-- Typo's --
---
"Nih ya, kalau lo mau yang agak gampang lo pake rumus kedua yang tadi pak Dera kasih." Arda mengernyit, menatap buku tulis dan papan tulis secara bergantian untuk mencocokan rumus mana yang menurut dirinya mudah.Lintang sendiri tertawa, "Hahahaha jangan kaya bingung gitu dong, coba lo bandingin gih rumus satu sama rumus dua. Itu rumus dua lo tinggal masukin angka, meski agak panjang."
"Iya iya iya, biarin gua kerjain sendiri biar gua pinter dan bisa sendiri alias mandiri."
"Mandi sendiri?"
"Kagak, gua kalau mandi masih sama mama gua. Udah diem dulu, gua mau fokus. Thanks bro udah bantuin gua." Kemudian Ia fokus mengerjakan soal, membiarkan Lintang yang tertawa dan berpindah ke meja sebelah.
"Gimana di Never tang?"
"Lumayan seru, nongkrong di bujok gua serasa punya banyak temen." Tara si anak kelas 12 anggota Never itu, mampir ke kelas Lintang yang dimana dia masih kelas 11.
Tara memang sering mampir ke kelas Lintang semenjak pertemuan pertama itu, bahkan menjadi Upin Ipin alias dimana ada Lintang pasti ada Tara, Luthfi bagian ngekor padahal wakil ketua, heran.
"Black Swan nyenggol kita, awalnya ngga ditanggepin tiba-tiba mereka nantangin. Kata Luthfi gas aja, udah minta persetujuan bang Langit katanya bebas asal masih bisa kita sendiri tanganin."
"Wow jadi anak gengster beneran gua." Tara hanya menggeleng tak habis pikir, tangannya menerima permen yang Lintang berikan.
Lintang mengangkat handphonenya, menunjukan Game Mobile yang mengkode untuk Tara ikut Login. Keduanya beralih ke pojokan, bergabung dengan anak kelasan Lintang untuk bermain game.
"Woy, ngga ngajak." Lutfhi tiba-tiba saja muncul dari arah pintu kelas Lintang, turut bergabung bersama dengan Lintang, Tara.
"Taangg! Habis di bagi gini gimana? Di kuadratin?"
"Pake anuan eliminasi kek yang kemaren gua ajarin."
"Ohhh anuan."
Lutfhi dan Tara melirik Lintang "Lo jago matematika? Ajarin kita bisa ngga?" Tanya Tara, Lintang memasang wajah tak percaya.
"Bang, gua kelas 11?"
----
Tak sia sia usahanya berolahraga selama liburan kemarin, sebelum menumbangkan lima manusia yang membully-nya hingga masuk UGD.Meskipun mendapatkan luka yang lumayan, setidaknya Lintang cukup baik baik saja. Kemenangan dipegang oleh Never, sedangkan Black Swan mundur dengan satu arahan.
Lintang mencari Tara, melihat Tara yang berbaring di aspal seraya mengatur nafasnya. Lintang berlari ke arah Tara, turut berbaring di samping Tara dan menetralkan nafas.
Yang lainnya, membereskan kekacauan seraya beristirahat sejenak. "First time gua berantem berantem gini, hahahaha." Tara melirik, "Dulu Never selalu tauran, bener bener tiap malem."
"Terus?"
"Ngga lagi, semenjak beberapa wilayah jatuh ke tangan Never semuanya mulai membaik. Meskipun selalu ada oknum yang berusaha buat ngerampas wilayah kita."
Lintang mengangguk.
"Ayo puter balik, yang mau pulang boleh, yang mau ikut ke BaseCamp juga boleh."
Dengan satu arahan dari Luthfi, Never membubarkan diri dari lokasi.
"Berarti si Bintang-Bintang itu, jago berantem dong kalau tiap malem tauran? Soalnya kalau noob keburu mati, meski endingnya mati."
"Terus si tua itu juga dong? Gua belajar bela diri ke dia, di bunuh ga kira kira?"
"Kenapa bengong tang?"
Lintang tersentak "Kepala gua kebentur balok dikit, bikin gua tiba tiba kepikiran kodok Zuma." Secara tidak langsung, kamu baru saja mengatai Langit kodok Zuma, Lintang.
----
To be Continued...
Lapak Kritik, Saran, dan Diskusi :
Pov : Langit ngekorin Bintang kalau mau ngumpul sama Never dulu.