Sepuluh murid dari kelas XII IPA-3 di SMA Garista terlibat permainan mematikan. Permainan klasik bernama 'petak umpet' yang harusnya adalah permainan yang menyenangkan berubah menjadi permainan pertaruhan nyawa yang mengerikan.
Awalnya, mereka adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita semua berpegangan erat pada kata yang bernama 'takdir'"
- Ragas Biantara -
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa waktu lalu adalah waktu yang terasa begitu menegangkan. Menunggu pergerakan Anonim dengan harap-harap cemas akan seseorang yang ia targetkan malam ini, hingga kecemasan yang menaunginya benar-benar terjadi. Suasana menegangkan yang menyelimutinya semakin pekat kala sebuah kecelakaan terjadi tepat di depan matanya. Menyaksikan salah satu temannya kehilangan nyawa dengan mata kepala sendiri.
Kedua netra Hiza menatap lekat laman berita di layar ponselnya. Ia sungguh ingin menyangkal semua ini dan menganggap bahwa apa yang terjadi beberapa waktu lalu hanyalah angan-angan belaka. Namun, begitu ia melihat berita di layar ponselnya, angan-angannya pecah. Semua ini bukanlah angan-angannya saja, dan Aiden, benar-benar telah meninggal.
Hiza menarik nafas panjang lantas menghembuskannya secara perlahan. Ia meraih secangkir kopi panas miliknya dan meminumnya dengan perlahan. Saat ini ia berada di sebuah kafe yang terletak tak jauh dari tempat Aiden mengalami kecelakaan.
Kavindra dan Ragas ikut pergi ke rumah sakit mengantar Aiden dengan mobil ambulance. Hiza ingin pergi ke rumah sakit juga, namun mengingat betapa mengerikannya kondisi Aiden saat ini, ia lantas mengurungkan niatnya.
Kavindra sudah memintanya untuk pulang ke rumah, cowok itu bahkan telah memesankan sebuah taxi untuknya. Namun alih-alih pulang dan beristirahat, Hiza memutuskan untuk menenangkan dirinya di sebuah kafe. Lagipula, jika pulang ke rumah yang ada hanyalah kesunyian. Menatap lalu lalang kendaraan di depan kafe akan lebih baik dan membuatnya merasa lebih baik.
Hiza menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Gadis itu menatap serentetan pesan di group chatt bernama 'Players' di layar ponselnya. Grup tersebut beranggotakan orang-orang yang terjerat permainan ini. Mereka sengaja membuat grup kedua dari grup 'Hide & Seek' tanpa menyertakan Anonim agar memudahkan mereka untuk berkomunikasi terkait permainan ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.