15. Unforgettable Hurt

34 16 2
                                    

"Gue nggak akan pernah lupain satu kesalahan yang buat hidup gue jadi berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak akan pernah lupain satu kesalahan yang buat hidup gue jadi berantakan."

- Darendra Kyle -

***

"Kavin sayang, maaf Mama baru pu-lang."

Suara itu sontak membuat Kavindra dan Hiza menoleh. Menatap ke arah seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki rumah. Lengang, sejenak Kavindra tersadar dan segera melepaskan tangannya dari Hiza. Suasana canggung yang entah berasal dari mana tiba-tiba begitu terasa.

Kavindra buru-buru bangkit dari duduknya, menghampiri wanita paruh baya yang kini tengah menatap penuh tanda tanya ke arahnya. Cowok itu mengambil alih sebuah tas di genggaman tangan wanita tersebut.

"Bunda capek, 'kan? Mau aku buatin minum?" tanya Kavindra menawarkan diri.

Raya-ibu kandung Kavindra- menggelengkan kepalanya pelan. Ia beralih menatap ke arah Hiza, sedang yang ditatap segera bangkit dari duduknya dan menyapa Raya dengan senyum manis di wajahnya.

"Hallo, Tante," sapa Hiza dengan sopan.

Raya menarik kedua ujung bibirnya, menampilkan sebuah senyum hangat di wajahnya. "Kamu teman Kavindra?" tanyanya.

"Iya, Tan," balas Hiza sembari menganggukkan kepalanya.

"Jarang sekali Kavin mengajak teman perempuannya kemari, siapa nama kamu?" tanya Raya sembari terkekeh pelan.

"Hiza, Tan," balas Hiza masih dengan senyum manisnya.

"Hiza, nama yang indah," puji Raya yang sontak membuat Hiza tersenyum manis, merasa malu, "Terima kasih."

"Tunggu di sini, Bunda ambilkan makanan buat kamu," ujar Raya yang sontak membuat Hiza menggeleng kepalanya. "Tidak usah, Tan," balasnya.

Raya melambai-lambaikan tangannya. Ia beralih menatap putranya yang masih berdiri di sebelahnya. "Kamu obati tangan Hiza tadi, Bunda ke dapur sebentar," ujarnya lantas beranjak menuju dapur. Ternyata Raya tahu jika tangan Hiza terluka karena terkena pisau tadi.

Lengang, begitulah suasana di ruang tamu tersebut begitu Raya beranjak pergi. Kavindra meletakkan tas milik bundanya di atas sofa lantas menghampiri Hiza, mengajak gadis itu untuk duduk kembali.

"Lihat tangan lo tadi," ujar Kavindra. Hiza sudah ingin menolak namun tangan Kavindra telah lebih dulu menarik lengannya untuk memeriksa luka di jarinya yang terkena pisau tadi.

Sedangkan di bagian rumah yang lain, Raya terlihat menarik Dion yang baru saja keluar dari toilet. Menarik cowok itu menuju dapur bersamanya. Dion yang terlihat terkejut menurut saja sembari bertanya-tanya dalam benaknya.

Hide and Seek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang