-- Typo's --
---
Lintang menyempatkan diri untuk mampir pulang ke rumahnya setelah pulang sekolah, memeriksa keadaan sang Ibu apakah tengah dalam keadaan baik atau tidak."Mama udah makan?"
Renata, sang Ibu mengangguk. Dirinya hanya diam di kasur seraya memeluk lututnya, tatapannya kosong tanpa arti yang dimengerti. Lintang mengangguk, namun berubah tersenyum kala tatapan sang Ibu mampir ke arah wajahnya.
"Mereka baik banget masakin buat Mama, kaya kamu yang suka masak makanan buat Mama. Tapi kenapa ayahmu ngga pernah masak buat mama ya? Meskipun Ayah ngasih obat-obatan yang bikin mama ke surga, tapi pahit rasanya."
Lagi, Lintang hanya tersenyum tanpa ada niatan merespons. Setelah memastikan keadaan sang Ibu baik-baik saja, Lintang beranjak untuk mengganti baju di kamarnya. Selepas ini akan pergi ke rumah Langit sesuai permintaan dari si pemilik, meskipun lumayan banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Langit.
Salah satunya, mengapa Langit baik sekali ingin menampung manusia seperti dirinya?
Tring!
Tara : Ke tempat yang bang Piyan share sekarang, kita udah mau mulai latihan.
Tara : Kata bang Piyan izin dulu sama bang Langit.
Tara : Bentar, kok lo tinggal di rumah bang Langit?
Ada senyuman tipis pada wajah Lintang entah mengapa, daripada membalas pesan Tara Lintang lebih memilih untuk membuka laci paling bawah. Mengambil iPad mini yang Ia beli memakai uang tabungan, sekitar satu tahun lalu.
Semua video yang Ia kumpulkan ada disana, membuka beberapa aplikasi sosial media Lintang membuat lumayan banyak akun. Surat laporan anonim via email Ia kirimkan langsung kepada beberapa pihak, salah satunya pihak kepolisian juga detektif.
Nama nama serta latar belakang keluarga dari pelaku sudah Lintang cantumkan, bahkan bukti berupa media entah dati Foto, Video, dan Rekaman sudah Lintang lampirkan.
Sejujurnya bukan hanya Lintang, tetapi sudah banyak korban dan sekolah itu hanya bungkam malah melindungi. Tentu, yang terlibat secara tidak langsung pun akan Lintang libatkan.
Video itu mulai Lintang sebarkan di beberapa aplikasi sosial media, tak hanya dirinya. Wajah korban sengaja Lintang sensor, namun yang Lintang kirimkan kepada beberapa pihak adalah video asli tanpa sensor.
"Kita tunggu berapa menit kira kira?" Gumamnya pelan, Lintang mengambil satu buku paket yang Ia pinjam dari perpustakaan Kota.
Senyumnya mengembang, "Gimana kalau ngerjain satu halaman buku ini? Habis itu kita liat reaksi dunia tentang ini, apakah bakalan diluar ekspektasi?"
Psychopath sekali senyummu anak muda.
- - -
To be Continued...
Lapak Kritik, Saran, dan Diskusi :
Sampaikan kritik dan saran dong, atau diskusi gitu biar gue sekali up satu buku