21

468 58 10
                                        

-- Typo's --

----

Pembubaran Geng Motor Blaze Setelah Kasus Pembully-an dan Penculikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembubaran Geng Motor Blaze Setelah Kasus Pembully-an dan Penculikan

Jakarta, 25 Mei 20XX

Dua minggu yang lalu, sebuah video mengejutkan beredar luas di media sosial, memperlihatkan aksi pembully-an yang dilakukan oleh lima remaja terhadap seorang anak jaksa. Kelima pelaku tersebut diketahui adalah anak-anak dari tokoh-tokoh terkemuka: tiga anak menteri, satu anak profesor, dan satu anak jendral.

Tak lama setelah video tersebut menjadi viral, dilaporkan bahwa korban pembully-an bersama ibunya telah diculik oleh kelima pelaku yang tergabung dalam geng motor Blaze. Tragisnya, penculikan ini berujung pada tewasnya sang ibu akibat luka tusukan belati, sementara anaknya kini koma setelah mengalami penyiksaan selama sehari penuh.

Barang bukti yang berhasil dikumpulkan oleh pihak berwenang cukup kuat untuk menetapkan kelima pelaku sebagai tersangka. Bukti-bukti tersebut meliputi video rekaman singkat dari aksi pembully-an, rekaman suara, rekaman CCTV, dan kesaksian dari beberapa saksi mata. Dengan bukti yang tak terbantahkan ini, kelima pelaku tidak bisa lagi mengelak dari jeratan hukum.

Geng motor Blaze, yang sebelumnya diduga terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal termasuk penyelundupan senjata, akhirnya dibubarkan oleh pihak berwenang. Kasus ini kini tengah diproses secara hukum, dengan para pelaku menghadapi serangkaian dakwaan yang berat sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku.

Motif di balik pembully-an dan penculikan ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, tindakan brutal para pelaku telah memicu kemarahan publik. Kecaman dari warganet menyerang mereka baik secara langsung maupun melalui teror di media sosial. Korban, yang saat ini tengah dalam keadaan koma setelah mengalami benturan di kepala akibat lemparan batu bata, terus mendapat perhatian dari berbagai kalangan.

Peristiwa ini menyoroti masalah serius dalam penanganan kasus kekerasan remaja dan keterlibatan anak-anak pejabat dalam kegiatan kriminal. Publik berharap agar penegakan hukum dapat berjalan dengan adil dan transparan, serta memberikan efek jera bagi para pelaku.

Para aktivis hak anak juga menyerukan perhatian lebih terhadap perlindungan anak dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap tindak kekerasan yang melibatkan anak-anak. Mereka menegaskan bahwa tidak boleh ada kekebalan hukum bagi siapapun, termasuk anak-anak dari kalangan elit.

---

Langit melihat Ayah dari Lintang, Arfan —berdiri di depan pintu kamar rawat inap Lintang. Melihat keadaan Lintang dari balik pintu kaca, dengan tatapan yang sama sekali tidak dapat Langit baca.

Kemudian Langit mengambil langkah untuk mendekat ke arah Arfan, sempat terkejut akan kedatangan Langit namun Arfan tetap diam disana dan menatap Lintang dengan tatapan yang sama.

"Dulu gua punya temen, dia baik banget dan selalu usaha buat banggain Ayahnya. Tapi sampai dia meninggal, Ayahnya masih ngerasa belum cukup. Yang bahkan ketika kematian temen gua, Ayahnya malah ngatain temen gua payah."

Langit melirik pada Arfan, belum ada reaksi. "Lo tau kenapa? Karena dia belum siap jadi ayah, dan gua pikir lo juga." Kalimat inilah yang membuat perhatian Arfan teralih, kemudian Ia memusatkan seluruh perhatiannya pada Langit.

"Tau apa, dan siapa lo?"

"Orang yang becus nyelamatin anak lo, dan ngelindungin anak lo daripada lo yang notabenya bapak sendiri."

Arfan tersenyum miring, "Becus? Lo ngga liat tuh bocah koma sekarang? Even mukanya terpampang dimana-mana udah kaya bocah culun."

"Gua kira temen gua doang yang bapaknya brengsek, ternyata ada yang lebih brengsek. Ngentot doang enak, anak udah lahir kaga becus ngurusinnya, tolol."

Emosi Arfan terlihat meninggi dengan tatapan tak suka, jika bukan di rumah sakit mungkin kepalan tangan yang berada di samping tubuh Arfan mungkin sudah melayang pada wajah Langit.

Langit tersenyum manis, "Kenapa? Gua liat liat istri lo meninggal dan anak lo koma aja lo biasa aja, dan malah ngatain anak lo. Mau sekalian gua laporin tentang KDRT lo ke anak lo?"

"Gua ngedidik di-"

"Sayangnya udah di laporin, cuma harus nunggu aja beberapa saat buat berbincang sama kejaksaan karena lo jaksa."

Arfan terkejut dengan tubuh yang menegang, Langit semakin tersenyum lebar kepalang kesal dengan sikap Arfan pada Lintang juga Renata selama ini.

"Selain itu juga karena lo malah nyelundupin obat-obatan terlarang buat istri lo, dengan dosis tinggi berharap istri lo mati kan? Dengan lo ngga sedih atas kejadian sebesar ini, udah jadi bukti lo kesenengan."

Langit merunduk, setengah berbisik "Cepet kabur sejauh mungkin, sebelum polisi juga media datang, ngehancurin Impian lo yang keren itu." Lagi, semakin merunduk dan semakin berbisik "Then, I'll take your son to take him to heaven."

---

To be Continued ...

Lapak Kritik, Saran dan Diskusi :

Lagi kepikiran bikin Cerita baru, Fiksi dengan Main Character tetep Jaemin. Spoilernya sih, kubu Haechan sama kubu Jeno yang bakal ngerebutin Jaemin. Tapi mau kujadikan PDF, alias berbayar. —baru rencana.

Friendship, ngga ada unsur BXB kecuali kalau emang imajinasi mu BXB, itu jalan cerita bakalan mendukung imajinasi para Fujo. Cuma sampingan aja sih, iseng-iseng. Soalnya kaya ada tantangan dengan benefit lumayan, seminggu atau setengah bulan beres itu 1 buku.

(Pushing myself to a feverish spirit)

Juga bakalan ada buku baru yang rilis setelah buku ini selesai atau mencapai ending, kita liat nanti berbayar atau ngga.

Spoiler — Friend with Benefit, 00line + ???

Langit dan Lintang | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang