4| lelah berkelanjutan

2.8K 78 1
                                    

Sementara itu, di lorong kelas terlihat Shawn bersama dengan temannya, dia duduk di atas tembok dengan tatapan puas dan senang, akan tetapi teman Shawn ternyata tidak merasakan hal yang demikian. Mereka terlihat malah khawatir dan cukup cemas, merasa tindakan Shawn berlebihan.

"Apakah ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Paul dengan terlihat canggung mengatakannya.

Shawn melirik Paul yang berada di samping kirinya. "Apa yang sebenarnya sedang kau khawatirkan?" tanya Shawn yang terlihat tidak senang.

Paul hanya terdiam setelah melihat reaksi Shawn yang menjadi galak, bukan maksudnya ingin membela Leonora tapi hanya merasa apakah hal semacam itu terlihat setara?

"Tidak ada yang berlebihan, wanita itu memang pantas mendapatkan balasannya karena sudah menggangguku! Aku bukan orang yang mudah memaafkan orang lain, mumpung dia di hadapanku maka sekalian saja aku jadikan sedikit bahan hiburanku, sudahlah ayo kita pergi!" Shawn segera bangkit dari tempat duduknya, dia mengenakan tas hitam dan bergegas meninggalkan universitas.

Temannya hanya diam, mereka mengikuti Shawn dari belakang, semua yang terjadi hari itu adalah memang ulah Shawn. Pemuda seperti Shawn memang mengerikan tidak layak dijadikan bahan uji coba, dia memiliki temperamen yang kasar. Mungkin dia adalah titisan iblis yang menjelma sebagai manusia.

Sudah hampir malam, saat ini mereka mendatangi sebuah club yang biasanya selalu menjadi spot terbaik mereka setelah lelah di kampus.

Club Virta adalah sebuah tempat yang mewah dan bergengsi, hanya orang kelas atas yang mampu memasukinya tempat tersebut. Shawn dan gengnya masuk ke ruangan VVIP yang telah disediakan oleh staff.

Ruang khusus yang sangat besar, terdapat beberapa botol minuman beralkohol, dan juga papan billiard. Terdengar suara dari musik dengan sorot lampu menambah kemeriahan.

Shawn mengambil tongkat untuk bermain dia terlihat sangat lihai. Disusul oleh beberapa temannya.

"Tamat kau wanita jelek!" Shawn menembakkan bola pada satu lubang hingga mencetak keberhasilan dan menang telak, dia menyungging senyuman kejam di wajahnya.

Setelah selesai bermain mereka duduk di sofa empuk dengan ditemani beberapa wanita cantik jelita, pakaian sexy dan rok pendek di atas lutut.

"Sudahlah Shawn jangan kesal lagi, aku bukan sedang membela dosen itu, hanya saja aku khawatir padamu," kata Paul yang segera menyodorkan segelas minuman beralkohol pada Shawn.

Shawn melirik Paul dengan tatapan tajam, dia mengambil gelas tersebut dan segera meneguknya hingga tidak tersisa. "Hampir saja aku mematahkan lehermu, tapi aku ingat kau adalah temanku sendiri, hanya saja tidak ada lain kali!" Shawn menatap tajam Paul.

Paul hanya tersenyum dengan biasanya, dia mengerti bagaimana sifat yang dimiliki oleh Shawn. Hingga kedua pria itu didekatkan oleh dua wanita cantik dengan pakaian yang hampir tidak menutupi tubuh, tipis dan ketat.

Rambut mereka hitam legam, panjang lurus. Salah seorang wanita dengan dress merah muda langsung mendekati Paul dan duduk dipangkuan pemuda itu. "Tuan Paul, kenapa sibuk memikirkan hal lain, saat ini aku sedang berada di hadapanmu, lho!" kata wanita cantik itu bersikap manja pada Paul, mengusap bahu dan wajah Paul dengan mesra.

Paul pun tersenyum melihat wanita itu, dia langsung memeluk tubuh sang wanita dan hendak mencium bibirnya. "Oh, maafkan aku sayang, bagaimana mungkin aku memikirkan hal lain, kau yang selalu berputar di kepalaku," gombal Paul yang melakukan sesuatu dengan wanita itu.

"Tuan Charles, apakah aku cantik?" tanya seorang wanita cantik yang juga duduk di pangkuan Charles.

"Sangat," sambut Charles tersenyum nakal.

KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang