8. Spiral Notebook

57 22 2
                                        

Holla, Readers!
Sebelum lanjut membaca pastikan kalian udah baca bab 'DISCLAIMER' ya. Terdapat beberapa adegan kekerasan dan perkataan kotor yang tidak baik untuk dicontoh! Typo? Tandai.

 Terdapat beberapa adegan kekerasan dan perkataan kotor yang tidak baik untuk dicontoh! Typo? Tandai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebuah perdebatan singkat akan berlalu menjadi pertikaian hebat jika terus dibiarkan."

- Alzian Nolan -

***

"Ragas, Daren, apa yang kalian lakukan di ruang OSIS semalam, hah?!"

Suara Pak Harto memecah atmosfer lengang di ruangan tersebut. Setelah mendapat kabar dari beberapa guru tentang perkelahian kedua anak didiknya, Pak Harto segera memanggil keduanya untuk meminta kejelasan. Beliau dan guru lain memang tak melihat secara langsung perkelahian keduanya, namun luka di wajah keduanya sudah cukup menjelaskan. Terlebih dengan adanya beberapa murid yang melaporkan keadaan ruang OSIS yang kacau.

"Ruang OSIS menjadi berantakan, itu ulah kalian, bukan?"

Ragas dan Kavindra tak sempat membersihkan ruang OSIS karena hari yang hampir larut semalam. Mereka juga mengkhawatirkan kondisi Hiza, karena itulah mereka memutuskan untuk pulang tanpa membersihkan ruang OSIS lebih lanjut.

Tak ada balasan dari Ragas dan Daren. Keduanya hanya diam di tempatnya tanpa menatap Pak Harto. Meski begitu, kedua telinga mereka tetap mendengarkan dengan jelas setiap kata yang wali kelas mereka ucapkan.

"Untuk apa kalian berkelahi di ruang OSIS dan membuat kacau? Ulah kalian ini dapat mencemarkan nama baik kelas XII IPA-3."

Lengang, Pak Harto menatap kedua anak didiknya itu sejenak, menghela napas, lantas melanjutkan kalimatnya. "Belum habis dengan berita kematian teman-teman kalian, sekarang kalian malah berbuat hal nggak baik kayak gini!"

"Kalau ada masalah kalian bisa membicarakannya dengan baik-baik, selesaikan tanpa kekerasan, kalian bahkan bisa mengkonsultasikannya dengan guru BK, dan kenapa kalian malah baku hantam kayak gini, hah?!"

"Maaf, Pak," balas Ragas menimpali. Cowok itu menundukkan kepalanya, menunjukkan rasa sesalnya.

"Kita nggak akan baku hantam kek gini kalau Ragas nggak nuduh hal yang enggak-enggak ke gue," ujar Daren tanpa menatap ke arah Ragas maupun Pak Harto.

Mendengarnya, Ragas sontak melemparkan tatapan tajamnya ke arah Daren yang duduk tepat di sebelahnya. "Lo pantes dicurigai. Karena kalau bukan lo, siapa lagi?"

"Bang*at, lo!" umpat Daren pelan. Ia balas melemparkan tatapan sinisnya ke arah Ragas.

"Daren, Ragas, cukup!" Sebelum keduanya memulai perkelahian lagi, Pak Harto segera angkat bicara.

"Maaf, Pak," ujar Ragas setelah membuang wajahnya dari tatapan Daren.

"Bapak minta kepada kalian agar tidak membuat masalah lagi. Belakangan ini kelas kita tengah banyak dibicarakan, jadi jangan membuat suasana menjadi lebih panas lagi."

Hide and Seek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang