Sepuluh murid dari kelas XII IPA-3 di SMA Garista terlibat permainan mematikan. Permainan klasik bernama 'petak umpet' yang harusnya adalah permainan yang menyenangkan berubah menjadi permainan pertaruhan nyawa yang mengerikan.
Awalnya, mereka adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tatapan penuh cemas itu, apakah aku sungguh mendapatkannya kembali?"
- Iliana Hizael -
***
Hiza memutar tubuhnya, mencari posisi lebih nyaman untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu sibuk menatap layar ponselnya. Menatap beranda instagram di akun miliknya. Tak ada yang ia lakukan sejak sepulang sekolah tadi selain membersihkan tubuh dan beristirahat. Ia sungguh merasa sangat bosan. Alih-alih membiarkan waktu berlalu begitu saja saat ini, seharusnya ia mencari petunjuk tentang permainan petak umpet ini.
Namun, tentu saja ia tak bisa bergerak sendiri seperti kata Kavindra tadi. Sebenarnya, ia dan Kavindra sudah ingin membicarakan hal ini dengan yang lainnya. Namun, mereka semua terlihat begitu sibuk dengan persiapan mereka untuk acara ulang tahun sekolah minggu depan. Waktunya tidak banyak, namun, ini juga bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya.
Kedua mata Hiza terpaku pada sebuah postingan yang baru saja muncul di layar berandanya. Darendra baru saja memposting sebuah foto di akun instagramnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu terdiam beberapa saat begitu melihat caption di postingan tersebut. Tak lama, sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia segera membukanya, melihat pesan dari Dion di group chatt.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.