C27 : King & Queen

8.8K 334 10
                                        

Happy Reading 📚

Arum melepas topeng wajahnya ketika ia sudah kembali mendudukkan diri di meja tempat ia dan Dela duduk tadi. Acara dansa dadakan itu baru saja selesai, dan Arum memilih cepat - cepat menghindar dari Rama. Ia masih terus saja bungkam selepas Rama mengklaim keterdiamannya sebagai jawaban 'iya' bagi pemuda itu.

Tatapan Arum tampak kosong, pikirannya masih sungsang selepas pengakuan yang ia dengar tadi. Ini semua sangat tidak nyata, Arum merasa seperti ia akan gila saja jika terus memikirkan hal ini.

Beberapa detik setelah Arum telah membuka topeng wajahnya, Dela datang dengan mengeluh. "Huh, apa - apaan coba tadi. Masa pasangan dansa yang aku dapet sok misterius gitu waktu aku tanyain namanya, mana pola gerakannya nggak teratur lagi, sampai keinjek gaun yang aku pakek."

"Kenapa nggak Ega aja coba. Kalau dansa sama Ega'kan pasti bakal romantis, memorable banget pasti." Ujar gadis berkulit putih susu itu, senyum - senyum sendiri.

Tidak mendengar respon apapun dari Arum, membuat gadis itu menatap sahabatnya tersebut. "Rum?"

Tak ada jawaban, Arum tampak sedang melamun. Alis Dela mengernyit, "Arum?"

Arum sedikit tersentak, "Iya?"

"Kamu kok kayak orang linglung sih? Kamu denger nggak tadi aku ngomong apa?" Tanya Dela.

Pelan, Arum menggeleng. "Maaf ya, aku nggak fokus. Tadi kamu ada ngomong apa?"

Dela menghela nafasnya, "Kamu kenapa? Ada masalah ya? Pasangan dansa yang kamu dapet ngelakuin hal nggak pantes sama kamu?" Tanya gadis itu yang sudah over thinking.

Arum segera menggeleng, "Bukan kok, cuma lagi pengen bengong aja tadi." Jawabnya dengan sedikit tertawa renyah.

Dela mengangguk saja, ia tahu Arum berbohong, tapi terlalu menuntut penjelasan juga bukan hal yang tepat bagi Dela. Ia akan membiarkan sampai gadis itu sendiri yang mau bercerita padanya.

"Itu tadi pasangan dansa yang aku dapet agak rese. Sok misterius, mana tadi gaun aku dia injek lagi."

Cerita Dela membuat Arum terkekeh, "Emang siapa? Kamu nggak tanya namanya?"

"Nggak, waktu aku tanya dia nggak mau ngasih tau."

"Tapi kamu nggak apa - apa'kan? Gaunnya juga nggak sobek'kan?"

"Untungnya sih nggak apa - apa. Cuma ujung gaunnya aja yang sedikit kotor. Nih, coba liat." Dela menunjukkan untaian dressnya yang kotor dengan wajah kesal.

"Nggak begitu keliatan kok. Yang penting kamunya nggak kenapa - napa."

Dela mengangguk, ia duduk dengan tegap. "Aku harus ngerubah mood, rugi besar kalau moodku jelek terus sampai acara prom-nightnya selesai."

Arum terkekeh melihat perubahan ekspresi wajah Dela.

"Oh iya, pasangan dansa kamu siapa tadi?"

Arum berpikir cepat, tidak mungkin jika ia jujur dan mengatakan bahwa Rama yang menjadi pasangan dansanya. Arum tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Dela nantinya.

"Anak IPS, namanya Arfan." Arum bahkan tidak kenal dan tidak tahu apakah ada siswa IPS bernama Arfan atau tidak.

"Arfan? Asing banget namanya, nggak pernah denger aku."

Arum sejujurnya agak panik, "Mm, dia anaknya kutu buku gitu, dia juga bilang kalau temen sejurusannya banyak yang nggak kenal sama dia."

Mulut Dela membentuk huruf 'O' sembari mengangguk. "Oh iya, abis ini acara makan malam dulu'kan ya, abis itu pengumuman Queen-King Promnight 'kan?"

TANYA GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang