44. "Leonora, biarkan aku menikahimu."

457 45 2
                                    

Novel ini di wattpad update 3 kali seminggu : Minggu, Rabu dan Jum'at. Tapi kalo mau baca lanjutannya lebih dulu, bisa baca di KaryaKarsa karena di sana sudah tamat.

Cara baca di KaryaKarsa : download aplikasinya terlebih dahulu, lalu cari di pencarian 'SecretZR'. Di sana ada karya author yang ini dan yang lainnya. ❤

***

Shawn tidak tahu jika berada di sisi Leonora, seperti membangkitkan hasratnya. Sehingga dia mencumbu wanita itu dengan segenap keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih menantang. Tangannya bahkan sudah sempat meraba, serapannya pada belah bibir Leonora pun semakin dalam. 

Ia dibuat lupa dengan situasi kacau yang akan dihadapi. Terlebih saat Livia sempat mengancamnya untuk melakukan sesuatu yang membuat Shawn akan berada dalam kesulitan karena pertengkaran yang sebelumnya terjadi antaranya dan Livia. 

Sedangkan Leonora, dia sangat sadar dengan apa yang dilakukan oleh Shawn terhadapnya. Bagaimana tidak, wanita itu masih menaruh rasa amarah setiap kali menatap Shawn, pria yang telah membuatnya berada dalam keterpurukan.

Leonora berusaha lepas saat Shawn menahan tangannya. Shawn tidak ingin dengan Leonora yang menunjukkan gestur tak menerima setiap belaian Shawn yang seharusnya membuat Leonora menginginkan lebih. Dari situ saja, Shawn sadar jika Leonora memanglah bukan wanita yang murahan. 

Lenguhan terdengar dari Leonora, bukan karena dia menginginkan lebih, melainkan ingin lepas dari belenggu yang Shawn berikan. Leonora tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Traumanya masih melekat dalam relung jiwa, sehingga Leonora menitikkan air mata, berusaha memohon pada Shawn agar tidak memberinya sebuah kepahitan berikutnya. 

Air mata Leonora luruh, membasahi belah bibir Shawn yang berusaha untuk lebih dalam menyentuh area yang lebih sensitif pula. Hingga Leonora lepas dari genggaman Shawn, wanita itu memukul Shawn dengan sekuat tenaga, menunjukkan padanya jika dia tidak menginginkan apapun. 

Namun, Shawn semakin gencar. Tangannya bergerak liar berusaha membuka kaitan kuat yang seharusnya menopang gunung kembar Leonora. Bahkan, jarinya pun mulai meremas kuat hingga membuat Leonora merintih. 

"Uh! L—lepaskan aku—ku Shawn ...," pinta Leonora. 

Shawn mendengar permintaan itu, Leonora memohon dengan sangat hingga air matanya semakin banyak membasahi belah bibir Shawn. Hingga tautan bibir mereka usai, Shawn membuka mata dan melihat Leonora telah sangat kacau. 

Leonora berpaling, mengusap sisa salivanya dan saliva Shawn yang berantakan di area bibirnya. Leonora juga gelagapan, kebingungan harus menghapus air matanya ataukah harus membenarkan pakaiannya yang hampir dilucuti oleh Shawn. 

Sedangkan Shawn, dia terlalu bingung untuk bertindak dan hanya berakhir dengan penyesalan serta merutuki diri sendiri tanpa henti. Shawn tahu, jika tak seharusnya dia melakukan hal semacam itu. 

"Kau keterlaluan, Shawn. Apakah kau memandangku serendah itu?" tanya Leonora yang matanya masih basah dengan air mata. 

Shawn tertegun saat pertanyaan itu disodorkan oleh Leonora. Nafasnya seperti tercekik dan ia tak bisa menjawab. 

"Di mana kau meletakkan kamera itu, huh? Bagaimana kau akan menghancurkan hidupku lagi? Sungguh, aku hanya ingin kau melepaskanku dari semua kepahitan ini, Shawn. Bukan membuatku semakin kehilangan alasan untuk tetap hidup," lirih Leonora. 

Ia beranjak menjauh dari Shawn. Berjalan menuju area terbuka dan duduk di sana seorang diri. Suasana hatinya yang kacau lantas membuat Leonora tak ingin lagi menatap Shawn. Tetapi untuk pergi pun, Leonora tahu jika dia telah dibawa terlalu jauh oleh Shawn. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang