24. Recording of the Truth

40 17 3
                                        

"Emosi yang begitu kuat, pada akhirnya dibisukan oleh keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emosi yang begitu kuat, pada akhirnya dibisukan oleh keadaan."

- Kavindra Michael Abhistair -

***

Ragas tengah melihat pertunjukan kembang api melalui balkon sekolah saat ia merasakan sebuah notifikasi pesan di ponselnya. Cowok itu menatap layar ponselnya, lantas sedetik setelahnya, gurat emosi tercetak jelas di wajahnya. Cowok itu segera beranjak dari tempatnya. Ia berpapasan dengan Kavindra dan Hiza tepat setelah menuruni tangga menuju lantai pertama.

Sesaat, Alzian datang dengan napas yang terengah-engah.

"Di mana Daren?" tanya Kavindra begitu Alzian sampai di hadapannya. Cowok itu menggelengkan kepalanya tak tahu. "Gue nggak tahu dia di mana sekarang."

"Gimana bisa lo nggak tahu?" balas Ragas dengan nada suara yang naik beberapa oktaf. Ia menatap Alzian dengan tajam, menunggu balasan dari cowok itu. Namun sekali lagi Alzian menggelengkan kepalanya.

"Gue kira dia sama kalian," balas Alzian yang sontak membuat Ragas berdecak sebal.

"Sekarang, kita harus cari ke mana?" tanya Hiza. Gurat panik yang berusaha ia sembunyi di wajahnya masih kentara.

"Telepon Daren atau Ayarra," pinta Kavindra pada Alzian. Bukannya tak ingin melakukannya sendiri, ia tahu jika ia yang menghubungi Daren, cowok itu tidak akan menerima panggilannya. Apalagi Ayarra.

Alzian segera mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku celana seragamnya. Mencari kontak milik Daren dan segera menghubunginya. Satu kali, tidak diterima. Kedua kali, tidak ada sambungan. Cowok itu terlihat berdecak kesal. Raut wajahnya mengatakan dengan jelas bahwa Daren tak menerima panggilan suaranya.

Ragas menyalakan ponselnya. Cowok itu segera menghubungi Ayarra dengan ponselnya. Nada sambung ketiga kalinya, panggilan tersebut terhubung. Ayarra menerima panggilan suaranya.

"Di mana lo sekarang?" tanya Ragas tanpa basa-basi. Suaranya yang terdengar tak sabaran membuat ketiga temannya segera menatap ke arahnya. Menunggu respon dari Ayarra di seberang sana.

"Ragas, gue-"

"Jawab gue, di mana lo sekarang?" desak Ragas tak sabaran.

"G-gue di sekolah, Gas, dan-"

"Nggak usah bohong, di mana lo sekarang?!"

Lengang, tak ada suara dari Ayarra, gadis itu terdiam cukup lama di seberang sana. Sedangkan Ragas, dengan gurat amarah di wajahnya, masih setia menunggu balasan dari Ayarra. Begitu juga dengan Kavindra, Hiza, dan Alzian di sebelah mereka.

Hide and Seek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang