C22 : Over Thinking

966 48 2
                                    


Happy Reading 📚
__________________________

Arum segera turun dari mobil ketika mereka sudah sampai di halaman luas rumah milik Dokter Tiara, Rama yang tidak diajakpun turut turun dan mengikuti langkah Arum.

“Selamat siang, Non Arum. Mau bertemu dengan Bu Tiara ya, Non?”

Arum yang baru menginjakkan kaki di depan pintu rumah bercat serba putih itupun melemparkan senyum kepada salah satu asisten rumah tangga yang memang ia kenal, sebab ini bukanlah pertama kali bagi dirinya bertamu di kediaman Dokter Tiara. “Iya, Bi. Saya ada janji sama Dokter Tiara.”

“Kalau gitu langsung masuk saja, Non.” Wanita yang tampak berumur itu mempersilahkan Arum dan Rama untuk masuk. “Silahkan duduk, saya panggilkan Bu Tiara dulu.”

Arum dan Rama pun duduk disalah satu sofa panjang yang ada diruang tamu, sedangkan asisten rumah tangga itu berjalan menaiki tangga.

Tak butuh waktu lama untuk Arum dan Rama menunggu, sebab beberapa menit setelahnya Dokter Tiara tampak terlihat menuruni tangga.

“Selamat siang, Arum.” Sapa dokter tersebut.

“Selamat siang, Dok. Mm, maaf menganggu waktunya sekarang, kalau boleh saya mau minta resep obat Bunda sekarang.” Ujar Arum tak enak.

Dokter tersebut tersenyum, “Tidak apa-apa. Tapi kondisi Bu Bianka tidak sedang drop’kan?”

Arum lantas menggeleng, “Bunda baik – baik aja kok, Dok. Kondisinya stabil.”

Dokter Tiara mengangguk, “Syukurlah kalau gitu. Saya sempat kaget waktu kamu bilang mau memajukkan janji temunya. Bersyukur saya masih ada dirumah.”

Arum terkekeh canggung menanggapi hal tersebut, ia sedikit melirik pada Rama yang hanya diam menatapnya datar. “Maaf ya, Dok.”

“Nggak masalah, ayo ikut saya.” Dokter Tiara berjalan terlebih dahulu dan Arum mengikuti dari belakang. Tapi ketika menyadari Rama juga turut mengekor, membuat Arum lantas berhenti sebentar.

“Kamu nggak usah ikut, tunggu disini aja.” Ucap gadis itu pelan dan Rama langsung menuruti tanpa banyak kata.

Ditinggalkan sendiri diruang tamu, Rama hanya bisa termenung diam sampai asisten rumah tangga yang sama menyajikan segelas minuman dan juga cemilan.

“Silahkan diminum, Den.”

“Iya, makasi.” Setelah mengatakan hal itu, asisten rumah tangga tersebut masih belum beranjak, ia justru memperhatikan Rama dengan penasaran.

Rama yang sedikit tak nyaman lantas bertanya, “Ada apa ya, Bi?”

Wanita itu tersenyum, “Den ganteng namanya siapa?”

Dengan enggan, Rama menjawab. “Rama.”

“Oh Den Rama, pasti pacarnya Non Arum ya?” wanita itu terkikik sebentar. “Saya ikut seneng Non Arum punya gandengan. Biasanya kalau Non Arum kesini dia pasti selalu dateng sama temen laki – lakinya. Siapa itu namanya …ohh, Den Kusuma.”

“Iya Den Kusuma. Orangnya ganteng, baik juga. Tapi Den Rama tenang aja, mereka cuma temenan.” Sambungnya lagi dengan terkekeh.

TANYA GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang