39. pertemuan Shawn, Leonora dan Livia

833 57 11
                                    

Novel ini di wattpad update 3 kali seminggu : Minggu, Rabu dan Jum'at. Tapi kalo mau baca lanjutannya lebih dulu, bisa baca di KaryaKarsa karena di sana sudah tamat.

Cara baca di KaryaKarsa : download aplikasinya terlebih dahulu, lalu cari di pencarian 'SecretZR'. Di sana ada karya author yang ini dan yang lainnya. ❤

***

Satu hal yang ada dipikiran Shawn saat dia melihat Leonora yang sekilas seperti orang gila. Adalah aroma yang menyengat dengan penampilan yang lusuh. Kepalanya menggeleng pelan, dia melepas genggaman tangannya dengan Livia begitu saja. Sedangkan Leonora, dia masih menatap dengan mata yang kosong, memamerkan wajahnya yang kusam diperhatikan oleh Shawn. 

"Apakah kau bodoh?!" sentak Shawn. 

Ia mendekat pada Leonora, membiarkan sepatu mahalnya menjejaki area yang dipenuhi dengan genangan air bercampur sampah. Sungguh perpaduan yang tidak akan ingin Shawn lakukan lagi. 

Ia hendak menjerat Leonora untuk keluar dari sana, tetapi wanita itu justru memberontak dan menjauh. 

Leonora mundur dan dia menggeleng, tangannya menunjuk Shawn seolah ingin menunjukkan jika dia juga terkejut dengan pertemuan itu. 

"Kau sedang melakukan apa, huh? Kau menjadi pengemis?!" Shawn benar-benar tak habis pikir. "Kau memungut makanan dari sini?"

Kening Shawn mengernyit bingung, alisnya yang tebal dan terukir indah itu bahkan menukik tajam hingga ke tengah-tengah. Bagaimana tidak, dia tidak pernah menyangka jika Leonora bisa melakukan hal menjijikan itu saat dia hamil. 

"Kau sedang hamil, jalang! Tidakkah kau memikirkan bayi yang kau kandung itu?!" hardik Shawn menunjuk perut Leonora. 

Umpatan ataupun makian yang keluar dari mulut Shawn seolah tak menggetarkan hati Leonora. Dia masih bungkam dengan air mata yang menggenang. Kelopak matanya terlihat keberatan menampung air matanya, tetapi untuk menangis di depan Shawn, dia sangat sulit karena tak ingin dianggap remeh. 

"Apakah seperti ini caramu menjaga bayi itu?!"

Leonora menggeleng. "Kau siapa? Kau bukan ayah dari anak ini, keparat!"

Ia hanya ingin mengingatkan kepada Shawn jika pria itu tidak memiliki hal untuk menegur perbuatannya. Karena bagaimanapun, Shawn sendiri yang terang-terangan tidak menganggap bayi itu adalah darah dagingnya. 

Shawn menoleh ke belakang, terlihat Livia masih bingung dengan situasi yang saat ini dihadapi. Dan Shawn, dia tahu jika ucapannya harus sangat berhati-hati sebab Livia masih tidak tahu apa hubungannya dengan Leonora. 

Ia kembali menoleh pada wanita itu. Meski saat ini dia sangat menyesal karena harus bertemu dengan Leonora saat bersama Livia. Karena jika sendirian, mungkin Shawn akan menyeret wanita itu untuk pergi ke Rumah Sakit lagi. 

Ia langsung mendekat, menahan tangan Leonora dengan kencang hingga perempuan itu meringis karena merasakan sakit. Bagaimanapun, tenaga Shawn sebagai seorang pria terlalu berlebihan jika dirasakan oleh wanita lemah itu. 

Ia tak peduli jika tangannya menyentuh sisa kotoran yang di tangan Leonora. Dia hanya ingin bicara dengan intonasi bicara yang lebih pelan agar hanya mereka yang bisa mendengar perbincangan misterius itu. 

Ia dan Leonora saling menatap, beradu pandangan dan menukar amarah satu sama lain yang juga dipendam di masing-masing hati. Leonora yang sepenuhnya merasakan marah, dan Shawn yang perasaan marahnya dilimpahi dengan perasaan sesal yang tak terlalu mendalam. 

"Kau dengar, Leonora, pahami pertanyaanku, apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya kau hidup lebih baik karena aku telah menolongmu saat itu?" tanya Shawn yang semakin mengeratkan genggamannya. 

KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang