BAB 7(DARI AYAH)

20 7 3
                                    

Sesampainya di mansion, aini dan girta pergi kekamar masing-masing untuk mandi, lalu melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.
Ketika aini selesai mandi aini langsung memasak makan malam, setelah itu aini langsung membereskan mansion tersebut.

Ketika mendengar suara mobil di garasi, aini langsung menyiapkan lauk dimeja.gilang, stasa, remon,alderion, dan girta langsung duduk dikursi masing-masing.

Ketika selesai makan, aini langsung membereskan meja,ketika hendak mencuci piring diwastapel girta langsung membantu nya aini sudah menyuruh girta untuk pergi ke ruang tamu, tapi girta tetap menggeleng.

Ketika selesai mencuci piring dan melap meja alderion datang kedapur.

"Lo berdua dipanggil ke ruang tamu".ucap alderion langsung pergi. Girta menatap aini lalu mengingat kesalahan nya hari ini, karena jika aini dipanggil pasti karena ada masalah.

Kemudian girta ingat bahwa hari ini girta bolos sekolah. Ketika aini hendak pergi ke ruang tamu girta menghentikan langkah aini.

"Ni lo naik aja ke kamar,gw mohon dengarin gw kali ini,biar gw yang hadapi opa, papa dan om remon".ucap girta dengan menatap aini sendu.

Aini langsung paham kenapa dirinya dipanggil ke ruang tamu.aini menggeleng dan tersenyum, aini sebenarnya ketakutan, luka semalam belum sembuh dan mungkin opanya nanti pasti akan memukul nya kembali.

Aini merasa bersalah karena jika dia tidak hilang tanpa kabar, maka girta pasti tidak bolos sekolah. Aini menggenggam tangan girta dan pergi keruang tamu.

Aini sudah siap merasakan kembali kemarahan opanya itu.ketika sampai di ruang tamu aini dapat merasakan kemarahan opanya itu melalui cara pandang opanya melihat dirinya.

Plakkk
Plakkk
Plakkkk
Plakkk
Plakkkk

Darah segar keluar dari bibir bahkan dari hidung aini, bahkan darah banyak berjatuhan dilantai. Aini diam,dan dia tidak boleh menangis dihadapan girta, agar girta tidak merasa bersalah.

Girta langsung kaget, dan ketika opanya hendak menampar kembali aini, girta langsung menghentikan tangan opanya itu.

"Girta yang bolos bukan aini, jadi girta yang dapat hukuman dan bukan aini".ucap girta menahan amarahnya.girta langsung membawa aini ke kamar gadis tersebut.

Ketika sesampainya dikamar aini, girta langsung mengobati luka aini, ketika hendak membersihkan darah segar yang tidak berhenti keluar tersebut aini langsung menghentikan tangan girta.

"Gir gw pengen sendiri, aini mohon gir, aku mohon kamu keluar aku pengen sendiri".ucap aini menatap girta. Girta kemudian mengangguk, dia harus memberikan waktu sendiri pada aini.

Setelah kepergian girta, aini langsung pergi ke kamar mandi, dan menyala shower membiarkan air itu menghapus darah segar aini. Aini duduk dilantai dengan air masih menyala. Aini kesakitan tapi tak sebanding dengan tatapan opanya kepadanya.

"Bu, aini rindu ibu, ayah sama abang gak sayang lagi sama aini hiks ibu dimana, nenek sama kak rangga hilang kabar sudah 5 tahun, sekarang aini hanya punya girta,hati aini sakit bu, dengan perlakuan opa, ayah dan om stasa".ucap aini menangis.

......
Sesampainya di ruang tamu, girta menghampiri opanya,dia ingin bertanya dari mana opanya tau dia bolos.

"Opa girta mau nanya, dari mana opa tau kalau girta bolos sekolah".ucap girta menahan amarahnya, sebenarnya ingin sekali girta menonjok pria tersebut tapi dia adalah opanya.

Gilang meletakkan berkasnya, lalu menatap girta cucunya itu dengan kemarahan yang sedang cucunya pendam itu.

"Alderion yang bilang, jika seandainya alderion gak bilang kamu akan terus bolos, jadi jik...".gilang langsung menghentikan kalimat nya karena girta langsung pergi kelift.

Girta masuk kekamar alderion, dia dapat melihat alderion sedang vc bersama seyla. Girta langsung mengambil ponsel alderion lalu melempar nya ke sembarang arah, bahkan ponsel alderion langsung terpecah.

"Lo apa-apan, lo berani banget lempar hp gw seenaknya".ucap alderion menarik kerah baju girta. Girta langsung menarik kembali baju alderion.

