Novel ini di wattpad update 3 kali seminggu : Minggu, Rabu dan Jum'at. Tapi kalo mau baca lanjutannya lebih dulu, bisa baca di KaryaKarsa karena di sana sudah tamat.
Cara baca di KaryaKarsa : download aplikasinya terlebih dahulu, lalu cari di pencarian 'SecretZR'. Di sana ada karya author yang ini dan yang lainnya. ❤
***
Tersadar dengan nyeri tubuh yang bahkan berhasil menyakiti hingga ke dalam tulang, tentunya membuat tak nyaman siapapun yang dalam kondisi sedang mengandung. Perut yang perih dan tangan yang terasa sangat kaku, hingga pandangan yang pudar saat matanya pertama kali terbuka, membuat Leonora meringis akibat silau cahaya lampu yang menyorot matanya.
Secara perlahan, cahaya lampu di atas matanya tampak dengan sangat terang. Tapi bukan itu yang membuat Leonora tersentak kaget. Nyeri linu di tangan membuatnya pengaruh atensi pada bagian tubuh yang satu itu.
Ia melihat selang yang terpasang dengan sebuah jarum yang menancap di dalam dagingnya, membuat Leonora terbelalak. Tenaga yang semula seperti tidak terasa, tiba-tiba saja tubuhnya tersentak dan dia duduk dengan degupan jantung yang merusak keterangannya.
Ia kebingungan dengan seisi ruangan yang tanpa perlu dijelaskan lagi dia sudah tahu sedang berada dimana. Namun, yang Leonora pertanyakan saat ini; mengapa dia bisa tiba di Rumah Sakit? Karena dia juga tak mengingat insiden apa yang terjadi sebelum terbaring di ranjang yang cukup nyaman itu.
"Mengapa aku disini?" Tubuh Leonora gemetar, tidak ada sesuatupun yang menjawab pertanyaan wanita linglung itu. Seperti kehilangan dirinya, Leonora tak tahu harus berbuat apa.
Setelah termenung selama beberapa menit, pandangan kosongnya yang sejak tadi hanya terfokus pada lantai putih khas Rumah Sakit, lantas teralihkan dengan suara roda brankar yang didorong dari luar. Saat itu juga, Leonora merasakan adanya sesuatu yang memacu dirinya untuk pergi dari sana.
Ia tak peduli jika pertanyaan-pertanyaan yang menguasai pikirannya menuntut sebuah jawaban, tentang mengapa dia bisa berada disana, aku mengapa dia harus sampai tidak tersadar selama beberapa waktu, dan termasuk siapa yang membawanya ke Rumah Sakit, tetapi karena tak ada yang datang untuk menjelaskan, dia bergegas untuk kabur.
Ia meringis saat berusaha melepas jarum yang masih tertancap di punggung tangannya. Saat sedang berusaha untuk kabur, pintu ruangan yang hanya diisi olehnya seorang diri, perlahan terbuka dan menunjukkan senyum ramah seorang perawat.
"Nyonya, akhirnya Anda telah sadar." Perawat itu datang, tapi kemudian dia terkejut dengan tindakan Leonora. "Oh! Apa yang akan Anda lakukan, Nyonya? Itu sangatlah berbahaya, Anda akan melukai diri sendiri!"
Perawat itu bergerak cepat untuk mencegah Leonora. Sempat terjadi perdebatan bahkan perlawanan yang ditunjukkan oleh Leonora. Bagaimana tidak, wanita itu sedang merasakan serangan panik yang membuatnya makin kelimpungan karena perawat itu dianggap memberi tekanan.
"Menyingkir! Saya harus pergi dari sini!" sentak Leonora dan dia sempat memukul perawat itu.
"Tolong! Perawat! Dokter! Pasien memberontak!"
Teriakan kencang itu menarik banyak perhatian para penghuni Rumah Sakit. Perawat yang melintas lantas masuk dan menyelamatkan rekan kerjanya dari keagresifan Leonora.
"Nyonya! Nyonya! Tenang!" pekikan itu membuat Leonora menatap perawat lain yang menahan tangannya dan berusaha membuat Leonora tersadar dengan tindakan yang sudah terhitung kasar itu.
Namun, tak semudah yang dipikirkan karena Leonora terus memberontak. Seperti ada ketakutan tersendiri setiap melihat perawat yang berusaha untuk membuatnya tenang. Tangisnya pun luruh begitu saja, tekanan batin tak bisa dielakkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++
SonstigesHancur sudah hidupnya. Setengah usia ia habiskan untuk menderita? Adilkah? Hanya karena tidak sengaja mengotori pakaian seorang pemuda, Leonora tidak menyangka hal itu akan menjadi awal kehancurannya. Berhadapan dengan pemuda seperti Shawn Howard; m...