---- Lintang mencengkram pinggiran wastafel dengan erat, kepalanya menunduk sebab tak ingin melihat pantulan wajahnya dicermin. Wajah keenakan yang dimana tengah menungging pasrah, disetubuhi Langit.
Langit sendiri tertawa, menarik dada Lintang sehingga punggung dan dadanya menempel. Desahan Lintang semakin nyaring, penis Langit masuk lebih dalam membuat tubuhnya menggelinjang.
"Nghhh mhhh!" Matanya terpejam erat, menikmati hangatnya cairan Langit di dalam analnya. Sedangkan pelepasannya kini menyembur, bahkan sampai mengotori cermin di depannya.
"Enak?"
Lintang tak dapat menjawab, Ia sibuk mengatur nafasnya dan tanpa sengaja mengetatkan analnya. Langit meringis, "Shhh, kalau lo ketatin ntar dia berdiri lagi."
Lintang tak dapat mengendalikan, Ia malah semakin mengetatkan analnya dan dengan sedikit panik mencoba mengeluarkan milik Langit keluar, tawa Langit pecah.
"Udah mau pagi, gua udah capek om..." Kata Lintang, setengah merengek.
Langit semakin tertawa, "ya makanya jangan diketatin terus hole nya." Usapan lembut Langit berikan untuk Lintang, dari perut bawahnya terus naik ke puting kanan kiri Lintang.
Sangat lembut, mengundang sensasi aneh yang menyenangkan bagi Lintang. Langit merasakannya, anal Lintang berkedut mengundang Langit ingin menggempurnya lagi dan lagi.
Penisnya dilepas, langsung menggendong Lintang bridal style untuk kembali ke kasur. Sedikit berantakan, Langit mendudukan dirinya dengan Lintang yang kini dipangkuannya.
Diam diam, Lintang merasa malu dengan pipi yang memanas. Milik Langit masih berdiri tegak, mengeras. Langit tau Lintang menyadarinya, jadi Ia menatap Lintang memberi kode untuk kembali memasukkan miliknya ke dalam Lintang.
Lintang malu luar biasa, Ia memejamkan matanya seraya berusaha memasukkan milik Langit ke dalamnya. Mungkin efek di gempur sedari tengah malam, penis Langit bisa dengan mudah masuk.
"Nghhh, om.. ahh!" Tapi sumpah, milik Langit masuk sangat dalam.
Langit menarik Lintang ke dalam pelukan, menarik selimut hingga menutupi punggung Lintang dan mulai mengusap punggung Lintang dengan lembut, sangat lembut.
"Kenapa bisa inget?"
Ada jeda disana, Lintang memainkan jarinya dipunggung Langit. "Dulu gua minta permohonan buat reinkarnasi, tapi katanya gua ngga akan idup enak atau apalah. Gua bakalan inget semuanya, kalau gua ketemu lo. Tapi dipikir, memudahkan juga karena gua mirip bgt mukanya sama yang lama ya?"
Langit mengangguk, menyetujui. Meskipun sempat dilihat sebagai Lintang, bukan Bintang —tapi kedua wajah ini benar-benar mirip. Sangat mirip, yang membedakan hanya sikap keduanya.
"Masih ganteng, manis, ba—ANGHH anjing!" Penis Langit menghentak, membuat Lintang lemah sampai cairan precumnya membasahi perut Langit.
Langit sendiri hanya tertawa, tangannya dengan lembut meraba semua permukaan kulit Lintang. "Iya, bahkan rasa percaya dirinya aja masih ada. Gimana? Lebih seneng jadi Bintang, atau Lintang?"
"Bintang, tapi saat ini gua Lintang."
"Siapapun lo, yang penting lo adalah milik gua."
Lintang melepas pelukan, kemudian menatap Langit dengan tatapan menantang "Emang di kehidupan ini, gua mau jadi milik lo?" Membuat sebelah alis langit terangkat, "Gue mau nikahin cewek cantik spek pacar si Piyan di masa lalu."
Lintang memasang wajah berpikir, Ia mengusap dagunya "Oiya, mau liat mereka jadi nikah ga? Kalau jadi, mau gua buat cerai terus gua rebut tante tante tersebut untuk menjadi milik gua, hahahaha!"
"Ini lo berbual atau gimana?"
Lintang menghentikan tawanya, kemudian menatap datar Langit seraya berdesis sinis "Lo pikir gua keliatan berbual sekarang?"
Langit memutar kedua bola matanya malas, meskipun ini adalah benar Bintang —Tetap saja kebodoran serta keanehan Lintang masih melekat.
Jadi Langit mendorong Lintang hingga terlentak, penisnya bahkan tidak sedikitpun dikeluarkan. Tentu saja Lintang kaget, kebingungan dengan kejadian yang tiba-tiba.
Langit mengambil handphonenya, membuka kamera dan mulai memvideokan Lintang yang mengangkang dibawahnya, tangannya mencengkram sprai sangat erat sebab merasakan sensasi luar biasa atas penis Langit yang menekan titik manisnya.
"Nghh, ahhh! Ughhh, mentok nghh!"
Lintang tak bisa diam, kemudian Langit mulai menghentak penisnya, pelan dan dalam. Sangat kuat, benar-benar menubruk telak titik manisnya. Penisnya yang keluar dan menghentak masuk anal Lintang dengan perlahan, Langit rekam.
Analnya yang mekar sebab Langit terlalu pelan, namun dihentik keras hingga Lintang kewalahan, menggelinjang. Penisnya yang setiap hentakan mengeluarkan cairan urin, benar Lintang sampai mengompol.
Kakinya beberapa kali akan dirapatkan, jika tidak Langit tahan. Desahan Lintang keras sekali, bahkan ada suara teriakan sebab ini membuatnya kewalahan, tangannya mencengkram sprai begitu kuat.
"AGHH!!"
"NGHHH, AHHH NGIT!"
"Gua ngompol udah NGHHH!!"
Tak Langit dengarkan, hanya Langit rekam dengan seringai dibibirnya. Bahkan sampai Lintang menggenjang, dengan cairan pelepasan juga mengompol menyembur membasahi kasur.
Langit keluar di dalam, Ia mengeluarkan penisnya membuat cairan Langit meleleh keluar anal Lintang. Lintang? Entah tidur karena kelelahan, atau pingsan.
Langit mematikan rekamannya, Ia membereskan kekacauan yang telah dibuat kemudian merubah posisi tidur Lintang agar lebih nyaman. Setelah kekacauan di bereskan, Langit mengambil tempat di sisi Lintang yang tertidur pulas.
Senyumnya mengembang, memeluk Lintang begitu erat, "Videonya bakalan jadi bukti, kalau lo punya gua." Oalah, Langit cemburu rupanya.
----
To be Continued.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.