[Completed]
Jeha bilang, Lucy tidak layak menjadi peran utama dalam kisah hidupnya. Namun, cowok introvert yang selalu menghabiskan waktunya untuk menulis itu akhirnya terpelintir oleh kalimatnya sendiri.
Ini bukan kisah cinta bar-bar yang membara...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Karena sudah bekerja di bidang kehumasan hampir enam tahun, Lucy bukanlah orang kuper yang tidak punya teman. Dia memiliki banyak relasi yang kadang pergi bareng atau hanya sekadar sebagai penonton story. Dia juga bukan orang mageran yang selalu rebahan di rumah. Memang sih rebahan tuh siapa sih yang nggak suka? Lucy suka kok, tapi kalau kelamaan rebahan yang ada dia encok dan puyeng. Dia akan rebahan kalau memang lagi habis baterai saja. Kalau lagi full baterai waktunya digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Pokoknya dia banyak kegiatan setelah membuka mata hingga menutup mata.
Berbeda dengan Jeha yang setiap hari menghabiskan waktu menghindari matahari, Lucy baru melek sudah rajin mencuci mobil. Walaupun baru cuci muka dan sikat gigi doang, cewek itu menarik selang dan ember untuk mencuci mobilnya. Dulu, saat masih sibuk kerja, dia tidak segabut itu mencuci mobilnya sendiri. Tapi karena sekarang banyak nganggurnya dan Jeha pagi-pagi tidak meneleponnya dengan suara penuh keributan, Lucy memutuskan untuk mencuci mobilnya.
Luki yang baru akan berangkat kerja mendecak kagum sambil bersedekap.
"Buka jasa pencucian mobil orang-orang komplek aja, Lu," kata Luki asbun.
"Ck, ogah. Lagian gue kan lagi kerja juga."
"Kerja lo nggak full-time, njir. Ya, itung-itung mengisi waktu luang sambil maen air."
"Nggak ah entar kena kutu air."
Luki terkekeh. "Ya udah deh gue kan hanya menyarankan. Kalau mau pulang ke Bandung gih tengokin Mama sama Papa. Gue rencana mau nengokin Minggu ini, tapi kantor ada gathering tiba-tiba."
"Iye bawel lo ah. Lagian Mama sama Papa mau ada workshop ke China kok."
Luki kaget. "Lah, kok kagak ngomong ke gue."
"Kagak dianggap anak kali lo."
"Sialan."
Lucy hanya mengedikkan bahu.
Karena kesal, Luki menonyor kening kembarannya itu sebelum pergi ke kantor. Lucy mendecak, tapi tak mungkin juga menyemprotkan air pada Luki. Bisa saja PNS itu bakal ngamuk karena seragam kebanggaannya basah.
Selepas mencuci mobil, Lucy langsung mandi. Baru setelah itu dia menelepon mamanya dengan panggilan video. Butuh dua kali panggilan untuk membuat wanita itu mengangkatnya.
"Halo. Mama, kapan berangkat?" baru aja muka mamanya nongol, Lucy langsung bertanya.
"Besok malam, Lu. Kenapa? Udah tua minta oleh-oleh?" jawab sang mama sambil terkekeh.
"Ya enggak sih. China bagian mana Ma workshopnya?"