-- Typo's --
-----
"Jangan terlalu keras, ntang." Tara mengingatkan, Lintang menoleh sekilas lalu tersenyum begitu manis seraya menenggak air minumnya.Tara sendiri mengambil tempat di samping Lintang, menatap ke arah lapangan yang dimana banyak sekali murid yang berlatih —untuk acara perpisahan sekaligus pemberian rapot setiap angkatan.
"Gua cuma berusaha keras supaya ngga ngebebanin Nanda sama Erik, orang tua mereka bakalan datang. Gua cuma ngga mau ngecewain dan semuanya hancur karena gua, kudu perfect lah pokokna mah."
Tara mendecih, sedikit terkekeh sebab setahun kenal membuat dirinya mengenal Lintang meski tak begitu baik. Pikirannya melayang, dua Minggu lagi adalah hari kelulusan, Ia akan meninggalkan tempat ini dan akan datang kembali dengan status yang berbeda.
Banyak ruang yang tak akan bisa Ia akses lagi, sebab hak nya sebagai murid akan segera selesai. Sejujurnya Tara belum siap akan hal ini, meskipun beasiswa ke Singapura sudah diajukan.
Previllage orang kaya, kalau kata Lintang.
"Bang Langit?"
Lintang menunduk, tersenyum tipis nyaris tak terlihat. "Ngga, gua belum bilang. Rapot gua biarin ditahan, ntar diambil pas hari biasa yang penting gua naik kelas."
"Gue mau minta tolong pedagang buah kaya semester kemaren, malah ketauan anjing." Lintang bernostalgia.
Jadi semester lalu, ayah dan ibunya tidak bisa mengambil raport Lintang seperti biasa. Kemudian Lintang pergi ke pasar membeli satu kilo buah apel, Lintang bernegosiasi dengan si penjual bukan perihal harga yang harus dibayar.
Tetapi, "Gua bayar tiga kali lipat, asal abang mau jadi bapak pura-pura gue. Sehari doang etdah."
Sampai sekolah disuruh pulang, nama di KTP yang dibawa si bapak penjual berbeda dengan nama yang ada di Kartu Keluarga. Hal kocak lainnya di hidup Lintang, ada ada saja.
Tara menggeleng atas Lintang yang luar biasa keras kepala, mau tidak mau Tara sendiri yang akan turun tangan. Mungkin terkesan lancang karena melangkahi, atau bisa dibilang ikut campur.
Tapi yang Tara lakukan tidak lain adalah sebagai bentuk peduli, pada adiknya.
Perpisahan dan pembagian rapot sebenarnya dilaksanakan pada waktu yang berbeda, misalnya perpisahan akan diadakan pagi hari sebelum pentas seni, sedangkan pembagian rapot kelas 10 dan kelas 11 adalah setelah pensi, selesai pukul 4 Sore.
Sebenarnya, selain karena canggung Lintang tak mau mengganggu. Langit terlihat sibuk di siang sampai sore hari, biasanya sibuk berkutat dengan laptop atau langsung turun ke lapangan.
Lintang —hanya tidak mau membebankan.
Meskipun dalam hatinya,
"Lintang, ayo lanjut."
"Ayo!" Lintang ingin usahanya dilihat.
"Eh Lintang!" Bukan hanya Lintang, Nanda juga Tara turut menoleh.
Mendapati seorang gadis berambut pendek berkulit tan, dengan senyum yang manis. Datang menghampiri Lintang, dengan susu kotak di tangannya.
Nanda juga Tara kebingungan, sedangkan Lintang hanya tersenyum tipis. "Ini susu buat Lintang, semangat ya."
Lintang tak menerimanya, dia membuat gestur menolak. "Maaf ya kak Reaa, gua sebenernya ngga suka susu." Katanya lembut, membuat Rea —si gadis berambut pendek itu terkejut.