Seorang pemuda kini tampak begitu rapi dengan setelan pakaian sekolah, dirinya berjalan menuju meja makan dengan makanan yang sudah terlihat di atas meja tersebut beserta seorang pria yang tengah menyesap kopinya.
Daren duduk dan menyantap rotinya tersebut dalam diam, sampai roti tersebut habis dan bergantian dengan susu yang ada di genggamannya.
"Dad, kapan Arya pulang?" Tanya Daren sembari menyesap sedikit susunya yang hangat itu.
"Daddy tidak tau Daren," jawab Darlic singkat, hal tersebut mengundang tatapan heran dari luke yang baru saja sampai dan ingin langsung duduk untuk menikmati sarapannya.
Seusai sarapan pagi, masing masing dari mereka mengisi kegiatan dengan kesibukan tersendiri begitu pula dengan daren yang sudah berada di kelas dengan kepala yang bertumpu diatas tumpukan ttangannya.
Daren memainkan handphonenya asal, berniat untuk melakukan panggilan pada arya. Panggilan video terhubung membuat garis bibir tersebut mengembang menampilkan senyuman.
"Arya! Kapan lo pulang kesini?" Sapa daren antusias, membuat Arya yang berada di sebrang sana merasa senang.
"Kata bang Arka sih siang ini bakal berangkat, mungkin sampainya nanti malam!" Jawab Arya tak kalah antusias.
"Baiklah, gue bakal jemput Lo ke bandara, kabarin gue kalau udah sampai!" Senyuman diantara keduanya tak luntur, mereka benar benar menunjukkan bahwa ingin melepas rindu dengan leluasa.
"Bang Kenzie gimana, dar? Gue gak liat dari tadi," tanya Arya.
"Semenjak Lo pergi ke china, bang Kenzie jarang ke kelas. Paling gue yang kekelas dia ...." Tak lama bell masuk telah berbunyi membuat Daren mengharuskan untuk pamit ke Arya.
"Yah ... Udah masuk! Padahal gue masih kangen sama Lo," dengus Daren.
"Gak apa, nanti malam kita bakal ketemu!" Daren yang mendengar hal tersebut menjadi senang, melupakan dirinya yang tadi sempat merasa kesal.
"Baiklah, gue tunggu!" Arya mengangguk dengan disusul akhiran dari panggilan video tersebut.
Guru memasuki ruang kelas, membuat seisi kelas yang tadinya ribut kini hening menjadi tertib.
°•°•°
Pagi menjelang siang, Arya kini sedang menggelayut manja dengan sang kakek. "Kakek, ayolah kita ke indo bareng!"
"Tidak bisa Arya, siapa yang mengurus mansion ini jika kakek pergi?" Jawab sang kakek lembut.
Arya menghela nafas, "kan ada bibi sama paman yang berjaga dan bertugas nantinya,"
"Tetap saja kakek juga harus melihat mereka," tangan fernan terangkat mengelus Surai rambut Arya.
"Aish! Kakek banyak alasan, bilang saja kalau kakek tidak mau ikut!" Arya berlalu pergi dengan kekesalan yang dirinya bawa. Fernan hanya bisa menggeleng kepala melihat sang cucu yang merajuk begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins (On Going)
Novela Juvenilmenceritakan seorang remaja kembar yang memiliki sifat bertolak belakang. Arkanza zanendra arfair = remaja SMA yang berumur 15 tahun memiliki sifat dingin, cuek terhadap sekitar dia gak peduli apa yang terjadi padanya, egois suka mengekang sang kemb...