Pagi ini Leonora terlihat sangat buru-buru untuk menuju universitas tempatnya mengajar—Golden University, kelasnya sudah akan dimulai dan dia masih berada di depan gerbang.
Sebenarnya Leonora berangkat cukup pagi, tetapi ternyata hari ini jalan raya macet total mungkin karena hari kerja jadi banyak orang yang juga terburu berangkat agar tidak telat sampai di tempat kerja mereka masing-masing.
Leonora tidak mengeluh akan hal itu, sudah biasa bagi dirinya apalagi yang tinggal di ibu kota, Leonora mendesah napas dengan syukur, karena masih ada beberapa waktu lagi sebelum kelas dimulai.
Sekarang dia mendapatkan kelas pagi, pukul 7.15 menit waktunya pelajaran pertama dimulai, Leonora langsung memasuki kelas Shawn dengan perasaan yang cukup tenang. Berharap tidak mendapatkan masalah seperti hari sebelumnya.
Leonora juga bahagia karena kondisinya telah sembuh total semenjak beberapa hari kemarin yang terus sakit-sakitan karena beberapa hal yang tidak ingin Leonora pikirkan lagi. Yang lalu biar berlalu, saat ini Leonora berharap semuanya akan berjalan dengan semestinya dan dimudahkan segalanya.
Leonora meletakkan tas hitamnya di atas meja setelah membuka pintu. Ia menatap beberapa mahasiswa yang sudah duduk di kursinya masing-masing.
"Selamat pagi," kata Leonora dengan tegas. Dia memperhatikan beberapa mahasiswa dan membuka buku absensi.
Shawn yang duduk di kursi nomor tiga hanya memperhatikan Leonora dengan dingin, sepasang mata yang tajam membidik Leonora tanpa sepatah kata yang terlontar dari mulutnya.
Leonora sibuk membuka laptopnya yang baru saja selesai diperbaiki. Memasangkan kabel untuk membuatnya menyala. Dia tersenyum dengan sangat manis meneliti Laptopnya yang sudah normal seperti sebelumnya.
"Tidak sia-sia aku memperbaikimu, merelakan makan dengan sangat irit akhirnya anak kesayanganku hidup kembali."
Leonora langsung membuka materi pagi hari itu, dia memasang layar di depan. Hingga membuat beberapa mahasiswa fokus menatapnya.
"Okay, kita lanjut ke materi sebelumnya, kalian bisa memahami materi mengenai pengembangan bisnis, nanti saya akan memberikan beberapa soal setelah kalian memahaminya," ujar Leonora yang segera menerangkan.
Dia terlihat sangat semangat, profesional dan tegas, setiap kata yang terucap dari mulutnya begitu indah dan mudah dimengerti. Leonora mengajar sebagai dosen memang tidak perlu diragukan lagi kemahirannya.
"Kemarin saya membuat 8 kelompok, ya? Apakah ada yang perlu ditanyakan dari materi kemarin? Ada yang masih belum mengerti?" tanya Leonora yang memperhatikan setiap mahasiswa/i tersebut dengan baik.
Hingga beberapa pertanyaan memang terlontar dari mereka, dan Leonora menjelaskan dengan sangat rinci, lagi-lagi Shawn hanya diam dengan pandangan yang masih sama, jujur saja pemuda itu sangat bosan jika hanya seperti itu saja, namun Shawn agak malas juga mengganggu Leonora lagi. Dia hanya butuh suasana baru.
Leonora merasa sangat tenang saat satu jam pelajaran terlewati, dia juga merasa Shawn tidak ingin mengerjainya lagi, "Haih, memang hari yang sangat indah." Leonora terlihat ringan dan semakin berani.
Hingga di tengah pelajaran mereka, Leonora terkejut dan menghentikan suaranya saat mendengar pintu diketuk seseorang dan perlahan dibuka.
Semua mahasiswa melirik ke samping kiri, begitu juga Leonora. Pandangannya segera mengarah ke kanan. Melihat dengan jelas ada seorang pemuda dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu kurus menggunakan pakaian yang sangat rapi hingga kancing atasnya juga tertutup. Menggunakan kacamata bulat, rambut hitam disisir dengan klimis. Terlihat gugup menatap Leonora.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++
RandomHancur sudah hidupnya. Setengah usia ia habiskan untuk menderita? Adilkah? Hanya karena tidak sengaja mengotori pakaian seorang pemuda, Leonora tidak menyangka hal itu akan menjadi awal kehancurannya. Berhadapan dengan pemuda seperti Shawn Howard; m...