Cerita BL dewasa bergenre fantasi kolosal yang akan membawamu ke dunia fantasi di masa lampau.
Tentang dua orang pangeran yang terlahir di kerajaan Ananta. Putra Mahkota Ukino dan Kesatria terbaik Semino. Dua bersaudara itu menjalani kehidupan kepan...
Chapter ini akan memuat banyak lompatan plot, mohon dibaca perlahan.
Komentari typo agar segera author perbaiki.
Silahkan asah imajinasi kalian.
Ilustrasi yang disediakan hanya gambaran umum, tidak konsisten dan bukan acuan utama
Selamat membaca...
Semoga suka
jangan lupa komen
love billar
SELAMAT DATANG DI ABARIA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari Saat Acara Perkenalan Ukino
"Selamat pagi pangeranku..." Bisik Sakti ke telinga Bharatta yang masih tertidur.
Sang Putra Mahkota mengucek mata lalu duduk di ranjangnya. Dia menguap, tampak mengantuk dan benar-benar menggemaskan. Rambutnya berantakan, pipinya merah, dan jubah tidur longgar yang dia pakai membuat Sakti fokus ke dada mulus sang pangeran yang terpampang nyata.
"Ibadah?" tanya Bharatta yang tampak malas.
"Ya... matahari hampir terbit" ucap Sakti dan memberikan handuk ke Bharatta "Kita harus ibadah pagi walaupun Raja, Ratu dan Putri tidak ada"
"Kak Permata sudah sampai Ananta?" tanya Bharatta yang berdiri sempoyongan dibantu Sakti.
"Harusnya sudah sampai" ucap Sakti dan membuka pintu kamar mandi.
"Dingin Saktiiii" Keluh Bharatta yang berjalan lemas ke kamar mandinya.
Sakti melingkarkan lengan besarnya di pinggang kecil Bharatta lalu dia gendong sang pangeran ke kolam air hangat agar lebih cepat. Bharatta melepas jubah tidurnya dan Sakti mengalihkan pandangan agar tidak melihat lekuk tubuh calon raja Abaria itu. Bharatta masuk ke air hangat dan mengusap tubuhnya dengan ramuan pembersih yang sudah Sakti sediakan.
"Kau sudah mandi?" tanya Atta.
"Sudah" jawab Sakti yang masih mengalihkan pandangan dari Bharatta.
"Yakin? Sini kucium" Bharatta memanggil Sakti dan sang pengawal mendekat. Sakti jongkok agar kepalanya setara dengan kepala Bharatta yang sedang berendam di kolam. Sang pangeran menghirup ubun-ubun rambut Sakti yang sudah tersisir rapi.