Kini pesawat yang Arya dan Arka tumpangi telah sampai dengan selamat, bahkan keduanya telah duduk disebuah cafe sembari menunggu Arland yang membawa nampan berisi dua kopi dan satu jus dengan beberapa cemilan.
Arya mengadu jika dirinya merasa lapar, namun sayangnya Arland dan Arka tidak membawa cemilan sama sekali.
Arya memakan makanannya dengan semangat sampai habis tak tersisa sedikitpun. Arland melihat Arya dengan serius sembari memasukkan beberapa kentang kedalam mulutnya.
"Sudah kenyang?" Tanyanya pada Arya, arya mengangguk dan kini tatapan nya beralih ke arah arka yang menatap keluar jendela cafe dengan tatapan serius.
"Bang?" Panggil Arya, membuat Arka mengalihkan pandangannya dengan tatapan bertanya tertuju kepada Arya.
"Bagaimana keadaan paman dan Tante?" Arka menatap tak suka dengan pertanyaan Arya membuat wajah nya tampak kesal Dimata Arland dan Arya. Arland sedikit menyenggol lengan Arka memberikan peringatan untuk tidak emosi di tempat umum.
"Mengapa kau menanyakan mereka?" Tanya Arka dengan emosi yang tertahan.
"Aku ... Cuman mau tau kabar mereka aja," ujar arya takut takut, dirinya menatap Arka yang saat ini ingin marah.
"Itu bukan urusanmu–"
"Jangan sakiti mereka ... Mereka juga saudara kita, setidaknya laporkan saja ke pihak berwajib, bang ...." Arka semakin menatap tak suka dengan adiknya.
"Jangan mencampuri urusan Abang, Arya!" Arland yang mengerti suasana segera melerai keduanya.
"Udah, kalian jangan bertengkar. Abang mau ke kasir kalian tunggu disini." dirinya segera berjalan untuk membayar makanan mereka ke kasir.
Sekembalinya Arland, Arland segera mengajak sikembar untuk segera bangkit dan mereka akan segera menuju ke tempat kakek.
"Sudah jangan bertengkar, bertengkar gak menyelesaikan apa apa!" Setelah mendengar hal tersebut Arka bangkit meninggalkan kedua remaja yang kini terjebak pada pikiran masing masing.
"Bang Arland ... Arya salah ya?" Tanya Arya wajahnya tertunduk lesuh mengetahui sang Abang yang tampak kesal.
"Gak, kamu gak salah. Yok kita pergi kerumah kakek." Arya mengangguk dan segera pergi menyusul Arka.
Didalam taxi keadaan suasana begitu hening dan canggung, sesekali Arland melirik kearah Arka dan Arya hanya sekedar membaca mimik wajah mereka yang tampaknya seorang Arka masih merasa kesal terbalik dengan Arya yang menundukkan wajahnya merasa bersalah.
"Arya, mau beli sesuatu? Kita bisa singgah sebentar," Arland membuka perbincangan membuat Arya menoleh dan mengangguk singkat.
"Arya mau beli roti kesukaan kakek," Arland yang mengerti kembali membalas anggukan, sehingga suara nada dering dari ponsel mengisi kembali kecanggungan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins (On Going)
Teen Fictionmenceritakan seorang remaja kembar yang memiliki sifat bertolak belakang. Arkanza zanendra arfair = remaja SMA yang berumur 15 tahun memiliki sifat dingin, cuek terhadap sekitar dia gak peduli apa yang terjadi padanya, egois suka mengekang sang kemb...