Perjalanan yang seharusnya ditempuh paling cepat selama 5 hari, ditempuh oleh sang duke dalam dua hari. Keringatnya bahkan sudah kering basah kering dan basah lagi, tapi dia tidak peduli. Dia terus memacu kuda berbelok ke mansion. Dia masuk tanpa hambatan. Para penghuni mansion menyambutnya yang melompat dari kuda yang hampir mati karena dehidrasi. Untung saja para pengawal segera mengatasinya. Sedangkan sasuke langsung menyerbu kelantai dua.
Dia mendobrak pintu kamar, melihat istrinya yang masih terbaring. Dadanya naik turun, seberapa cepatpun dia datang, istrinya masih belum sadar. Ketika dia melihat kearah kepala pelayan, pria tua itu hanya menggeleng lemah. Diikuti oleh jajaran dokter yang menunduk ketakutan.
"Keluar."
Tanpa perintah dua kali. Semua orang menjauh dari ruangan tersebut. Kakashi sebagai orang terakhir yang keluar, menutup pintu dan menguncinya. Dia harus memberikan pasangan uchiha tersebut ruang. Mungkin saja duchess akan bangun bila mendengar suara duke.
Sasuke perlahan mendekat, dia melepaskan zirah perangnya pelan-pelan. Dia bertelanjang dada. Mendudukkan diri di tepi ranjang. Menggenggam tangan istrinya yang dingin. Ketika rasa dingin itu menjalar kepembuluh darahnya, dia tau bius itu bukanlah bius biasa. Itu adalah racun.
Banyak orang yang tidak mengetahuinya, racun itu tidak menunjukkan tanda-tanda yang pasti pada bagian luar tubuh tapi pembuluh darah istrinya akan membengkak seolah tersumbat. Karena dia pernah mengalaminya.
Fokus sasuke. Sedikit saja kau melakukan kesalahan, kau akan kehilangannya.
Sasuke tidak boleh gegabah. Sekali saja dia panik, itu akan membahayakan istrinya. Dia tidak boleh memperburuk keadaan istrinya.
Beri aku ketenangan, istriku.
Sasuke mengontrol nafasnya, berusaha tetap tenang di kala panik yang belum reda. Dia mencium dahi istrinya penuh kasih sayang, guna mencari ketenangan. Itu cukup efektif meskipun dadanya masih bergemuruh, kalut.
Pelan-pelan dia membuka gaun tidur istrinya. Dia masih berusaha mengurangi kekhawatirannya. Dia meraih pembuluh darah istrinya dari leher hingga ke dada, mencari titik gumpalan darah istrinya dengan menekan telinganya pada bagian tubuh sakura. Cukup lama dia mencari, mencari dan mencari. Diiringin dentingan jam dan nafasnya yang memburu, membuat kepalanya berbisik yang tidak-tidak.
Ketemu.
Ditengah-tengah kecemasannya, dia konsentrasi penuh. Dia menyilangkan dua jari telunjuknya di area dada sakura, menekan titik penting disana dalam sekali dorongan.
"Arghh... Hhk!"
Sakura yang awalnya terbaring seperti orang mati, terbangun dengan memuntahkan darah yang tak kunjung berhenti keluar dari mulutnya. Semua syaraf sakura yang awanya tegang kini melunak, pembuluh darahnya kini berjalan lancar. Begitu juga detak jantungnya yang berangsur kembali. Wajahnya masih membiru namun perlahan akan kembali normal.
Tak pernah sasuke selega ini, dia memeluk istrinya, membiarkan sakura muntah di tubuhnya. Dia memijat tengkuk istrinya dan tak lepas menciumi pelipis sakura.
Syukurlah.
Syukurlah.
Syukurlah.
"Kau kembali." Sasuke menghembuskan nafas lega. Dia mengelus surai sakura pelan. Dengan aura yang dia miliki racun yang bercampur dari darah sakura menghilang begitu saja seakan diterbang angin.
"Sasuke. Sasuke."
"Ya. Aku disini." Bujuk sasuke mengeratkan pelukannya. Dia membawa sakura dalam pangkuannya. Hingga tangis sakura pecah di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Roman d'amourGenre : Mature, Hurt, Romance, Historical Disclaimer : Tokoh milik Masashi Kishimoto Uchiha Sasuke x Haruno Sakura Pernikahan kontrak? Sejujurnya sakura meragukan hal ini tapi apa bisa sakura menghadapi takdirnya jika saja dirinya tidak melakukan ko...