-- Typo's --
---
Celana kulit itu menjuntai di atas kulit sensitif, membuat Bintang menggigil. Nafas mereka tercekat, mata mereka berkedip-kedip."Enak sayang?"
"Nggak," jawab Langit. Sengatan lembut, membuat kulit sensitif menjadi semakin sensitif.
"Buka matanya, sayang. Langit pengen Lintang liat kontolnya Langit lagi ngehancurin Lintang. Liat!" Lintang menggeleng ribut, tak mau menatap cermin besar di depannya.
Memperlihatkan dirinya yang tengah membuka kaki lebar, bersandar pada Langit dengan penis yang keluar masuk di analnya. Kakinya mengangkang lebar, penisnya mengacung tegak berwarna kemerahan.
Anal Lintang mengetat beberapa kali, membuat tangan Langit reflek meraba penis Lintang, meremasnya sebelum kemudian menutup lubang kencingnya.
Lintang kelabakan, nyaris menutup pahanya jika tidak ditahan. "Jangan dirapetin, liat kontol Lintang keenakan. Masa mau denial terus?" Rasanya Lintang ingin menangis.
"Anghhh!" Penisnya ditancapkan, sengaja sekali tepat mengenai titik manis Lintang.
Jika tangan satunya menutup lubang kecil, yang satunya merambat untuk mencekik leher Lintang. Langit kepuasan menatap wajah Lintag yang kelabakn.
Wajah memerah dengan desahan tertahan, mulutnya terbuka dengan liur yang menetas berusaha meraup nafas. Kedua tangannya menggenggam lengannya, badannya sedikit menggeliat dengan paha yang berusaha dirapatkan.
"Cantik, cantik."
Langit memundurkan pinggulnya perlahan, Lintang kelabakan dan segera menggelengkan kepalanya cepat, matanya melotot seakan tau tetapi apa yang akan terjadi.
"ANGHHHKK AAHH!" Pinggul Langit menghentak kuat, titik manisnya ditumbuk dengan telak. Lintang menangis, melihat dirinya di cermin yang berantakan semakin membuatnya nafsu.
"Enak banget, boolnya rapet." Bisik Langit pelan, membuat anal Lintang kembali berkedut.
Diam-diam, Langit puas dalam hati, kemudian kembali melakukan hal yang sama.
"A-ampun, ampun!!" Tangisan Lintang begitu memprihatinkan, tetapi hal itu malah semakin membuat Langit kesenengan.
- - -
Langit seperti merasa tengah bangun dari sebuah mimpi buruk, kemudian menatap Lintang yang kini tertidur lelap sebab kelelahan bermain hingga pagi.
Diusapnya lembut rambut Lintang, Langit nyaris menangis. Bintang, rambut yang Ia usapnya adalah milih Bintang. Pipi yang kini ia usap halus pun, adalah milik Bintang. Turun lagi mencapai rahang, bibirnya diusap halus menggunakan ibu jari.
Tidak mau menyakiti.
Langit senang bukan main, impiannya saat terakhir kali mereka bertemu, tersampaikan sudah. Meskipun umurnya tak lagi muda, namun setidaknya sebelum hembusan nafas akhirnya nanti, Ia masih bersama Bintang.
"Kalau gua makin tua, apa lo bakalan tetep cinta?"
Langit bergumam, kelopak mata yang cantik dengan bulu mata lentik itu terbuka. Menampilkan tatapan sayu, kini disertai ulasan senyum yang manis.
"Iya."
"Bahkan ketika lo disetubuhi kakek-kakek, suatu saat?"
Lintang mendengus, namun tak ayal juga untuk tersenyum. "Iya, pasti."
"Selamat ulang Tahun." Lintang tersenyum, suara Langit begitu rendah. Bahkan suara nafasnya turut menerpa lembut pada wajahnya, suara Langit terlalu rendah.
Lintang tak pernah menyesal, mengambil keputusan reinkarnasi dan mengorbankan banyak hal di hidupnya. Lintang bahkan tak pernah menyerah, menjadikan dirinya kuat luar biasa.
Bertemu dengan Langit, berbincang dengan kawan-kawan lamanya. Rumah pohon, juga rumah di pesisir pantai. Lintang syukuri dengan begitu tulus, dan ikhlas.
Tepat ulang tahunnya yang ke 18, Lintang kembali mengingat seluruh memori yang tak sengaja Ia lupakan. Kini Langit menarik Lintang, untuk masuk ke dalam dekapnya.
"Bertahun-tahun, sayang. Aku kangen kamu, aku kangen kamu."
"Aku juga."
Langit mengeratkan pelukannya, bernostalgia pada beberapa tahun lalu. Seseorang yang sempat Ia raungi tepat setelah melihat jasadnya, kini Ia dekap erat-erat tak mau dilepas.
"I love you."
"Lintang, I love you more than you know. Demi Tuhan, nyawa pun aku kasih kalau itu emang kamu yang minta."
"Dasar gombal."
Kini Bintang, telah kembali menjadi miliknya.
- - - -
END
Jangan berekspektasi lebih sama ending, ntar ada sequelnya kalau mood. Terima Kasih sudah membaca, banyak juga peminat buku ini meskipun pemberian vote kurang dari 1%
Semoga suka dengan ceritaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/370925641-288-k531107.jpg)