Contract Marriage

38. Anjing Gila

Disinilah nagato sekarang. Di hadapan duchess yang sangat kecil dibandingkan tubuhnya. Duchess hanya sebatas rusuknya. Dia bahkan sempat berpikir bahwa duke menikahi anak dibawah umur. Karena tubuh kecil sakura seperti anak remaja perempuan berusia 10 tahun. Dia harus menunduk ketika bertatapan dengan duchess, lehernya sakit menunduk terus menerus. Seperti menangkap seekor anak kelinci yang tersesat. Mata hijau yang cerah seperti kunang-kunang. Pada saat ini dia tidak menyangka memiliki saudari selucu ini. Terlebih mengingat dia pernah bertemu beberapa saudarinya yang memperlakukannya seperti sampah.

"Salam saya nyonya. Saya nagato yang akan mengawal nyonya mulai hari ini."

Sakura memperhatikan dengan seksama penampilan nagato. Pria itu mirip sekali dengan kaisar terdahulu. Wajahnya yang begitu tirus dengan alis menukik, rahangnya sedikit lebih lancip dengan bola mata biru. Perawakannya sedikit galak karena ada bekas luka di alisnya hingga matanya. Mungkin bekas berperang. Hanya rambutnya yang berbeda. Dia mengangguk lirih. Laki-laki itu adalah kakaknya. 

Mereka adalah keturunan haram dari kaisar. Perjalanan hidup mereka bertahan hidup sukar untuk dibahas. Bagaimanapun mereka menjalani hari-hari sejak kecil dalam penderitaan.

"Terimakasih sir nagato." 

Begitulah perkenalan sesaat dua saudara tiri tersebut terjalin. Nagato menjalani tugasnya dengan baik, layaknya anjing penjaga yang berkeliaran disekitar duchess.

Tak heran bila orang-orang mendapati anjing gila perang yang berjaga disamping duchess ketika sang nyonya rumah sedang berbelanja. Sang duchess bebas berkeliaran di ibukota. Mencoba banyak coffee shop, salon dan berpartisipasi di pesta kebun bangsawan.

Baik dari kalangan bangsawan dan rakyat jelata jelas mengenal anjing gila perang milik duke utara. Anjing yang begitu setia pada tuannya selama bertahun-tahun meskipun di tempatkan di medan perang.

Beberapa hari setelah kedatangan nagato.  Pesta ulangtahun permaisuri telah diumumkan. Nagato mengambil alih protokol keselamatan duchess selama pesta dilaksanakan. Pesta ini cukup ketat. Semua senjata di haramkan. Para pengawal hanya diperbolehkan berjaga dalam radius 5 meter. Maka dari itu nagato tidak berada tepat di samping duchess.

Mengingat tuannya, nagato melakukan protokol duchess layaknya protokol keselamatan kaisar. Tidak ada yang lengah, bahkan jika itu semut sekalipun yang lewat. Semua mata dibawah naungan uchiha hanya berfokus pada satu titik, sang duchess.

Penjagaan duchess dilakukan secara diam-diam. Ini juga merupakan nasihat duke sebelum dia kembali ke ibukota. Duchess sangat tidak suka dengan pengawalan ketat karena duchess menghindari rumor yang bisa menyebar cepat bagaikan angin. Maka dari itu menurut pendapat nagato, rumor adalah harga mati. Dia tidak akan membiarkan rumor apapun yang menjatuhkan reputasi nyonya rumah.

Sakura telah turun dari kereta resmi uchiha. Dia dengan gaun biru tua yang sesuai dengan warna dasar yang turun temurun menjadi warna resmi uchiha. Gaunnya bertaburkan berlian kecil disepanjang dadanya nampak berkilau indah. Lalu bagian pundaknya dilapisi kain tipis yang menujukkan tulang selangka. Rambutnya disanggul pendek sehingga wajah kecil duchess semakin menonjol. Dia berjalan beriringan dengan lady temari yang menunggunya di samping pilar, gadis itu terlihat lebih menawan dengan gaun merahnya yang menyala diantara kerumunan orang.

Istana utama di desain dengan gemerlap warna yang elegan, tema pesta didominasi oleh warna merah dan hitam. Sangat cocok dengan kepribadian permaisuri karin yang menantang.

Sejak memasuki aula pesta. Tidak sejengkalpun pandangan nagato beralih dari duchess. Matanya menghunus tepat pada keberadaan duchess ditengah kerumunan pesta. Dia benar seperti anjing penjaga yang tidak membiarkan duchess bergaul dengan satu pria. Setiap kali pria mendekati duchess, mata merah nagato seperti siap mengonggong dan mencabik-cabik lawannya. Maka dari itu tak ada seorang pria yang bertahan di dekat duchess.