Dia Telah Pergi

18 1 0
                                    

assalamualaikum, kembali lagi
😊










Terima kasih sudah memberikan vote dan komen
☺️










Tandai typo!








Happy reading ☺️

•••

Marcel mengamuk sama semua penjaga mansion, terutama pada satpam rumah sang anak. Ketika dia mengunjungi kediaman anak kesayangan untuk meminta maaf atas kejadian tadi malam, anak dan menantu sudah tidak ada di rumah. Pria berusia 47 tahun itu hanya menemukan black card milik Satria dan dua handphone punya Elysia, tergeletak di meja ruang tamu tanpa secarik surat. Bahkan baju-baju anak bungsunya sudah tak ada.

Marcel frustasi dengan kepergian anak kesayangan yang selama ini ia jaga. Semua keluarga mengalahkan dirinya atas kepergian Satria. Tapi ada satu keponakan Marcel yang sudah tahu ini bakalan terjadi.

"Pokoknya Daddy harus cari Satria!" suruh Vergio yang sedih mendapatkan kabar adiknya pergi tanpa kabar.

Vergio juga telah menyuruh geng motornya untuk mencari ke beradaan Satria. Tapi sampai malam tiba, belum ada kabar. Suruhan Marcel juga telah mengunjungi apartemen Elysia. Tapi tidak ada apa-apa, semua kosong.

"Kalau enggak, kami gak akan anggap Daddy sebagai orang tua kami," lanjutnya mengancam Marcel.

"DIAM!"

Marcel pusing dan merasa bersalah telah membuat anaknya pergi. Tidak jarang juga, ia menyalahkan sang menantu yang sudah membawa anak kesayangan tanpa sepengetahuan siapa pun.

Bukan cuma abang-abang Satria saja yang sedih. Tapi bapaknya juga. Marcel tidak percaya sudah membuat Satria dan Elysia semarah ini padanya, hingga pergi entah ke mana. Apalagi mendengar penjelasan kepercayaannya yang mengatakan bahwa anak bungsunya diyakini pergi keluar negeri.

"Seharusnya tadi malam gue gak usah ngomong itu," gumam Kelvin merasa bersalah dengan keadaannya yang sangat kacau, pandangan menerawang sambil meringkuk.

Semua orang yang melihatnya akan merasa kasihan, tapi tidak dengan saudara-saudaranya. Semua adik dan abang menyalahkan dirinya atas kejadian ini. Itu yang membuat keadaan Kelvin semakin hancur.

Entah apa yang akan Kelvin lakukan setelah adik kesayangannya pergi. Hancur sudah hidup seorang Kelvin. Tidak ada harapan hidup dan tidak ada semangat hidup di diri Kelvin. Tidak ada wajah imut, menggemaskan setiap kali mau berangkat kerja.

Alvianto yang belum sempat minta maaf pada Satria, ikutan terpukul. Lebih baik ia mati saja sesuatu operasi pencabutan peluru itu terjadi. Dari pada pulang dari rumah sakit mendengar kabar adik kesayangan sudah tidak bisa dipeluk lagi. Dia menjadi orang yang paling bersalah atas kepergian Satria. Tidak ada gunanya lagi cowok yang lagi duduk di kursi roda itu tinggal di mansion ini.

Andai waktu bisa diputar lagi. Lebih baik Alvianto mencekik Satria sampai mati. Dengan begitu, Marcel akan marah besar padanya dan membunuhnya detik itu juga. Sudah pasti dia dan Satria akan pergi bersama-sama. Tidak seperti saat ini.

Justin, menjadi sepupu yang selalu main bareng sama Satria menjatuhkan tubuh ke sofa. Ia menutup wajah dengan bantal sofa untuk merendam tangisannya. Dia tidak mau keluarga tahu kalau menangis.

"Seharusnya gue yang jemput adek." Andai malam itu Melvin yang menjemput Satria, sudah pasti kejadian ini tidak terjadi.

Walaupun Melvin jarang main sama Satria, cowok itu merasa bersalah karena tidak mau menjemput sang adik. Tadi malam sang opa, Reynaldy menyuruhnya untuk menggantikan Marcel untuk menjemput Satria. Tapi karena kemarin Melvin sedang asik ngobrol sama teman sesama dosen, ia tidak mengindahkan suruhan sang opa.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang