20. Cresent Necklace

37 18 3
                                        

"Bukan permainan konyol ini yang semakin menghancurkan pertemanan kita, melainkan sikap kita sendirilah yang perlahan menghancurkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan permainan konyol ini yang semakin menghancurkan pertemanan kita, melainkan sikap kita sendirilah yang perlahan menghancurkannya."

- Ragas Biantara -

***

Pukul 18.57 dan Daren masih berada di sekolah. Cowok itu duduk sendirian di ruang musik dengan sebuah ponsel di genggaman tangannya. Ia menatap dua video rekaman CCTV di layar ponselnya. Satu video pada tanggal 2 Maret, tepatnya saat Hiza pergi auditorium malam itu. Dan satu lagi adalah video rekaman CCTV semalam di kolam renang. Video CCTV saat Dion mengangkat tubuh Callista dari kolam renang.

Daren menghela napas dengan kasar. Cowok itu meletakkan ponselnya di atas meja lantas menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Dion, berada di kedua rekaman CCTV tersebut. Malam hari saat Hiza pergi ke auditorium itu, Daren tahu jika seseorang yang gadis itu kejar adalah Dion. Ia memang sengaja tak memperlihatkan video tersebut pada teman-temannya karena pada hari itu, ia terlarut dalam emosi atas perkelahiannya dengan Ragas di ruang OSIS.

Mendengar percakapan mereka bahwa Hiza pergi ke auditorium dan bertemu dengan seseorang di sana, membuat amarah Daren semakin memuncak. Ia mengambil video rekaman CCTV tersebut dan menyembunyikan kebenaran akan adanya Dion di auditorium itu dari semua orang. Karena pada hari itu, pikirannya hanya terfokus pada Hiza, semua orang harus mencurigai gadis itu. Hiza harus merasakan akibat karena telah memberikan tuduhan padanya atas kematian Kalea.

Video rekaman CCTV pada malam kematian Callista memang tak dapat ia lihat dengan jelas. Tapi dengan adanya Dion di tempat itu, ia kemudian menaruh curiga pada cowok itu. Namun, bagiamana dengan rekaman suara yang ia dengar melalui smartwatch milik Callista tadi siang?

Daren menghela napas panjang. Cowok itu bangkit dari duduknya, tak ada gunanya ia memikirkan hal ini. Ia memilih untuk mengambil tas sekolah miliknya di kelas dan segera pulang. Kedua kaki cowok itu berhenti tepat di ambang pintu. Menatap ke arah beberapa temannya yang masih berada di ruang kelas tersebut. Hanya ada Hiza, Kavindra, Ragas, Dion, Alzian, dan Ayarra di ruang kelas tersebut. Tanpa bertanya pun ia tahu, apa yang sedang mereka bahas saat ini.

"Apa ini? Kalian semua mengecualikan gue?" hardiknya.

Tak ada yang membalas perkataan Daren. Mereka lebih ingin membahas rencana mereka dibanding berdebat tak penting dengan cowok itu.

Dion yang terlihat menahan emosi itu beranjak pergi dari tempatnya. Melewati Daren yang masih berdiri di ambang pintu dan segera meninggalkan sekolah.

Melihat suasana di panas di sekitarnya, Daren sontak memahami hal apa yang barusan terjadi di tempat ini. Cowok itu lantas membuka suara untuk memastikan. "Siapa lagi yang dituduh sekarang?"

Hide and Seek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang