Menghadapi padatnya jadwal kerja di perusahaan, tentu membuat Shawn harus memilih salah satu diantara perusahaan atau jadwal masuk kuliahnya. Namun, memiliki ayah yang berpengaruh di dunia universitas, tentu saja tidak membuat Shawn kelimpungan. Karena kini dia bisa melepas kuliahnya untuk sementara dan fokus pada perusahaan.
Sejauh ini, dia selalu bertemakan seorang sekretaris yang membimbingnya saat kewalahan dengan banyaknya perihal yang harus dihadapi. Sebab tak sedikit kekeliruan yang terjadi saat bos besar perusahaan keluarga Howard, kehilangan pemimpinnya, Arlo Howard.
Saat ini, ia harus membenahi kesalahan yang ditemukan di sebuah berkas penting yang berkaitan dengan investasi besar-besaran. Proyek yang seharusnya memberi keuntungan terhadap perusahaan, justru diselewengkan oleh seorang staff di bidang keuangan.
Ia membaca dengan sangat teliti, meskipun terkenal sangat bengis selama di kampus, Shawn juga cukup baik dalam belajar. Terlebih, dia kuliah di jurusan bisnis dan sedikit demi sedikit mengetahui taktik kecurangan yang diselundupkan dalam sebuah tabel ataupun penjelasan belaka.
Ia tak sulit menemukan kesalahan itu, sehingga langsung meminta sekretarisnya untuk memastikan lagi. Sebuah tabel perhitungan yang menurut Shawn agak janggal dan membuatnya penasaran.
"Aku yakin jika kepala keuangan yang melakukan ini," desis Shawn. Dia menjatuhkan punggungnya pada kursi empuk yang nyaman.
Sekretaris itu masih membaca dengan seksama, hingga beberapa detik kemudian dia mengangguk dan berada dalam keyakinan yang sama seperti Tuan muda di depannya.
"Jumlahnya terlalu gila, Tuan Shawn. Bagaimana bisa kepala keuangan melakukan kecurangan seperti ini? Dia bahkan terlalu tua untuk memahami secara rinci," cibir sekretaris itu.
Ia lantas merebut berkas yang semula dibaca oleh sekretarisnya. Lalu menaruhnya di meja dengan bantingan yang cukup menyentak hingga wanita tubuh berlekuk indah itu tersentak kaget.
"Sialan ..., bukankah dia sudah keterlaluan? Tuan Arlo sedang berjuang untuk sembuh tapi dia berusaha untuk menghancurkan perusahaan ini." Shawn bergumam dingin.
Setelah melampiaskan amarahnya, dia meminta sekretaris untuk memanggil kepala keuangan. Hanya saja, kabar buruk harus diterima karena yang dicari ternyata sedang melakukan perjalanan penting yang telah dijadwalkan jauh-jauh hari oleh perusahaan sebelum Shawn memimpin.
Ia tak memiliki cara lain, bicara serius melalui panggilan telepon tidak akan membawa sebuah solusi sehingga dia menjadwalkan esok hari untuk bertemu kepala keuangan. Dan agenda berikutnya, Shawn akan mengunjungi rumah sakit.
Ia mengendarai mobilnya tak jauh dari perusahaan. Karena memang, segala bisnis yang keluarganya kuasai, selalu berdekatan sehingga tak jarang mereka dicibir seperti sedang memonopoli bisnis dunia.
Ia akhirnya sampai di Rumah Sakit milik keluarganya. Setelah mendengar kabar jika Ayahnya ciuman, dia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk di sela kesibukannya. Tak peduli rasa lelah, dia akan mampir dan menyapa ayahnya yang tak bisa bicara secara total.
Saat masuk, dia melihat ibunya yang setia menemani ayahnya. Adelle menyuapi Arlo bubur yang bahkan tidak perlu dikunyah. Shawn lantas semakin merasa terpukul, bagaimana tidak, Ayahnya seperti orang cacat yang hanya bisa membuat orang lain iba.
"Shawn, apakah pekerjaanmu selesai dengan tepat waktu?" Ibunya menghampiri, dia memeluk putra tunggalnya dengan penuh kehangatan.
Semenjak kepala keluarga yang biasa memimpin harus jatuh sakit, mereka saling menguatkan satu sama lain. Terlebih Shawn, lelaki yang terlihat sangat kejam dan menjadi pembully paling disegani, ternyata tetap memiliki sisi lain kalau dia hanya bersama orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++
RandomHancur sudah hidupnya. Setengah usia ia habiskan untuk menderita? Adilkah? Hanya karena tidak sengaja mengotori pakaian seorang pemuda, Leonora tidak menyangka hal itu akan menjadi awal kehancurannya. Berhadapan dengan pemuda seperti Shawn Howard; m...