25

508 58 9
                                        

-- Typo's --

---
Waktu tak ingin menunggu Langit lagi, tetapi memangnya waktu mau menunggu siapa pun? Keseharian Lintang dan Langit bisa dibilang monoton, tanpa ada yang benar-benar istimewa. Rutinitas mereka meliputi sarapan, makan siang, makan malam, menonton televisi, serta bersiap-siap untuk antar jemput sekolah Lintang.

Langit menjadi ayah yang baik untuk Lintang, meskipun Lintang tidak mengetahui bahwa ayah angkatnya itu menyimpan perasaan yang lebih dari sekadar kasih sayang orang tua kepada anak.

Pertanyaan dari Riki seminggu lalu masih menghantui pikirannya. Apa yang harus Langit lakukan? Haruskah ia jujur kepada Lintang bahwa ia memiliki perasaan cinta yang mendalam untuknya?

"Om, semenjak gua tinggal di sini, kenapa Om kagak pernah ngunjungin Om Bintang lagi?" tanya Lintang tiba-tiba.

Langit menoleh, menghentikan kegiatannya yang tengah menikmati biskuit hasil beli Lintang kemarin. Sempat menjadi bahan perdebatan antara keduanya, Lintang terlalu rutin membeli tetapi yang menghabiskan malah Langit.

Ia mengangkat kedua bahunya dengan santai, "Biasanya sebulan sekali, atau ketika gua lagi ngerasa kurang mampu menghadapi dunia."

"Ohh." Lintang hanya ber oh ria, sementara Langit kembali fokus pada televisi yang menyiarkan berita.

Lintang, di sisi lain, sesekali melirik ke arah Langit, entah apa yang dipikirkannya hingga Langit mulai menyadarinya.

"Ada yang mau ditanyain?" tanya Langit tiba-tiba.

Lintang tersentak, kemudian menoleh dengan senyum canggung karena malu ketahuan mencuri - curi pandang.

"Om Bintang itu, kaya gimana sih orangnya?" tanyanya pelan.

Langit menoleh dengan tatapan penuh arti, "Mukanya apa orangnya?"

"Keduanya," jawab Lintang tanpa ragu.

Kemudian Langit merogoh sakunya, mengambil ponsel dan membuka aplikasi galeri untuk mencari foto Bintang. Ia menunjukkan foto itu kepada Lintang yang tercengang melihatnya, seraya menyentuh wajahnya sendiri.

 Ia menunjukkan foto itu kepada Lintang yang tercengang melihatnya, seraya menyentuh wajahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit dan Lintang | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang