Sagara makan sendirian di kantin. Ia sengaja meminta izin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi meronta untuk mendapatkan asupan. Sagara hanya fokus ke arah mangkuk baksonya. Sesekali ia terkekeh setelah mendapatkan balasan pesan dari Agam yang terus-menerus mengutuknya.
Agam
"Emang lo, nggak ada akhlak. Gue juga laper."Sagara
"Lper?"Agam
"Y."Sagara
"Mknlh."
"Rbt lo."Agam
"Bu Gurita nggak ngebolehin minta izin berdua, goblok."
"Ah gimana, sih, lo."Sagara
"Trs?"Agam
"Gue nitip batagor 5.000, ntar pake duit lo. Ikhlas, ya?"
"😍😍😍"Sagara
"Njs."Agam
"Lo ngetik jangan kayak gitu juga."Sagara
"Susah, lg mkn."Agam
"Ya?"
"Beliin batagor."
"Nanti kalau lo balik ke kelas, tinggal sembunyiin di baju lo. Masukin ke dalam baju lo aja."
"Jangan dibawa juga kantong hitam legend-nya."
"Trus nggak usah pedas."
"Gar, kok lo read doang?"
"Lo nggak sayang, ya? Sama gue?"
"😩😩😩"
"Aku kecewa sama kamu, Mas."
"Aku jijik."
"Gar?"
"Gara?!"
"Woi setan!"
"Baleslah, malah read doang daritadi!"
"Woi anjir 😰"
"GARA!!!"
"😭😭😭"Sagara mendegus kesal saat mendapatkan pesan bertubi-tubi dari Agam. Ditambah beberapa emoji yang sangat menjijikan baginya. Sagara menekan tombol block. Dosa apa yang sudah diperbuat Sagara sehingga mendapatkan sahabat seperti Agam.
You blocked this contact
Sagara terkekeh pelan, meletakkan kembali handphone-nya dan melanjutkan suapan baksonya. Tidak peduli tentang Agam yang mungkin sedang menggerutu di sana.
Mengumpat di dalam hati rasanya itu nggak enak. Nggak bikin lega. Lebih baik teriak aja kayak orang gila. Plong rasanya. Kasihan Agam, dia pasti tertekan.
Galena memasuki kantin dengan dua antek-anteknya yang bersedia membukakan payung untuk Galena, entah itu saat panas atau pun hujan. Galena melihat ke sekeliling, kantin cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang datang ke tempat itu di jam pelajaran seperti ini. Galena dapat dengan mudah melihat wajah orang-orang yang sedang ada di sana. Tidak terkecuali, wajah Sagara yang membuat senyum di wajahnya merekah.
Galena membisikkan sesuatu kepada Oilin dan juga Dessy. Keduanya mengangguk paham dan ikut menunggingkan senyumannya. Galena berjalan mendekati Sagara, sedangkan Oilin dan Dessy, memesan minuman untuk ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dreams, Darling. [selesai]
Teen FictionJudul sebelumnya, the violinist: sagara Gadis kecil dengan jepitan rambut bunga matahari yang ditemuinya di atap rumah sakit, selalu membayangi Sagara. Pengaruhnya sangat besar bagi hidup Sagara. Dan biola, hanya alunannya yang membuat Sagara tetap...