumam Sagara mengingat-ngingat kembali nama dari gadis itu. "atau Seruni?" Sagara bertanya lagi.

"Gara! Lo ngapain?" seru Agam lalu menepuk bahu lelaki itu dengan keras.

"Apaan, sih."

"Lo ngapain?" tanya Agam lalu ikut berdiri dan ikut melihat ke arah lapangan basket di bawah sana.

"Gue nggak asing sama wajah cewek itu," ujar Sagara.

"Yang mana?" tanya Agam lalu mengikuti arah pandangan Sagara.

"Lo lihat di sana, ada berapa cewek?" tanya Sagara dengan nada jutek.

"Anjir, sensi banget lo," balas Agam keheranan lalu terkekeh.

Sagara diam dan kembali memperhatikan gadis itu. Gadis itu tertawa dengan lepas saat berhasil mengerjai seorang lelaki yang jauh lebih tinggi darinya.

"Binar? Maksud lo ... Binar?" tanya Agam setelah berhasil membidik gadis yang Sagara maksud.

"Oh, iya. Namanya Binar," gumam Sagara lalu menganguk paham.

"Kenapa dia?" tanya Agam penasaran.

"Kenapa emang?" Sagara berbalik bertanya.

"Dih? Malah nanya balik." Agam menoyor bahu Sagara.

"Ngapain lo berdua? Jangan-jangan lo, Yaoi?" seru Adelio yang baru saja tiba.

"Gila lo," sahut Agam sedangkan Sagara hanya diam.

"Bisa aja, 'kan?" ujar Adelio.

"Gila. Seganteng apapun si Gara, gue tetap pecinta wanita," balas Agam.

"Agam memang pecinta wanita. Namun Agam bukan buaya ... yang setia pada seribu gadis. Agam hanya mencintai Tania ... hoo ... uu ... oo." Adelio bernyanyi dengan suara yang kencang.

Agam menatap Adelio dengan lekat. "Apaan lo? Yang buaya 'kan lo. Dan ... siapa tadi? Tania? Gue nggak kenal," balas Agam.

"Sok nggak kenal. Tania 'kan mantan pertama lo, yang bikin jomblo lo awet gara-gara gagal move-on." Adelio mengedip-ngedipkan matanya kepada Agam. "Yang dulunya ... video call-an setiap malam, rela minum kopi tengah malam nungguin itu cewek ngerjain tugas. Padahal ... lo sendiri nggak suka kopi," tutur Adelio.

"Udah!" seru Agam kepanasan.

"Ck ck ck ... sekarang mereka sudah putus. Apa kabar, ya, si Tania?" Adelio mengelus-ngelus dagunya.

"Ngomong lagi, gue buat lo putus sama semua cewek lo," ancam Agam yang mulai geram.

"Uh ... tayang-tayang, aman kok! Gue tinggal dekatin Tania, jadiin dia satu-satunya," balas Adelio lalu tersenyum bangga.

"Adel tolol!" seru Agam.

"Adel?! Apa-apaan lo nama gue Adel. Nama gue Adelio! Panggilan gue, Lio," balas Adelio tidak terima.

Sweet Dreams, Darling. [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang