Novel ini di wattpad update 3 kali seminggu : Minggu, Rabu dan Jum'at. Tapi kalo mau baca lanjutannya lebih dulu, bisa baca di KaryaKarsa karena di sana sudah tamat.
Cara baca di KaryaKarsa : download aplikasinya terlebih dahulu, lalu cari di pencarian 'SecretZR'. Di sana ada karya author yang ini dan yang lainnya. ❤
***
Kesibukan Shawn bukan lagi tentang perusahaan yang mengalami banyak kesalahan. Semua sudah mulai teratasi, dan kini dia harus menaruh perhatiannya pada acara pertunangan yang akan dilaksanakan. Bersama Livia, dia menyiapkan banyak hal yang diperlukan.
Sejauh ini, mereka selalu bersama karena Livia yang memaksa. Menurutnya, Shawn harus ikut serta dalam proses persiapan, sekalipun ada asisten yang bisa membantu, Livia tidak ingin melewatkan padatnya jadwal untuk mengatur pertemuan dengan banyak orang yang harus ditemui.
Hari ini adalah jadwal untuk melakukan fitting baju di sebuah butik ternama yang biasa melakukan perhelatan fashion show megah bersama desainer terkenal lainnya. Tak tanggung-tanggung, Livia melalui asistennya, telah melakukan janji temu dengan perancang baju itu.
Selama perjalanan menuju butik, Livia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya di depan Shawn yang biasa saja. Dia hanya fokus pada jalanan di depannya yang licin akibat terpaan hujan deras sejak pagi tadi.
"Bagaimana bisa kamu tenang seperti ini, Shawn? Padahal, aku saja sampai tidak bisa merasa tenang karena tidak bisa menahan rasa antusias ini," celetuk Livia.
Shawn hanya mengangguk dan sedikit menoleh pada Livia. Wanita di sampingnya benar-benar sumringah hingga membuat Shawn keheranan. Tak salah lagi, Livia memang sangat ingin hidup bersamanya.
"Apakah kamu benar-benar telah mengatur janji temu dengan perancang busananya?" tanya Shawn.
Keduanya telah sempat datang ke butik, sayangnya saat itu yang mengukur baju serta yang menuliskan desain baju pilihan Livia adalah seorang staf yang sebenarnya tak kalah hebat dari perancang busana utama di sana. Namun, saat ini Livia datang untuk melihat kemajuan dari baju yang dipesan sesuai keinginannya.
"Tentu saja, Shawn. Aku tidak percaya jika staf itu bisa memahami kemauanku. Dan jika gaun yang sudah hampir selesai dirancang itu sedikit tidak cocok untukku, aku akan meminta pada desainer agar merombaknya sesuai kemauanku," jelas Livia.
Tak bisa dipungkiri, Shawn mendengarkannya dengan sedikit perasaan tak nyaman. Dia tak mampu membayangkan jika saja harus melakukan persiapan pernikahan bersama Livia, betapa rumit dan hebohnya jika saat itu tiba.
"Baiklah, lakukan saja apa yang kamu inginkan. Karena aku akan menyerahkan semuanya kepadamu."
Ia mengatakan hal itu dan sontak membuat Livia merasa diandalkan. Sebagai wanita, memiliki tanggung jawab untuk menentukan sesuatu yang perlu perancangan tepat, justru tidak membebani melainkan sama saja dengan melakukan hal yang menyenangkan.
Hanya tinggal berbelok ke kanan di persimpangan, dan mereka akhirnya sampai. Butik dengan gedung empat lantai yang didominasi warna putih dan emas menambah kemewahan nya. Livia turun sambil menggandeng Shawn untuk memasuki butik.
Ia menggenggam dengan erat seolah takut kehilangan. Tetapi saat pintu utama dibuka oleh seorang pelayan, ponsel Shawn berdering dan membuat empunya ponsel harus menerima panggilan yang masuk. Nama sekretaris yg tertera jelas di sana, sehingga Shawn sedikit menjauh sebab harus bicara serius mengenai pekerjaannya.
Ia berdiri di tepi jalan yang hanya ramai dengan orang berlalu-lalang. Dia tak menyapa sekretarisnya dan mengabaikan sapaan hangat wanita itu. Akhirnya, mereka berbincang hanya sekitar lima menit sebab Shawn mengabarkan jika dia memiliki agenda khusus yang tak bisa diganggu gugat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++
RandomHancur sudah hidupnya. Setengah usia ia habiskan untuk menderita? Adilkah? Hanya karena tidak sengaja mengotori pakaian seorang pemuda, Leonora tidak menyangka hal itu akan menjadi awal kehancurannya. Berhadapan dengan pemuda seperti Shawn Howard; m...