"Ini semuanya karena ulah lo, gara-gara lo saudara kembar lo menderita, bahkan luka semalam belum sembuh tapi opa udah nambah luka lagi".ucap girta menonjok muka alderion.

Alderion tidak tinggal diam, alderion langsung membalas kembali pukulan girta lalu tertawa miring.

"Kenapa lo nyalahin gw, seharusnya yang harus disalahkan itu lo, jika seandainya lo gak bolos dia gak bakal dipukul lagi".ucap alderion.

Girta tersadar lalu pergi kekamarnya lalu duduk disofa. Girta menangis, karena gara-gara dia aini harus mengalami luka semalam lagi.

Girta kemudian mengambil ponsel nya.
Girta teringat ucapan aini tadi siang ketika ditaman, aini ingin bertemu sepupunya itu yaitu RANGGA

"Bang, gw mau ngelapor, malam ini lo harus nyiapin helikopter didekat mansion, opa semakin kurang ajar".ucap girta sebenarnya girta tidak ingin mengambil keputusan ini, tetapi ini hanya lah satu-satunya jalan keluar nya.

"Oke".ucap pria tersebut.
Girta duduk disofa lalu melihat apakah opanya, Ayah-nya, remon sudah tidur agar ia dapat membawa aini dengan mudah.

.....
Girta pergi kekamar aini, girta membuka pintu kamar aini, lalu girta membangun kan wajah pucat aini. Girta sudah membangun kan aini beberapa kali, tetapi aini tidak menyahut.

Girta semakin panik, karena jika aini dibangun kan aini pasti langsung bangun, tetapi ini berbeda. Girta langsung membawa tubuh gemetar aini ke mobilnya bahkan wajah pucat serta badan yang dingin membuat girta semakin tidak berdaya.

Girta hendak pergi ke mobilnya tetapi suara langkah langsung menghentikan langkahnya.
Girta melihat kebelakang nya lalu melihat remon yang menghampiri nya.

"Kamu kemana malam-malam begini bahkan membawa gadis pembawa sial tersebut, turun kan dia, nanti dia semakin manja".ucap remon girta langsung terkejut ayah macam apa dia yang tidak mengkhawatirkan putrinya sendiri darah daging nya sendiri.

"Gak om, tubuh aini gemetar,tubuhnya juga dingin bahkan wajah aini pucat mungkin aini kehilangan banyak darah om, girta mohon tolong ijinin girta aini sedang sakit om, aini juga darah daging om juga kan".ucap girta agar remon menyetujui perkataan nya tetapi remon menggeleng.

Girta langsung pergi, dan menghiraukan remon yang sudah berteriak, bahkan gilang stasa dan alderion langsung datang keruang tamu ketika mendengar teriakan remon.

Girta membawa aini kerumah sakit milik keluarga rangga agar aini aman. Girta menghubungi rangga. Girta mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya dirumah sakit girta dapat melihat rangga beserta dokter sebanyak-banyaknya berbaris dipintu rumah sakit tersebut. Girta langsung menghentikan mobilnya dan membawa aini ke brankar.

Ketika hendak membawa aini ke ruangan ICU
Seseorang menarik kembali brankar yaitu remon."saya ayahnya, jadi saya yang berhak atas aini, jadi saya akan membawa aini pulang".ucap remon menatap keponakan nya rangga.

Remon terkejut ketika banyak dokter berbaris dipintu rumah sakit bahkan ada rangga keponakan nya, dia semakin takut jika rangga memberitahu dunia tentang kesehatan aini, maka itu akan berdampak buruk ke perusahaan nya.

Rangga terkejut, ia tau kalau om nya itu pasti tidak akan menyetujui aini dibawa kerumah sakit. Rangga langsung mengedipkan mata nya kearah orang yang berpakaian serba hitam sekitar 50 orang untuk menghentikan remon dan juga alderion.

"Maaf om kalau aku kurang ajar tapi om udah keterlaluan dengan membuat adik rangga kayak gini, bahkan om gak mencoba menghentikan opa gilang agar tidak memukul aini".ucap rangga, membuat remon terkejut dari mana ponakan nya itu tau.

Rangga mengetahui semuanya setelah mendengar ucapan girta di ponsel nya. Rangga sebenarnya dapat menghubungi aini atau menemui adik nya itu tetapi dia tidak ingin aini terluka ketika aini jumpa dengan rangga. Rangga tau seperti apa om nya itu.

Hai teman-teman, mohon bantu sharekan dan kasih vote nya ya supaya aku tambah semangat, terima kasih. Semoga Tuhan memberkati kalian dimana pun berada,
Baybayy

kalainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang