23. Entrust This Feeling to The Moon

47 18 3
                                        

"The moon holds all the feelings I have for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"The moon holds all the feelings I have for you."

- Kavindra Michael Abhistair -

***

Angkasa memperlihatkan gemerlap bintangnya di tengah kegelapan sang malam. Gemerlap yang indah itu terkalahkan oleh sang rembulan yang bersinar paling terang. Sesekali sang malam meniupkan anginnya yang sejuk, bahkan sesekali pula membuat kulit meremang dingin dibuatnya.

Di bawah gemerlap sang rembulan dan bintang yang indah itu, sepasang manusia tampak duduk dengan nyaman, mendongak, menatap ke atas dengan lengkungan manis di wajahnya.

"Langit malam nggak pernah gagal memperlihatkan keindahannya," ujar Hiza membuka suara.

Kavindra yang duduk tepat di sebelah Hiza mengangguk pelan. Saat ini mereka tengah berada di rooftop sekolah, duduk bersama dan menikmati keindahan langit sang malam. Menghindar sejenak dari semarak keramaian yang belum reda di bawah sana.

"Di antara semua benda langit yang ada, mana yang paling lo suka?" tanya Kavindra yang kemudian dibalas dengan gelengan pelan oleh Hiza.

"Gue lebih suka suasananya," balasnya. Hiza tak berbohong, angkasa malam yang begitu luas nan megah itu memang indah. Namun bukan itu yang membuatnya menyukai malam. Melainkan suasana malam itu sendiri. Karena biarpun di bawah kegelapan, namun sang malam tak pernah gagal membawanya pada ketenangan.

Gadis itu menoleh ke arah Kavindra lantas bertanya, "Kalau lo?"

Kavindra tak langsung menjawab. Cowok itu kembali mendongak, menatap ke arah sang rembulan yang bersinar terang di atas sana. "Bulan," ujarnya.

Hiza tersenyum dan mengangguk saja tanpa ingin mengetahui alasannya. Gadis itu termenung untuk beberapa saat, satu hal yang ingin ia usir sedari tadi kembali mengganggu pikirannya.

"Malam ini kita aman, tapi besok, kita nggak tahu apa yang bakal terjadi," ujar Hiza pelan. Senyum manis di wajahnya perlahan menyusut. Binar di kedua matanya perlahan redup, tergantikan dengan sebuah sorot sendu.

Kavindra terdiam beberapa saat, senyum di wajahnya pun turut luntur. Ia menoleh, menatap lekat gurat sendu di wajah Hiza. "Kenapa lo bahas ini?"

"Gue takut ...," lirih Hiza dengan tatapan yang turun, menunduk. Kavindra lantas meraih tangan Hiza, lantas menggenggamnya dalam genggaman hangatnya.

"Everything is gonna be fine," ujar Kavindra dengan lembut. Kedua matanya menatap Hiza dengan penuh kehangatan.

Hiza terdiam di tempatnya. Ia tak tahu harus berkata apa. Rasa takut berhasil menguasainya saat ini. Membuat perasaannya tak nyaman akan rasa cemas. Bagaimana jika semua orang dalam permainan ini akan tewas? Kalea, Abyan, lalu Aiden, dan Callista. Namun yang lebih ia takutkan lagi, bagaimana jika ia kehilangan sosok yang kini tengah menatapnya suatu saat?

Hide and Seek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang