33

828 53 5
                                        

-- Typo's --

---
"I'll be gantle." Bisik Langit tepat di telinga Lintang.

Tangan Langit menurunkan celana dan celana dalam Lintang dengan perlahan, Lintang telanjang bulat. Karena malu, wajahnya Ia tutup menggunakan lengan kanannya, bahkan sampai menoleh ke samping.

Langit membiarkan hal itu, Ia tak berhenti menatap tubuh Lintang bahkan sampai berdecak kagum membuat Lintang semakin malu. Lintang merapatkan kakinya, mencoba menyembunyikan bagian bawahnya namun tentu itu tak berhasil.

Dengan lembut kakinya dibuka sedikit lebar, Lintang merasa malu sebab mengangkang dihadapan Langit. Namun, ada perasaan senang dalam hatinya, kupu-kupu yang terus beterbangan dengan gemuruh riuh, heboh di perutnya.

Diam diam, Lintang tersenyum.

Jari telunjuk dan tengahnya, Langit kulum sendiri. Membuka lengan Lintang yang menutupi wajahnya, meskipun Lintang melihat ke arah lain, wajahnya di arahkan untuk menatap dirinya.

Langit meraup bibir Lintang cepat, membuat tangan Lintang kini bertumpu pada kedua pundak Langit.

"Hmphmhh mmhh nghk.." jari telunjuk Langit masuk, mengundang sensasi aneh pada Lintang yang memang pada dasarnya tak pernah disentuh.

Kemudian, Jari tengahnya menyusul mengundang ringisan dari bibir Lintang. Ciuman dilepas kala Lintang sudah terbiasa dengan jarinya, dikeluar masukkan dengan perlahan.

"Lo lagi mau disetubuhi sama yang ngga lagi muda."

"Mmhh.." hanya lenguhan Lintang yang jadi jawaban, membuat Langit tersenyum.

Remasan di bahunya terasa kala jari Langit semakin dalam, tak sengaja menyentuh titik yang membuat Lintang keenakan. Jari kakinya  mengerut, kakinya tak bisa diam namun jarinya sengaja Langit keluarkan.

Lintang menatap Langit sayu, memohon untuk melanjutkan kegiatannya tanpa kata. Langit tersenyum, menangkup pipi Lintang sebentar hanya untuk mencium bibir, kedua pipi, dan kening Lintang yang terhalang plaster penuh cinta.

Celananya Ia lepas, tangannya menjepit kedua pipi Lintang dengan kode untuk Lintang mengulumnya, Lintang menurut —menjilat seluruh area penisnya.

Hanya sebentar, agar basah saja. Kemudian Lintang dikangkangkan dengan lebar, penis Langit diarahkan ke hole Lintang, Lintang sendiri menutup matanya sebab malu.

"Nghhh! Aahh, om... Nghh stop!"

Langit menyisir rambut Lintang dengan lembut, Lintang sendiri merengek. Langit yang memasukannya secara perlahan, membuat holenya merasakan setiap inci penis Langit yang panjang dan besar.

Rasanya panas dan sakit, penis itu dikeluarkan dengan perlahan hingga menyisakan kepala. Tubuh Lintang akan berbalik, jika tidak ditahan oleh Langit dan —

"AGHHH!! FUCK!" Lintang menjerit, penis Langit tanpa aba-aba masuk sepenuhnya menubruk sesuatu.

Sakit dan enak menjadi satu, holenya kepanasan, namun enak secara bersamaan membuat matanya berkaca kaca. Langit mengambil Lintang ke dalam pelukannya, memgusap kepala belakang Lintang dengan lembut.

"Hhhh, s-sakit."

"Tapi enak sayang?" Tak mau munafik, Lintang mengangguk setuju.


----

T

o be Continued ...

sebagian hilang anjay, kayanya tidak tersimpan karena part ini ditulis bertepatan dengan handphone yang rusak. tapi mari kita berikan bonus di part berikutnya, xixi ^^

Langit dan Lintang | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang