Malam-malam yang panjang telah Leonora lalui dengan penuh kelegaan. Sehingga di keesokan harinya, pagi-pagi sekali dia sudah terbangun dan bersiap untuk memulai hari sebagai karyawan minimarket dan bukan lagi seorang dosen muda. Aktivitasnya akan berubah sepenuhnya, tapi dia berharap tidak akan ada hari buruk yang akan membuatnya terpuruk.
Seragam yang didapat dikenakan dengan baik. Dia berkaca melihat dirinya yang berpenampilan baru, karena biasanya Leonora harus mengenakan pakaian formal untuk mengajar. Kali ini, dia mengeratkan pakaiannya sebelum bergegas. Tak lupa, masker putih harus menutup rapat setengah wajahnya.
Hampir lupa, topi berwarna coklat muda juga melindungi kepala dan wajah bagian atasnya. Tak hanya berlindung dari sinar matahari yang menyengat, dia juga harus melindungi diri dari orang sekitar yang mungkin mengenalinya.
Wajah sudah tertutup rapat dan dia siap untuk pergi bekerja. Perjalanan di lalui hanya dengan berjalan kaki, tak mungkin taksi karena lokasi minimarket yang ada di ujung gang. Tapi dia tak mengeluh, Leonora melihat sisi baik dari aktivitas berjalan kaki yang akan dimulai sejak hari ini sampai batas waktu yang tak ditentukan.
Ia berjalan santai menyusuri tepian jalan raya. Setidaknya, dengan mengenakan masker dan topi, dia bisa sedikit lega. Sebab akan sukit orang lain mengenalinya jika hampir seluruh wajahnya tertutupi. Langkah Leonora pun semakin cepat dan panjang, dia harus gesit karena pekerjaannya nanti juga mengandalkan kecepatan.
"Kau harus mulai berlatih untuk bergerak cepat." Leonora menyemangati dirinya sendiri.
Hingga tidak terasa ia sudah sampai di minimarket. Sebuah bangunan yang catnya paling baru di antara bangunan lain. Walau terlihat sudah seperti bangunan tua, setidaknya minimarket itu sangat dirawat oleh pemiliknya.
"Selamat pagi," sapanya.
Kali ini, yang menyambut Leonora adalah karyawan lain. Meskipun tak saling mengenal, ternyata karyawan wanita itu tahu siapa Leonora berdasarkan informasi yang diterima. Lantas, Leonora diterima dengan baik dan ramah.
"Selamat pagi. Apakah Anda Leonora? Karyawan baru di minimarket ini?" tanyanya terhadap Leonora.
"Tepat sekali. Ini hari pertama saya bekerja disini. Mohon arahannya."
Gestur tubuh yang masuk kaku dimaklumi oleh senior di minimarket. Karyawan yang menunjukkan keramahannya itu sama sekali tidak memperlihatkan keangkuhan. Lagi, lagi, dia bersyukur untuk keadaan sekarang.
"Mari, ikuti saya," titah karyawan senior.
Ia menyusul seniornya di minimarket. Leonora diarahkan menuju gudang yang ada di bagian belakang. Walaupun melewati lorong dan beberapa ruangan lain yang lampunya redup, Leonora menganggap tempat itu sebagai ruang untuk belajar mengenai bidang pekerjaan baru.
"Disini kamu akan bekerja sebagai pengangkut barang-barang. Kamu sudah tahu, bukan? Dan, disinilah kamu mengangkut dus-dus berisi barang yang akan dipajang di etalase minimarket."
"Oh ya, pekerjaan saya hanya mengangkat dus-dus berisi barang-barang ini saja? Lalu. Yang menata di etalase, siapa?" Ini adalah pertanyaan yang dia lupa tanyakan kemarin sebab terlampau bahagia.
Karyawan senior itu segera memberikan jawaban. "Sudah ada karyawan di bagian itu. Kamu tidak perlu khawatir karena pekerjaanmu hanya mengangkat dus-dus hingga ke bagian depan."
Ia menyimak penjelasan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan. Dia juga dijelaskan berapa banyak dus yang harus diangkut. Dan ternyata, Leonora cukup terkejut dengan jumlah dus yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun tak menentu berapa banyaknya jumlah dus yang harus dikerjakan, tetapi melihat ukurannya cukup membuat Leonora ternganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONSPIRASI CINTA DAN DENDAM (Mengandung Benih Mahasiswa Berandalan) 21++
RandomHancur sudah hidupnya. Setengah usia ia habiskan untuk menderita? Adilkah? Hanya karena tidak sengaja mengotori pakaian seorang pemuda, Leonora tidak menyangka hal itu akan menjadi awal kehancurannya. Berhadapan dengan pemuda seperti Shawn Howard; m...